” تَفَكَّرُوا فِي خَلْقِ اللَّهِ ، وَلا تَفَكَّرُوا فِي اللَّهِ“ (رواه أبو نعيم عن ابن عباس(
Artinya “Berfikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang Dzat Allah” (HR. Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas).
Aqidah para sahabat, khalaf, salaf dan para ulama mu’tabar Zat Allah tidak sama seperti zatnya mahkluk. Mereka tidak pernah membahas zat Allah karena akal kita tidak pernah bisa membayangkan zat Allah.
Allah ta’ala berfirman:
﴿ليس كمثله شىء ﴾ [سورة الشورى: 11]
Artinya: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya” (Q.S. asy-Syura: 11)
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
"لا فكرة في الرب" (رواه أبو القاسم الأنصاري)
Artinya: “Tuhan tidak bisa dipikirkan (dibayangkan)” (H.R. Abu al Qasim al Anshari)
Ayat ataupun hadist terutama ayat sifat yang secara makna zhahir menyifatkan Allah seperti mahkluk, mereka para ahli tidak berani dengan bermodalkan ayat tersebut menyifatkan Allah seperti mahkluk. Aqidah mereka mengenai ayat sifat melakukan metode tafwid. Metode ini lebih selamat agar kita terbebas dari aqidah mutashabbihah. Metode tafwid bukan mengartikan sebuah kata menurut loghat dari bahasa tersebut tapi menyerahkan makna dan maksud pada Allah dan hanya Allah yang mengetahui apa maksud dari firmanya.
Imam Ali Bin abi thalib pernah mengatakan sebagaiman yang dinukilkan dalam kitab nazmul muhtadi wa razmul mu’tadi
"سيرجع قوم من هذه الأمة عند إقتراب الساعة كفارا يُنكرون خالقهم فيصفونه بالجسم والأعضاء" اهـ. رواه إبن المعلّم القرشي في كتابه نجم المهتدي ورجم المعتدي "ص 588"
“Ketika mendekati hari kiamat, sekelompok orang dari umat ini akan kembali menjadi orang-orang kafir. Mereka mengingkari sang Pencipta dan mensifati-Nya dengan benda dan memiliki anggota-anggota badan”. (Riwayat al Muhtadi wa Rajm al Mu’tadi , Halaman 558)
Alqur’an dan hadist merupakan warisan yang paling berharga yang Rasullullah titipakan pada ummatNya. Dengan Al qur’an dan hadist kita dapat menempuh jalan yang di ridhai oleh Allah. namun, tidak lepas kemungkinan salah dalam memahami akan menjadi racun mematikan dan malah lebih bahaya karena menjadi virus bagi orang lain. Imam Malik pernah mengatakan
قال الإمام مالك "مهما وقع في قلبك فالله بخلاف ذلك"
Artinya; kapan kapan terjadi hayalan dihati kamu Maka Allah bukanlah demikian.
Larangan memikirkan zat Allah karena Allah tidak sama seperti ciptaan Nya. apapun yang menjadi sifat dari mahkluk kesemua ini tidak layak di sifatkan pada Allah. Sifat yang wajib pada mahkluk yaitu bertempat, berarah dan zatnya berbentuk. Allah bukan lah demikian dan sucilah Allah dari sifat yang tidak layak baginya.
Adanya suatu benda pada suatu tempat dinamakan benda tersebut bertempat. Adanya benda lain maka benda tersebut bisa dikatakan di atas, di bawah, kanan dan kiri dari benda lain tersebut. Hal ini tersebit berarah. Bedanya bentuk satu benda dengan benda yang lain, baik pada besar kecilnya di namakan benda tersebut lebih kecil atau lebih besar. Kesemua ini sifat dari mahkluk. Mungkinkah kita mengatakan zat Allah di langit / arash, Allah di atas. Zat nya lebih besar
Salam kenal
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Salam.. pastinya menjadi berkah
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit