Ini adalah bukti pinjaman nasional kepada rakyat ACEH untuk membeli pesawat Dakota RI-001 Seulawah.
Atas nama:
Alm. TGK.H.BERDAN WALAD
KAB : BIREUEN
KEC : JULI
KAMPUNG: JULI TGK.DILAMPOH
Beliau juga salah satu pejuang veteran.
Selain Nyak Sandang, Warga Nagan Raya juga Warisi Surat Obligasi Utang Beli Pesawat.
SUKA MAKMUE - Amrin Husen (78) bersama istrinya Nurjannah (70), warga Desa Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya, kini masih menyimpan surat obligasi sumbangan dari orangtuanya Husen alia Si Sein.
Kabarnya, orang tuanya ikut menyumbangkan harta demi membeli pesawat udara jenis Dakota setelah Indonesia merdeka.
Ditemui Serambinews.com di rumahnya, Jumat (30/3/2018), ia memperlihatkan surat yang diteken oleh Bupati Aceh Barat pada masa itu, tertanggal 28 Juli 1950 atas nama Si Sein, yang bertempat tinggal di Peuleukoeng, Ketjamatan Seunagan, dengan jumlah pinjaman sebesar Rp 100, dengan keterangan pinjaman nasional.
Surat itu masih ia simpan hingga saat ini, karena surat tersebut merupakan warisan ayahnya Husen yang sudah dititipkan sejak peristiwa DI/TII terjadi di Aceh. "Saya kurang ingat tahun berapa surat ini diberikan kepada saya oleh orang tua saya dulu. Saya hanya diminta untuk menyimpan baik-baik surat ini," kenang Amrin. 
Sumber: Serambi Indonesia
Kembali Bertambah, Warga Aceh Barat Perlihatkan Surat Obligasi Pesawat.
MEULABOH - Surat obligasi pesawat kembali diperlihatkan di Aceh Barat setelah sebelumnya sebanyak 5 lembar.
Surat terbaru dimiliki ahli waris Lemcut Zaini cucunya dari Seiman warga Pasi Aceh Kecamatan Woyla Aceh Barat dengan nominal Rp 100.
Anggota DPRA Zaenal Abidin mengatakan surat obligasi yang ditemukan di Aceh Barat terus bertambah. "Surat terbaru dikantongi cucu dari Seiman dengan nilai Rp 100," kata Zaenal, Jumat (30/3/2018). Sebelumnya surat obligasi di Aceh Barat muncul setelah heboh pascapemberitaan surat obligasi milik Nyak Sandang (91) warga Aceh Jaya dengan nominal Rp 100 sehingga dijamu khusus oleh Presiden Joko Widodo.
Di Aceh Barat surat obligasi sebanyak 5 lembar kini dikantongi oleh lima ahli waris adalah A Mukti nominal Rp 4.600, Maksun Rp 4.500, Lina Rp 1.500, Tarmizi Rp 800 dan M Syakur Rp 100.
Sumber: Serambi Indonesia
