Ibarat Matahari dibalik awan, begitu kira-kira filosofi tentang buramnya pemahaman saya tentang apa itu steemit, sampai akhirnya teman saya @klen memperkenalkannya pada saya, cerita gelap tak kunjung berakhir akibat tak pernah akun saya dikonfirmasi pasword, hingga akhirnya dengan terpaksa menggunakan akun teman yang tak lagi digunakan. cerita gelapnya steemit juga belum berakhir bagi saya dengan vote yang rendah serta kemampuan menulis yang pas-pasan tentu saja tidak menarik pembaca serta tiadanya penambahan pengetahuan bagi mereka.
Awan unik ini menjadi perumpamaan kiprah saya di steemit, seakan tabir misteri meraup dolar tak kunjung jadi kenyataan. Foto ini saya ambil di suatu sore di jalanan desa saya di Buloh Blang Ara.
Like the Sun behind the clouds, very roughly the philosophy about the blurring of my understanding of what is steemit, until finally my friend @ klen me, at the beginning of the story, no more I expect Easter, with finally using a friend account that no longer used his dark story steemit also has not ended for me with a low voice and the ability to write a mediocre course is not interesting and the lack of knowledge to them.
This unique cloud became the parable of my gait in steemit, as if the mystery veil scooped the dollar never so. This photo I took in a sick place in the streets of my village in Buloh Blang Ara.