Jalanan (review film documenter)

Hai steemeans saya akan mencoba review sebuah film documenter yang berjudul Jalanan, dimana film ini menceritakan kehidupan di jalan di ibu kota , lebih tepat nya orang yang tidak memiliki rumah tetap dan pekerjaan tetap untuk meneruskan hidup.
Film ini menceritakan seorang pengamen bernama Uho yang keseharian nya menjadi pengamen di Bus,
Namun mereka tidak juga mengamen di dalam bus, tetapi mereka hadir di kafe-kafe dan tempat keramain lain nya.
Dalam sehari mereka mengamen bisa mendapatkan 100-200 ribu rupiah dan ini tidak pernah tetap kalau sepi pelanggan atau sepi pemberi pendapatan mereka di bawah 100 ribu, bahkan untuk belanja kerumah pun tidak cukup terpenuhi karna pendapatan yang minim.
Uho adalah pendatang di Ibukota dia tidak memiliki rumah layak nya orang orang yang lumrah nya tapi dia sudah ada di ibukota 10 tahun yang lalu, Uho bersama anak anak dan istrinya tinggal di bawah kolong jembatan.
Namun walau mereka tinggal di bawah kolong jembatan untuk mandi menggunakan air PAM yang mereka dapatkan dengan menyogok petugas pam untuk di alirkan air di bawah kolong jembatan, bahkan Uho menyatakan air ini tidak akan mati walau air air di hotel dan tempat lain mati, saya rasa ini orang jalanan yang hebat,
Kembali kepada profesi nya Uho sebagai pengamen
mereka memiliki sebuah tempat atau basecamp nya pengamen disanalah mereka saling berbagi pendapat untuk lancaran mereka mencari nafkah (koferensi pengamen) kayak kaum milenial juga.
Ketika di tanya lagu ketika ngamen membawa lagu apa yang dapat duit lebih banyak, Uho menjawab dengan Lagu berbaur religi mereka mendapat banyak rezeki Uho mengungkapkan mungkin hati mereka si pendengar tersentuh menjawab nya dengan nada tertawa
Walau Uho hidup di kalangan pengamen mereka tidak lupa dengan sang pencipta,Uho juga merupakan pengamen muslim yang taat, bahkan Uho sering mengikuti pengajian di tempat pengajian terdekat.