Tapak demi tapak dijalani komunitas Menanam Untuk Lingkungan Hijau (MULIH) untuk mewujudkan pemulihan ekosistem sungai Kelekar di Prabumulih.
Setelah penanaman, kampanye sungai tanpa sampah, pencanangan hutan kota, sore tadi mereka mulai menyiapkan tapak hutan kota. Kegiatan ini dilakukan setiap akhir pekan. Sabang hari Minggu petang.
Lahan yang akan disulap jadi hutan kota berada persis di tepi sungai kelekar. Luas lahan kurang lebih satu hektar. Bakal hutan kota ini merupakan lahan terlantar. Penuh semak belukar.
Petang tadi, 26 Agustus 2018, anggota komunitas Mulih bergotong-royong melakukan pembersihan lahan. Sembari melakukan pembersihan, dilakukan pula seleksi tumbuhan pohon dan perdu yang akan dipertahankan. Di antaranya, jenis leban, pelawi (pulai), keliat, kayu kelat, putat, dan duhok-duhok (seduduk).
Berikutnya, setelah pembersihan lahan, komunitas Mulih akan membuat desain detail hutan kota yang mereka cita-citakan.
"Idealnya, hutan kota ini menjadi semacam taman konservasi dan pendidikan lingkungan hidup bagi masyarakat Prabumulih," kata Yovie Ershandi, salah satu penggiat komunitas Mulih.
"Apa yang sedang dirintis Mulih ialah pemulihan ekosistem sungai Kelekar melalui pendekatan kreatif. Untuk itu kami berharap dukungan dan partisipasi semua pihak agar rintisan ini terwujud," pungkasnya.