Pada pembahasan berikut ini sedikit akan kita bahas tentang sosiologi aceh,harus diakui bahwa kontribusi aceh terhadap kajian sosiologi tidak begitu kuat,bila dibandingkan dengan kajian antropologi dan sejarah,sejarah aceh tidak pernah dari para peneliti untuk dijadikan lading amal mereka,kenyataan ini bukan dipicu karena tidak adanya para sarjana,karena salah satu negara asing telah menghentikan perjuangan rakyat aceh,tanah kelahiran kita dianggap sebagai “kampong” oleh penjajah bahkan aceh sendiri memiliki kota atau Bandar,hal inilah yang mungkin mempersulit bagi aceh menemukan teori-teori sosiologi aceh. Dalam tiga abad terakhir,ilmu sosiologi sebenarnya tidak lain adalah mempelajari apasaja yang terjadi dimasyarakat urban,walaupun kemudian ada sosiologi yang mempelajari apa saja gejala social dikalangan masyarakat.
Marrison menyebutkan bahwa social memiliki tiga wilayah kerja,pertama,menumpukkan pada penjelasan tentang masyarakat masa lalu dan sekarang serta perkembangan sejarah mereka. Kedua,teori social berhubungan dengan cara memandang masyarakat dan sejarah. Ketiga,berkenaan dengan penjelasan tentang keberadaan nilai-nilai dan standar dalam kehidupan social pada masa lalu yang sampai pada kita hari ini.Membahas teori dalam sosiologi pada prinsipnya sama seperti dalam ilmu tafsir,dimana konsep harus dijabarkan sesuai dengan tingkah laku dengan alas an-alasan pembenarannya untuk lebih memudahkan kita memahami geneologi teori-teori dalam sosiologi.
Ada tiga hal perlu digali ketika sosiologi aceh ingin dimunculkan. Pertama,menemukan kembali ruang imajinasi social. Kedua,menemukan ruang aktif dan progresif kesadaran social masyarakat aceh. Ketiga,perlu dicari ruang kebatinan bagi masyarakat aceh,sebab tiga ruang tersebut telah berjasa didalam menemukan identidas ke-acehan didalam kontek kekinian.