Siang ini AC di ruangan terasa lebih dingin. Tumben batinku. Biasanya dari pagi hingga malam tiba sama aja. Tetep ga ada bedanya.
Bragh... tiba tiba suara pintu jendela tertutup. Aku menoleh ke samping. Hmm... biasanya klo jendela terbuka artinya suasana dalam ruangan terlalu panas.
Kulangkahkan kakiku ke arah jendela. Sedikit melongok keluar. Ternyata langit mendung. Sesaat kmudian kulangkahkan kakiku kembali ke kursi hitam di sudut ruang.
Nggak ada yang aneh sih. Sudah biasa juga klo mendung ditemani angin yang berhamburan ke dalam. Dan benar saja sebentar kemudian angin berseliweran masuk tanpa permisi.
Kududuki kursi hitam setiaku. Melihat warnanya yang hitam, serasi dengan warna mendung yang kelabu, aku yakin, sebentar lagi hujan. Baru saja selesai aku membatin. Tiba-tiba air mata langit bercucuran tak mampu membendung tangis.
Wah... klo nangisnya nggak mau berhenti begini. Apalagi justru semakin deras. Mungkin langit sedang sensitif. Seperti perempuan yang lagi PMS. Kadang ada luapan emosi yang ingin diledakkan.
DUERRRR
Tuh kan.... Bener kan lagi PMS. Kilatnya itu lho... nyamber ga pake kulonuwun. Dan kalau sudah begini, tak ada yang dapat dilakukan kecuali mengucap...
"Allahuma Shoyyiban Nafi'an"
Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat. (HR Bukhari)