Apa kunci membuka pintu kemajuan Aceh?

in aceh •  7 years ago 

image

Judul di atas adalah pertanyaan yang membuat saya berhenti berdiskusi di group whatApp Steemit.

Sore itu, Selasa (19/9) sahabat minum kopi, Ridha bertanya serius. Ia mengulang dua kali pertanyaan yang sama: "Apa kunci membuka pintu kemajuan Aceh?"

Saya menarik nafas dan masih tidak ingin menjawab, tapi kemudian dorongan hati tidak kuasa untuk menahan diri, dan meluncurlah jawaban bebas hasil renungan selama ini. Ingat, hasil renungan, bukan kajian ilmiah.

"Ada dua kunci utama memajukan Aceh, dan keduanya sangat fundamental. Ini kunci yang mesti dicari, diperjuangkan, dan dibangun sedemikian rupa. Jika dua kunci ini ada, maka satu kunci penentu akan ditemukan otomatis. Jadi, kita ureung Aceh perlu tiga anak kunci untuk membuka pintu kemajuan Aceh," kata saya.

Suasana senyap seketika. Masing-masing kami menarik nafas, sampai dua rekan lainnya hadir. "Apa saja kunci itu," tanya Ridha.

"Kunci pertama sudah kita temukan dan ini hasil dari pencarian yang tidak mudah, yaitu peace," sebut saya seraya menguraikan sedikit kisah panjang dan dramatis konflik Aceh, dari waktu ke waktu.

"Lalu, kunci kedua?" tanyanya seperti tidak sabar, dan sayapun langsung menjawab: "Heart," sambil menunjuk ke arah dada saya sendiri.

Raut wajahnya sedikit berubah berat. Barangkali ia merasa aneh, mengapa dengan hati?

"Meunyo hatee hana bereh, kueh kayem di teuka," kata saya dalam bahasa Aceh. Maksudnya, jika hati kita masih kotor, maka berbagai sikap buruk akan mudah datang, dan damai yang sudah diraih hanya menjadi damai yang negatif.

Artinya, selama damai masih memberi manfaat kepada para pihak yang pernah berkonflik maka perdamaian masih akan berlanjut, dan sebaliknya.

"Perdamaian positif baru wujud jika hati kita semua bersih dari kueh,sepenuhnya untuk maksud meraih kemajuan Aceh," sambung saya lagi seraya menerangkan sekilas pandang tentang hati adalah raja sebagaimana disampaikan oleh Abu Hurairah.

“Hati adalah raja anggota tubuh. Dan anggota tubuh adalah para prajuritnya. Apabila raja baik, maka baik pulalah para prajuritnya. Dan apabila raja busuk, maka busuk pulalah para prajuritnya”.

Suasana sore itu seperti senyap, apalagi ketika saya menyampaikan pernyataan berikut:

"Pertemuan peace dan heart itulah sejatinya Aceh ada," sambil memperlihatkan tulisan peACEHeart.

image

Lama ia memandang, dan seperti tidak sabar lagi, si kawan kembali bertanya: "Lalu, apa kunci ketiganya."

Saya mengajaknya untuk memperhatikan satu kata terakhir yang terdapat diujung pertemuan dua kata peace-heart.

"Wow, art," sebutnya sambil menatap mata saya dalam-dalam.

Aceh, menurut saya adalah negeri yang memiliki warisan seni dan budaya adiluhung. Jika Aceh mengabaikan seni dan budaya maka akan terjadi lagi ragam benturan, termasuk benturan dalam masyarakat.

"Inilah tiga kunci penting, dan jika sudah ada baru bisa membuka pinto (pintu) kemajuan Aceh," tutup saya.

Udara sore itu berhembus di sela dinding tempat kami duduk, langit mulai memerah jingga, pertanda senja akan tiba. Pertanyaannya terakhir tidak bisa saya jawab: "Apa ini namanya kunci model blockchain?"

Foto di edit dari foto ini 1-2

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Peaceheart... konsistensi bang @rrismanrachman.

Akan terus konsisten

Mantap pak risman.
Salam dari abu

Hayeu tat abu, langsung jadi yang pertama

Demi persahabatan kita pak.heehhe

Luar biasa......tabek keu Bang @rismanrachman

Tabek e-20 kan?

Siap e-20 hehehe...

This post recieved an upvote from minnowpond. If you would like to recieve upvotes from minnowpond on all your posts, simply FOLLOW @minnowpond

Woow...ini baru namanya renungan, semakin salut saya sama Bang @rismanrachman. Sebuah renungan yang sangat briliant menurut saya, selama ini banyak yang mengatakan kalau Aceh adalah sebuah singkatan dari beberapa nama negara, seperti, Arab, Cina, Eropa, Hindia, itu kata mereka, namun itu sepertinya tidak dapat di buktikan.

PeACEHeart, baru kali ini saya sadari, memang inilah satu-satu yang dibutuhkan Aceh saat ini dan selamanya.

Terima kasih Bang @rismanrachman, akan kujaga selalu sang Raja didalam raga ini, semoga hati yang damai membawa kedamaian Rakyat Aceh selamanya.

Klepek, klepek kita bacanya. Makasih udah bersedia membaca dengan tuntas. Di steemit ini, membaca dengan tuntas butuh perjuangan, dan itu tidak mudah. Makasih makasih makasih

Diskusi yang manarik. Bagus postingannya, pembahasan postingan untuk memajukan daerah aceh.

Wo bak punca, kembali ke asal, pulang ke hati hehe

bereh bang @rismanrachmat, kembali pada nawaitu masing-masing...

Membuka wawasan baru bagi saya yang harus lebih tau akan daerah sendiri, mantaap baang, salam pasukan elite (20)

Ini baru e-20, singap, cepat, langsung nancap.

Nyiahahahha (20)

Damai kana di bumoe Aceh. Pakiban ngon ku'eh? Nyan sosah bacut ta peugadoh. Soai jih penyaket ate...

Saboh ka seuleuso, dame. Saboh treuk brat tat perjuangan seubeub musoh jih na bak droe maseng2 yakni ku'eh. Brat brat

mantap bang Risman. Yang peting Aceh maju

Insya Allah anak-anak steemit yang banyak berpikiran positif akan memajukan aceh

Judul di atas adalah pertanyaan yang membuat saya berhenti berdiskusi di group whatApp Steemit.

Sore itu, Selasa (19/9) sahabat minum kopi, Ridha bertanya serius. Ia mengulang dua kali pertanyaan yang sama: "Apa kunci membuka pintu kemajuan Aceh?"

Saya menarik nafas dan masih tidak ingin menjawab, tapi kemudian dorongan hati tidak kuasa untuk menahan diri, dan meluncurlah jawaban bebas hasil renungan selama ini. Ingat, hasil renungan, bukan kajian ilmiah.

Postingan ini membuat saya tambah ilmu. Thanks for sharing

Makasih juga sudah bersedia membaca

Hai, hallo @rismanrachman! Posting bagus ini dan telah kami upvote yah.. :˃

kop groen ajue meunan, memang bahasa peAceh nyan baroe loen baca bak guree @rismanrachman, hehhehehe

Diskusi waroeng kupi yg menarik, menambah wawasan. Semoga pemuda aceh cerdik pandai kini memiliki kunci yg seperti ini.