Isu Pencemaran Lingkungan di Banda Aceh

in aceh •  7 years ago  (edited)

Dalam beberapa tahun terakhir, Banda Aceh telah dianugerahi banyak penghargaan di bidang lingkungan dan perencanaan kota. Hal ini misalnya terlihat dari penghargaan adipura yang didapatkan 9 kali berturut-turut. Selain itu, Banda Aceh juga mendapatkan banyak penghargaan dalam bidang perencanaan pembangunan serta pembangunan infrastruktur dari berbagai lembaga dan kementerian. Banda Aceh juga menjadi kota percontohan dalam pembangunan infrastruktur mutakhir, misalnya TPA sanitary landfill yang hanya ada di beberapa kota di Indonesia, pengolahan metana menjadi energi dan lain-lain. Sekarang Banda Aceh bahkan telah dipilih sebagai kota pilot project APEC untuk pembangunan model kota rendah emisi.

Meskipun demikian, tidak berarti Banda Aceh telah terbebas dari masalah polusi. Permasalahan pencemaran lingkungan di Kota Banda Aceh tetap menjadi isu mengingat polusi meningkat seiring dengan makin tingginya aktifitas perkotaan.

Saat ini, jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi yang baik di Banda Aceh baru mencapai 84%. Untuk standar aceh dan Indonesia, hal ini cukup banyak. Tapi di sisi lain, hal ini menunjukkan bahwa ada cukup banyak rumah tangga yang berpotensi mencemari lingkungan akibat imbas dari akses sanitasi yang belum maksimal. Selain itu, masih rendahnya persentase pengolahan air limbah menyebabkan tingginya potensi pencemaran air dan merusak lingkungan. Pembuangan air limbah domestik tanpa pengolahan mencemari sungai sehingga menyebabkan sungai kotor dan bau.

image

Banda Aceh juga masih memiliki masalah polusi udara. Sebenarnya polusi udara di Banda Aceh masih dalam tahap baik. Namun, ada kecenderungan meningkatnya polusi udara akibat makin padatnya lalu lintas. Hal ini diakibatkan oleh masih tingginya penggunaan kendaraan pribadi serta belum dapat diandalkannya sistem BRT Transkutaraja yang saat ini baru beroperasi pada dua koridor serta pembangunan infrastrukturnya yang masih berjalan.

Belum berjalannya perawatan drainase di beberapa area di kota juga membuat selokan penuh sampah. Selokan di beberapa bagian kota masih terbuka sehingga kadang-kadang mengeluarkan bau yang mengganggu. Hal ini dapat dilihat di sistem drainase kawasan pemukiman dan pasar. Keberadaan sampah bisa merusak drainase yang berakibat buruk pada kualitas lingkungan sekitar.

image

Banda Aceh juga masih mengalami pencemaran dari lingkungan kumuh dan area pasar. Pencemaran dari kawasan-kawasan kumuh disebabkan oleh pembuangan sampah ke sungai. Sementara itu, di kawasan pasar masih mudah ditemukan sampah-sampah yang berserakan akibat tidak disiplinnya penjual dan pembeli. Padahal, cakupan pengumpulan sampah cukup tinggi dan frekuensi truk pengumpul sampah sudah sangat teratur. Selain itu, truk sampah di Banda Aceh juga sudah ada yang berstandar eropa. Pengelolaan sampah memang tidak bisa sepenuhnya pada pemerintah. Ada partisipasi masyarakat disana. Tantangan terbesar adalah mengubah budaya membuang sampah yang masih buruk.

image

Permasalahan lainnya yaitu polusi tanah yang terjadi akibat on site sanitation system yang pembangunannya tidak terawasi dengan baik. Warga Banda Aceh membuat sistem sanitasi on site yang beberapa diantaranya berbahan cincin sumur. Oleh karena itu, ada indikasi bahwa sistem on site sanitation mencemari tanah karena kebocoran yang tidak bisa diawasi. Dalam jangka panjang, kebocoran on site sanitation ini bisa merusak kualitas air tanah.

Persentase sampah yang diolah yang baru mencapai 12-14%. Untuk Indonesia, persentase ini cukup baik karena sebagian besar kota Indonesia bahkan belum memiliki komitmen daur ulang sampah. Namun, idealnya, tingkat pengolahan sampah yang lebih tinggi akan lebih ramah terhadap lingkungan. Berdasarkan studi tingkat dunia, pengolahan sampah yang baik mengolah lebih dari 40% sampah. Hal ini menunjukkan sistem pengolahan sampah di Banda Aceh masih memerlukan peningkatan signifikan. Hal ini tentu jauh sekali jika kita misalnya bandingkan dengan Swedia, yang mengolah 100% sampah mereka menjadi energi dan bahkan mengimpor sampah dari negara sekitar agar energi dari metana sampah tersedia.

Seperti dikatakan sebelumnya, kualitas kota Banda Aceh sebenarnya sudah cukup baik dibanding dengan kota lain di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa menurut standar kota di Indonesia, kualitas hidup di Banda Aceh sudah cukup baik. Tantangan yang sesuangguhnya adalah ketika membandingkan Banda Aceh dengan standar dunia. Tentu jauh sekali jika kita membandingkan kota kita dengan kota kelas dunia seperti Frankfurt Jerman, atau London Inggris atau Dusseldorf, Jerman. Untuk standar indonesia, Banda Aceh mungkin sudah cukup baik dan berkembang. Tapi untuk standar dunia, harus diakui kita belum ada apa-apanya. Tapi, Banda aceh saat ini masih dalam tahap kota medium yang berkembang cepat. Siapa tahu kan suatu hari nanti mungkin Banda Aceh bisa mencapai standar dunia.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Posting yang bagus.. upvote ya.. 😎

bagaimana caranya kita dapat merubah mindset orang-orang terhadap sampah. Sampah bisa menjadi sesuatu yang berinilai ekonomis dengan adanya bank sampah. Mungkin masyarakat bisa menukar beberapa sampah sampah dengan voucher ngopi atau diskon membeli ikan di pasar ikan :D

soal penanganan sampah akan ditulis artikel sendiri

Ini postingnya bagus.. telah kami upvote yah.. 😏

Makasih

Congratulations @rikiputra! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of posts published

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

I really dont get your words but steemit makes here good...the pics are super beautiful...keep making life here on steemit beautiful...am glad you shared

The article explain about the pollution in my city banda aceh. It is widely regarded as a rapidly developing medium city. It is often awarded by the national government of indonesia in urban planning which means it is a good city by indonesian city standard. But the city still has a long way to go to compete with other well planned city at international level.

use google translate :D

Thanks much