Ya mujahid....
Sungguh apabila maut berjumpa dengan engkau
Akan lari pucat pasi dan mencari jalan untk kembali
Sambil melarikan diri; kematian takut dengan engkau!.
Ya mujahid....
Engkau selalu mencintainya dimanapun engkau berada,
Tiadalah engkau berlambat lambat darinya ataupun maju mendahuluimu
Maka engkau dapati celaan dalam mencintainya amatlah nikmat;
terasa senang mengingatnya maka biarkan celaan mencela engkau.
Ya mujahid....
Engkau tegak berdiri dan tak ada keraguan dalam kematian bagi orang yg tegak berdiri,
Seolah olah engkau berada dipelupuk sang maut yg tengah tertidur.
Lewat padamu para perwira yang tengah luka dan cedera sementara wajahmu tetap putih berseri;
"Mulutmu tetap tersungging senyum".
Ya mujahid....
Adakah raja itu memiliki daging di atas meja hidangan??
Apabila pedang-pedangmu masih kehausan dan burung-burung masih kelaparan.
Sampai aku kembali, pena-penaku mengatakan padaku;
"Kemulian itu milik pedang, bukan milik pena".
Ya mujahid....
Andai aku masih diberi umur, akan kujadikan perang sebagai ibu
Tombak sebagai saudara dan pedang sebagai bapak
Dengan rambut kusut masai terseyum meyongsong kematian
Hingga seolah-olah ia mempunyai keinginan dalam kematian nya
Berjalan cepat,, cepat,,jangan sampai terlambat
Hingga hampir-hampir ringkikan kuda melemparku dari pelananya,
Lantaran gembira dan melonjak-lonjak menyongsong perang.
Ya mujahid....
Semoga Allah meridhaimu, semoga Allah merahmatimu.
Hingga dalam seyummu yg indah
Engkau ingin mengatakan pada kami;
"Aku sudah menepati janjiku, aku sudah menjual diriku kepada Rabb.
maka kapan giliranmu wahai saudara,
Maka kapan giliranmu wahai saudara??"