Mari menjaga nama kuliner Aceh/Let us appreciate the culinary Aceh name (bilingual)

Apam atau kue serabi dan Apam Aceh adalah kuliner Khas Aceh yang dibuat dengan adonan yang sedikit berbeda, Apam Aceh dibuat dari campuran Tepung Bras, Gua Pasir, Ragi Instan, Baking Powder, Santan dan Garam.

the pancake or the Apam Aceh is typical of Aceh culinary made with slightly different dough, Aceh flower is made from a mixture of Bras Flour, Sand Cave, Instant Yeast, Baking Powder, Coconut and Salt.

Apam cendrung di buat dalam prosesi acara keagamaan serperti Maulid Nabi, menyedekahkan untuk ke Masjid-masjid di hari Jum'at dan sebagainya.

Apam tends to be made in religious ceremonies like Maulid Nabi, giving to mosques on Friday and so on.

Timphan, kuliner yang satu ini sepertinya hanya ada di Aceh, Timphan dibuat dari campuran, epung beras ketan Pisang Gula pasir, Garam, Kelapa parut yg udah dikukus, Buah nangka matang, Daun pisang yg paling muda untuk embungkus. Lalu dikukus.

Timphan, this one culinary seems only in Aceh, Timphan made from a mixture, glutinous rice glutinous rice, Sugar, Salt, Grated Steamed Coconut, Jackfruit Fruit, Leaves the youngest banana to embrace, Then steamed.

Timphan umumnya dibuat di hari raya dan sebagai menu berbuka puasa di Bulan Ramadhan dan mudah juga ditemukan di warung-warung kopi di Aceh.

Timphan is generally made on holidays and as a break-fast menu in the month of Ramadan and easily found in coffee shops in Aceh.

Nah, mari kita Rakyat Aceh untuk selalu menjaga nama baik kedua kuliner ini dengan tidak mengindentikkan dengan apapun yang bersifat kurang baik, baik itu untuk menyebutkan hal-hal yang memalukan atau menggunakan sebagai inisial untuk menghina orang lain.

Well, let us the Aceh People to always keep the good name of these two culinary by not identifying with anything that is not good, either to mention the things that are embarrassing or use as initials to insult others.

Hanya Bangsa yang mulia yang mampu menjaga marwah bangsanya dalam bentuk apapun termasuk pada makanan yang memakannya dengan menyebut asma Allah, Mari menjaga budaya agar tidak menjadi olok-olokan.

Only the noble Nation is able to keep the nation's marwah in any form including the foods that eat it by calling Allah's asthma, Let's keep the culture not to be a mockery