GOD TWO EAST TWO WEST, Round Kelana Oto Biography Yang Gagal terbit #2- Bilingual

in biography •  7 years ago 

Round Kelana Autobiography Who Failed to Publish Part 2

Painting Gerak dan Ingin tahu.jpg

(7) Tujuh Hari (7) Tujuh Malam Dan (7)Tujuh Gunung

( Kutipan Langsung dari Yahwa Round pada tanggal 18 maret 2007- jam 11 siang, lokasi Rumah Kontrak - Gampoung Keuramat – Banda Aceh ).

Pada tahun 1958 Yahwa Round bersama seorang teman nya (ketika penulis bertanya siapa nama sahabatnya tersebut, Yahwa Round mengaku telah lupa nama sahabatnya itu) meniggalkan tempat kelahirannya Jeuram, dulu masih dalam wilayah Aceh Barat sekarang karena pemekaran Kabupaten dan Jeuram menjadi Kabupaten Nagan Raya serta Jeuram adalah ibu Kota Sementaranya. Saat itu waktu yang di tunggu Round Muda tiba juga yakni niat berkelana, sesaat sebelum meninggalkan desa kelahiran, Round Muda pernah mengabdi di kantor Kecamatan untuk beberapa waktu di Jeuram dan di kantor itu pula Haroun Sabi berubah sebutan menjadi Haroun Kelana, ketika penulis bertanya mengapa mengganti Sabi dengan Kelana, karena keinginan kuat nya berkelana hingga sebelum berkelana-pun ‘Kelana’ sudah menjadi nama terakhirnya, Yahwa juga mengaku terinspirasi dengan novel-novel yang dibacanya saat itu, kebanyakan dari novel yang dia baca umumnya mengisahkan tentang pertualangan atau perkelanaan.

Saat itu pada tahun 1958 berangkatlah Round muda dari kampungnya Jeuram, tempat pertama yang di singgah Round Muda dengan Temannya adalah Snagan, snagan masih satu kabupaten sekarang dengan Jeuram. Snagan dikenal dengan perkebunan sawitnya yang luas menurut sejarah kebanyakan dari kebun sawit tersebut sebagian besar warisan Penjajah Belanda. Bekerjalah Round Muda di Perkebunan tersebut sebagai tukang bersih kebun kelapa sawit, menurut yahwa Round dia dan kawannya bertahan di sana selama sebulan dengan tujuan semata-mata hanya untuk menambah bekal sebelum melanjutkan niat awal yakni berkelana ke luar Aceh. Kemudian Round muda berkenalan dengan dua pemuda dari Blang Pidie mereka sama – sama bekerja sebagai tukang bersih kebun kelapa sawit. kedua pemuda Blang Pidie tersebut juga menyimpan hasrat yang sama untuk berkeulana, di kemudian hari mereka lah yang menjadi pemandu rute menyeberang tujuh Gunung dan dasyatnya belantara Aceh antara Balang Pidie (sekarang ibu kota Abdiya)-Blang Keujren (sekarang ibu kota Gayo lues)-Kuta Cane (Aceh Tenggara).

Setelah menerima upah alakadarnya berangkat lah Round Muda beserta tiga rekan lainnya dari Snagan menuju Blang Pidie, dari Blang Pidie Kemudian Menyeberang ke Blang Keujren, penyeberangan tersebut harus melewati dan naik turun tujuh gunung dengan lama tempuh tujuh hari tujuh malam baru tiba di Blang Keujren. Dengan bekal beras yang mereka bawa dan perlengkapan seadanya akhirnya tiba juga mereka di Blang Keujren dengan selamat, menurut yahwa Round saat melewati jalan setapak dan membelah rimba raya tersebut sempat beberapa kali bertemu dengan pedagang tembakau Blang Keujren yang menyebrang ke Blang Pidie dengan memanggul dagangan mereka masing-masing. Para pedangang tembakau tersebut sempat tertegun kepada keempat pemuda tanggung yang berani membelah belantara dengan resiko besar di makan binatang buas dan tersesat. Sampai sekarang yahwa hanya sanggup mengingat dua nama Gunung dari tujuh gunung yang pernah dilewatinya yakni Singgah Mata dan Si Kutrue sementara yang lainnya sudah tak mampu mengingatnya lagi.

Sampai di Blang Keujren Round muda dan sahabat melanjutkan perjalanan ke Kuta Cane Ibu kota kabupaten Aceh Tenggara. Menurut Yahwa mereka saat itu butuh waktu dua hari dua malam lagi untuk sampai ke Kuta Cane dari Blang Keujren. Sesampainya Round muda di Kuta Cane, kemudian mereka kembali bekerja di perkebunan, namun kali ini bukan kebun Sawit. Menurut pengakuan yahwa Round dia bertahan di Kuta Cane selama enam bulan, lalu Round Muda bersama teman sekampungnya melanjutkan pertualangan ke Sumutera Utara, sementara dua orang sahabat Round muda yang dari Blang Pidie menetap dan meneruskan pekerjaan mereka di perkebunan Karet di Kuta Cane. Dan itu lah hari terakhir yahwa Round melihat dua teman seperjalannya dari Blang Pidie tersebut.

English Version

(7) Seven Days (7) Seven Nights And (7) Seven Mountains

In 1958 Yahwa Round with a friend of his (when the author asked his friend's name, Yahwa Round claimed to have forgotten his friend's name) left his birthplace Jeuram, formerly still in the area of West Aceh now due to the division of Kabupaten and Jeuram into Nagan Raya and Jeuram districts is the capital of the city. At that time Young Round’s waiting time is arrived to go around and left his birth place. Before he left his place, Round Young had served in the district office for some time in Jeuram and in the office also Haroun Sabi changed the title to Haroun Kelana, when the author asked why replace Sabi with Kelana, because of his strong desire to roam up before venturing - Kelana 'has become his last name, Yahwa( mention’s name Of Round Kelana) also claimed to be inspired by the novels he read at the time, most of the novels he read generally tells about adventures or shopping.

At that time in 1958 the young Round departed from his village Jeuram, the first place on the stop of the Young Round with his Friends is Snagan, snagan is still a district now with Jeuram. Snagan is known for its extensive palm plantations according to the history of most of the oil palm plantations largely inherited from the Dutch colonists. Work the Young Round in the Plantation as a cleaner for oil palm plantations, according to which Round he and his friends stay there for a month with the sole purpose of just adding supplies before continuing the initial intention of venturing out of Aceh. Then the young Round got acquainted with two young men from Blang Pidie they both worked as palm oil palm planters. the two Blang Pidie youths also kept the same passion for wandering, later in the day they were the guides of the seven mountain crossing route and the dasyatnya jungle of Aceh between Balang Pidie (now the capital of Abdiya) to Blang Keujren (now the capital of Gayo lues) Kuta Cane (Aceh Tenggara).

kunjugan CRS sblm pameran art n Recovery.jpg

After receiving his earned wages, the Round Young and his three other companions from Snagan went to Blang Pidie, from Blang Pidie Then Crossed to Blang Keujren, the crossing had to pass through and up seven mountains with seven days and seven nights arriving in Blang Keujren. With the rice they brought and the potluck equipment finally arrived at Blang Keujren safely, according to yahwa Round when passing the path and split the jungle had several times met with the tobacco merchant Blang Keujren who crossed to Blang Pidie by carrying their own wares respectively. The tobacco peddlers were stunned to the four young men who dared to divide the wild dare to risk big in eating wild animals and lost. Until now yahwa only able to remember two names of mountains from seven mountains that had passed the Singgah Mata and Si Kutrue while others are not able to remember it anymore.

Arrive at Blang Keujren Round young and friends continue the trip to Kuta Cane Southeast Aceh district capital city. According to Yahwa they needed two days and two nights to get to Kuta Cane from Blang Keujren. Arriving at the young Round at Kuta Cane, then they went back to work on the plantation, but this time it was not Palm garden. According to the confession of Round he survived in Kuta Cane for six months, then Round Young with his village resume adventure to North Sumatera, while two young Round friends from Blang Pidie settled and continued their work on the Rubber plantation in Kuta Cane. And it was the last day that Round saw his two companions from Blang Pidie.

To be Continues...

Do not Forget to read last posting Below;

https://steemit.com/oto/@dedycado/round-kelana-oto-biography-yang-gagal-terbit-part-1-round-kelana-oto-biography-who-failed-to-publish-part-1

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Beres kali kisahnya ...