Saya gatel juga mau bahas masalah Freeport, karena media lebay bin alay mengangkat isu keberhasilan pemerintah mencaplok 51% saham FMI.
Kebodohan diframing oleh media besar lalu dinarasikan sebagai sebuah Prestasi besar untuk kampanye 2019. Mencaplok, merebut dan berhasil... adalah kata2 pamungkas untuk menaikkan pamor Pak Jokowi di 2019.
Coba kita berpikir sehat...
Itu barang, barang kita.. udah dirampas dan digali mereka 42 tahun lebih. 2021 KK-nya habis sementara cadangan masih banyak (lihat gambar). Paling kalo kita nerusin harus ganti asset FMI yg akan kita pake lanjut operasi, ya gapapa... Daripada narok duit cuma dapet 51%.
Lalu kita mau divestasi puluhan Trilyun dari ngutang di bank, untuk dapetin 51% saham ngarepin keuntungan yang gak seberapa dari bagi hasil. Akan jauh lebih baik dikelola sendiri, gak ada yang gak bisa kita kerjain. Jangan mau ditakut-takutin nanti kita gak bisa, lha buktinya kita kuat aja bayar investasi smelter yg mestinya tanggungjawab FMI.
Mungkin bagi yg berkecimpung di lingkungan FMI dan pemerintahan berpikir, gak segampang itu!!!! Ya karena kalian punya kepentingan!!!! Jadi memperumit hal yang sebetulnya mudah.. Cuma keberanian saja yang gak ada!!!
Saya setuju dgn Pak Kurtubi mengatakan masa berlaku Kontrak Karya Freeport hanya tersisa tinggal tiga tahun lagi. Dengan begitu pemerintah tidak perlu membeli 51 persen saham Freeport. "sebaiknya tunggu saja sampai 2021 tidak usah keluar duit 1 sen pun. Selesai kontrak, finish,".
Hentikan negosiasi dengan Freeport dan biarkan status Kontrak Karyanya berlaku sampai 2021. Setelah 2021 tidak ada lagi Kontrak Karya sesuai Undang-Undang No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Pasalnya UU Minerba menghormati Kontrak Karya sampai selesai. "(Setelah 2021 dan kontrak berakhir) Aset (Freeport) di permukaan bumi milik dia. Itu yang kita bayar. Masak kita keluar duit miliaran dolar untuk beli saham,"
Dengan kepemilikan 51 persen saham itu membuat pemerintah harus mengeluarkan dana lagi untuk membangun smelter (pengolahan/pemurnian mineral). Padahal smelter itu menjadi kewajiban Freeport yang hingga sekarang belum selesai pembangunannya. Oleh sebab itu, lebih baik pemerintah mengakhiri masa operasi Freeport di 2021. "Untuk smelter pun kita taruh modal. Padahal 3 tahun ini punya kita. Kenapa berbelit. Kita yang selama ini menuntut bangun smelter kenapa malah kita yang keluar uang,"
Statemen Freeport : cadangan 4,3 juta ton ore emas bernilai lebih 10.000 Trilyun, belum termasuk perak dan tembaganya..
Sejak 1967 sampai 2010 saja (43 tahun) sudah menghasilkan 7,3 juta ton tembaga dan 724,7 kg emas. Kalau diuangkan dengan patokan harga emas tiap gram sekarang senilai Rp 500.000,- saja, maka jumlah uang yang dihasilkan kurang lebih adalah: 724 juta 700 ribu gram kali Rp 500.000,- = 362.350 trilyun. Belum tembaga dan peraknya... Ckckck luar biasa kaya bumi Papua.
Jadi wajar kalo Gaji Boss Freeport McMoran: Rp. 65 milyar/bulan.. Kita dapat apa??
Kalo sekarang Pakde Jokowi berani keras dengan Freeport, maka mulai detik ini saya akan berbalik mendukung Pemerintahan Pakde.. Bukan bikin sandiwara termehek2 yang dibalut dengan pembalut wanita..
Kalo model sandiwara divestasi 51% dengan mengeluarkan puluhan Trilyun, itu bukan keberhasilan tapi kebodohan kelas satu!!! Bukan Prestasi!!!