Datanglah seorang pria yang dipanggil Tugto dan istrinya ke desa Qujâvârssuk. Keduanya penyihir hebat.
Source: Wikipedia, edited
Kawasan selatan didera paceklik saat dilanda musim dingin. Orang-orang mendengar tentang Qujâvârssuk, orang kuat yang tidak pernah menderita. Mereka mulai datang dan mengunjungi kampungnya.
Datanglah seorang pria yang dipanggil Tugto dan istrinya. Keduanya penyihir hebat. Ketika mereka tiba di sana, mereka mulai bertengkar hingga sang istri melarikan diri untuk tinggal sendirian di bukit. Pria itu tidak dapat membawa pulang istrinya karena dia sihirnya tidak sehebat sang istri. Ketika orang-orang yang mengunjungi tempat Qujâvârssuk pergi, dia tidak bisa berbuat lain kecuali tinggal di sana.
Suatu hari ketika Tugto berburu anjing laut di Ikerssuaq, dia melihat seekor anjing laut hitam besar yang muncul dari bawah air dengan ikan merah di mulutnya.
Dia tegak di tebing-tebing tempat anjing laut itu menyelam. Setelah itu, dia keluar dari kayak dan mengambil semua sayap burung yang dia temukan dan mengikat semua unjung bulu itu.
Tugto berbadan besar tapi dia telah mengambil begitu banyak sayap burung sehingga sulit baginya untuk memanggulnya.
Kemudian dia berpikir bahwa air itu tentu cukup dalam. Tapi, setidaknya lapisan es di atasnya cukup kuat. Ketika es itu membeku, dia mulai menyiapkan segala sesuatunya untuk pergi memancing. Suatu pagi dia terbangun dan menjelajahi daratan. Dia menemukan sebuah danau dan berjalan di atasnya, lalu kembali ke daratan. Dengan cara demikian dia bisa datang ke perairan tempat dia hendak memancing dan pergi selagi hari masih pagi.
Kemudian dia membuat sebuah lubang besar di es dan melemparkan senar pancing berpemberat. Matahari pun terbit dan mendaki langit. Dia meninggalkan pancingnya. Tidak sampai matahari tinggi, pemberat pacingnya sudah mencapai dasar danau. Kemudian dia menarik senarnya sedikit dan diam saat dia merasakan tarikan. Dia mengangkatnya dan di ujung senar itu tesangkut seekor ikan merah yang besar. Dia membunuhnya tetapi tidak menurunkan lagi senarnya untuk kedua kalinya karena dia bisa kemalaman. Dia memotong lubang di rahang bawah ikan dan memasukkan tali untuk membawanya. Ketika dia mengusungnya di kepala, ikan itu sangat panjang hingga ekornya mengenai tumitnya.
Dengan cara ini dia pergi dan pulang ke daratan. Bila tiba di danau besar, dia berjalan di atasnya pada pagi hari. Tapi, ketika dia sampai di tengah jalan, es mulai membuat suara dan ketika dia melihat sekelilingnya, tampaknya suara di es itu membuntutinya.
Dia pun berlari. Tetapi, dia tiba-tiba jatuh pingsan dan berbaring lama sekali. Ketika terbangun, dia masih berbaring di sana. Dia berpikir sejenak dan kemudian dia ingat. “Au: Saya melarikan diri!” Kemudian dia bangkit dan berbalik tetapi tidak dapat menemukan retakan di es di mana pun. Tetapi dia bisa merasakan dalam dirinya bahwa dia sekarang telah menjadi penyihir yang jauh lebih hebat dari sebelumnya.
Dia berjalan lebih jauh dan memilih jalur mendaki lereng yang sedikit berbukit. Ketika bisa melihat dengan jelas ke depan, dia melihat seekor binatang buas yang besar.
Ituh salah satu monster yang orang-orang temukan di jaman dulu. Tubuhnya dilapisi kulit burung. Badannya sangat besar sehingga tidak ada denyut kehidupan yang bisa dilihat di dalamnya.
Lelaki itu ketakutan dan berbalik pergi sampai tidak bisa melihat monster itu lagi. Lalu dia meninggalkan jalur itu dan mencari jalan lain, tempat dia melihat orang lain sedang melakukan hal serupa. Dia kembali ke jalan tadi dengan suatu cara sehingga mahluk itu tidak dapat menemukannya. Kemudian dia ingat bahwa penyihir dapat mengerahkan kekuatan untuk menghilang, bahkan menghilang ke dalam tanah, jika dia dapat menutupi diri dengan jubah kulit seperti milik monster itu.
Dia pun menjalankan rencananya. Dia melempar barang bawaannya dan berjalan ke arah monster itu. Mereka pun bergumul. Tidak lama kemudian dia berhasil membunuhnya dan mengulitinya. Lapisan dagingnya ternyata hanya sejempol. Dia lalu pergi dan mengangkat barang bawaannya lagi. Dalam perjalanan pulang, dia merasa dirinya telah menjadi penyihir hebat.
Source: Wikipedia
Sampai di rumah, dia berpikir: "Biarkan orang-orang datang dan mendengar kisah ini."
Orang-orang bergegas masuk ke rumahnya. Dia pun mulai memanggil roh-roh. Saat itulah rohnya lepas dari tubuh dan terbang ke arah istrinya.
Rohnya melayang di atas rumah isrinya dan melihat dia sedang duduk menjahit. Dia langsung turun melalui atap. Ketika istrinya mencoba melarikan diri melalui lantai, dia pun menembus lantai dan menemukan istrinya di dalam bumi. Menyaksikan hal ini, istrinya sangat ingin kembali padanya. Dia pun membawa istrinya pulang dan sekarang dia punya istri lagi. Mereka pun hidup bersama sampai kakek-nenek.
Pada suatu musim dingin, embun beku datang dan sangat dingin. Laut membeku dan hanya sedikit perairan yang tersisa, yang lain sudah menjadi es. Qujâvârssuk terpaksa mengusung kayaknya setiap hari menuju perairan terbuka. Tetapi setiap hari dia masih bisa menangkap dua anjing laut seperti biasa.
Seperti yang sering terjadi pada musim paceklik, banyak orang miskin dari selatan yang berkeliaran di atas es. Mereka berharap mendapatkan sesuatu dari tangkapan Qujâvârssuk. Juga dua orang tua. Mereka adalah kerabat ibunya yang datang berkunjung.
Ketika mereka datang, ibunya berkata kepada mereka:“Kalian sudah datang sebelum saya dapat memasak sesuatu. Tapi saya masih punya masakan kemarin. Makanlah jika mau sambil menunggu saya memasak.”Lalu dia menyuguhkan sepotong ginjal anjing laut hitam yang lemaknya masih menetes. Salah satu dari tamunya mulai makan dan dengan bersemangat mencelupkan daging ke dalam lemak yang menetes. Tetapi, yang lain hanya makan sedikit.
Qujâvârssuk pun pulang dan, seperti biasa, membawa dua ekor anjing laut. Dia berkata kepada ibunya: "Ambil bagian dada dan masaklah dengan segera."
Ini adalah bagian terbaik dari anjing laut. Ibunya pun merebusnya, lalu menatanya di piring dan membawanya ke kedua tamunya. "Ini, makanlah."
Kali ini, salah satu dari mereka mulai benar-benar makan, tetapi yang lain mengambil sepotong bahu. Ketika Qujâvârssuk melihat hal ini, dia berkata: "Kamu seharusnya tidak mulai makan dari sisi yang salah." Dan, dia melanjutkan: “Jika kamu makan dari sisi itu, saya akan berhenti menangkap anjing laut.” Lelaki tua itu sangat marah dalam hatinya atas perintah ini.
Keesokan paginya, ketika mereka akan kembali ke selatan, ibu Qujâvârssuk memberi mereka sebanyak mungkin daging yang bisa mereka bawa. Mereka pun pulang dan melintasi es. Ketika perjalan semakin jauh, mereka terpaksa berhenti karena beban mereka begitu berat. Mereka beristirahat sebentar lalu melanjutkan perjalanan.
Ketika mereka mendekati desa mereka, salah seorang berkata kepada yang lain: “Apakah tidak ada terlintas suatu pikiran di kepalamu? Aku sangat marah terhadap Qujâvârssuk. Kemarin, ketika kita datang ke sana, mereka hanya memberi sepotong ginjal sebagai hidangan. Itu daging yang tidak saya sukai sama sekali.”
"Hmmm," jawab yang lain. “Saya pikir itu semua sangat bagus. Dagingnya lembut untuk gigi saya. ”
“Sekarang amarahku telah terbangun. Aku akan membuat Tupilak untuk Qujâvârssuk yang menyedihkan itu.”
“Mengapa kamu akan melakukan hal seperti itu? Lihatlah oleh-oleh dari mereka sangat banyak hingga kita harus memanggulnya di atas kepala kita.”
Tetapi kameradnya menolak untuk mengubah tujuannya. Tidak ada satu pun bujukan rekannya yang dapat mengubah rencananya. Akhirnya temannya berhenti membujuknya.
Cerita ini diterjemahkan dari "Qujâvârssuk" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.
This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print this them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.
#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar
Recent Posts
- Walking Dog Sketch, My Digital Art Creative Process | Sketsa Anjing yang Melangkah, Catatan Proses Penciptaan (Bilingual)
- Eskimo Folktales #8a - The Strong Man and The Wizzard (Part 1) | Si Kuat dan Penyihir (Bagian 1)
- Eskimo Folktales #7 - The Boy Who Passed to the Land of Ghosts | Bocah yang Pergi ke Dunia Hantu
- Crismonita Winding Path | Indonesian Cyclist in Asian Games 2018
- Eskimo Folktales #6 - The Man Who Ate His Wives | Lelaki yang Memakan Istrinya
- Eskimo Folktales #5 - Little Bear and His Human Mother | Wanita Tua dan Beruang Asuhannya
- Eskimo Folktales #4 - A Wizzard Goes to Underworld | Perjalanan ke Dunia Bawah
- Eskimo Folktales #3 - The Man Who Escaped from Monster | Nukunguasik Lolos dari Monster Tupilak
I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me. |
Keren.
Salam @mpugondrong
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih sudah mampir, @mpugondrong.
Salam budaya :)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit