good afternoon good people..
how are you every body..?
Ini bukan kisah "eumpang breuh", walau ini eumpang (karung) beras namanya, krn awalnya untuk diisi beras. Namun, empang ini berbeda dgn lainnya karna ditemukan di wilayah Barat Selatan berisikan manuskrip, nasibnya tragis, persis seperti anak terbuang. Juga tidak sama nasib dengan eumpang giok dan empang meuh (emas) yg selalu diincar oleh pengumpul. Fenomena manuskrip dlm karung seperti itu hampir di semua Aceh ada, negeri yg memproklamirkan Islam perdana dan daerah yg bertegak syariat. Syukur alhamdulillah salah seorang tokoh dari wilayah tersebut memboyong karung manuskrip ke Banda Aceh.
Di kota ipal.., ups kota sejarah tsb, saya dihubungi beliau, kami membongkar, mengidentifikasi dan menemukan puluhan teks (judul) naskah, sebagian judulnya tak pernah didengar (codex unicus). Naskah2 ratusan tahun tersebut memiliki jaringan kuat dgn Pidie dan Banda Aceh, baik tarekat, pengetahuan, ziwayah dan tradisi. Sebagian besar naskah tidak utuh, rusak dan hancur. Sudah pasti kita tahu asbabnya, hilangnya budaya merawat dan tertukar dengan "penyakit merusak".
Sejak dulu, asumsi saya manuskrip2 di Barat-Selatan Aceh tidak ditemukan lagi oleh berbagai faktor, padahal tokoh2 seperti Hamzah Fansuri, syekh Abdurrauf, Sultan Fansuri, dll berasal dari sini.
Kini, sejak ditemukan naskah2 seperti ini, saya -dan mngkin kita- dapat memaknai bahwa masih banyak manuksrip dan tradisi disana yg sama seperti pantai timur-utara Aceh. Hanya saja, kajian, penelitian dan penelusuran (inventarisasi) belum ada, bahkan sama sekali tidak ada.
InsyaAllah, sesuai rencana, naskah2 tsb akan kita foto digitalkan dgn alat dan teknologi ala kadar yg saya miliki. Selain tujuan merawat fisiknya, kandungan isinya juga hrs diselamatkan, supaya dimasa mendatang tidak dibilang hoax.
#colek tokoh2 barat selatan Aceh.
semoga kita sadar akan budaya dan sejarah kita sekarang di eumpang breuh...
like dan vote semua teman2...