Khanduri Adat

Masyarakat gampong Tgk Dibanda Pirak kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara melakukan khanduri adat ( Peulheuh Kaoi ) yang di lakukan di desa setempat..

Menurut keterangan Alwi salah seorang warga, kegiatan ini di lakukan rutin setiap tahun, biasanya setiap selesai Panen Padi di sawah ( lheuh keumukoh ) dengan cara menyembelih seekor kambing jantan..

Sebelum pelaksanaan hari H Tgk Imum atau ketua Adat membuat pengumuman guna melakukan musyawarah dengan seluruh warga di menasah untuk membicarakan mengenai berapa dana yang dibutuhkan dan kapan akan di laksanakannya,..

Setelah menyepakati kapan akan di laksanakan nya,Tgk Imum dan masyarakat melakukan pengajian selama 3 malam..
Kepala dusun bertugas mengutip dana dari masyarakat sebagaimana yang telah di sepakati dalam musyawarah..

Kegiatan ini telah di lakukan bertahun-tahun,Konon Masyarakat setempat mempercayai bahwa nenek moyangnya dahulu pernah bernazar (meu kaoi ) untuk dijauhkan dari segala mara bahaya yang menimpa anak cucunya..

The people of Tgk Dibak Pirak Village, Paya Bakong Sub-district, North Aceh District, performed khanduri adat (Peulheuh Kaoi) which was done in the local village.

According to Alwi one of the villagers, this activity is done regularly every year, usually after every harvest paddy in paddy field (lheuh keumukoh) by slaughtering a goat.

Prior to the implementation of the day of H Tgk Imum or Adat chairman make an announcement to conduct deliberation with all citizens in sharpening to talk about how much fund is needed and when it will be implemented, ..

After agreeing on when it will be implemented, Tgk Imum and the community conduct pengajian for 3 nights ..
Head of the hamlet is in charge of quoting funds from the community as agreed upon in the deliberations ..

This activity has been done for years, It is said that local people believe that his ancestors had once vowed (meu kaoi) to be kept away from all the dangers that befell their offspring.