Ada yang bilang bahwa yang namanya teknologi itu hanya milik orang IT dan hanya dipahami oleh orang IT. Ini adalah kesalahan besar di dalam pemahaman dan cara berpikir, yang sebenarnya tidak demikian. Sebab teknologi itu adalah hasil dari pemikiran, ide, kreativitas siapa pun di berbagai bidang, yang kemudian diubah “bahasa”nya menggunakan bahasa IT untuk bisa kemudian dijadikan program yang ingin dicapai dalam bentuk teknologi. Sebagai contoh, teknologi blockchain yang saat ini sedang berkembang. Teknologi ini merupakan perkembangan dari pemikiran tentang masalah ekonomi, bisnis, akuntansi, dan bahkan sangat berkaitan erat dengan politik serta pemerintahan, yang kemudian “diolah” menggunakan “bahasa “IT” sehingga ada dan muncul teknologi ini. Jadi, adalah salah besar bila merasa tidak sanggup paham tentang teknologi ataupun merasa sangat paham, bila hanya melihat teknologi hanya dari sisi “bahasa” IT.
Anak saya bertanya, bagaimana cara untuk bisa memiliki pemikiran yang universal, bukan global, tetapi universal yang artinya mencakup semua ilmu pengetahuan yang ada dan tidak terbatas. Saya menjawab, bahwa kunci untuk mempelajari itu semua adalah BAHASA. Bahasa merupakan hasil dari pemikiran yang tercipta oleh pola pikir, struktur berpikir, dan olah pikir baik dalam budaya, perilaku, kebiasaan dan lain sebagainya. Sementara bahasa itu sendiri pun digunakan oleh kita semua untuk berpikir, membentuk pola pikir, struktur dalam berpikir. Oleh karena itu, kemampuan bahasa sangatlah penting sekali, karena mempengaruhi kemampun kita dalam berpikir yang pada akhirnya berpengaruh pada cara kita bekerja, berperilaku, berkreasi, dan lain sebagainya. Asal dan main-main dalam bahasa, sama dengan asal dan main-main dengan kemampuan kita dalam berpikir. Bayangkan bila tidak ada kata, mampukah kita berpikir?!
Dari sanalah kemudian dihasilkan berbagai pemikiran yang tidak terbatas di berbagai bidang. Kita bisa melihat bahwa sebenarnya matematika pun adalah bahasa, yang dihasilkan dari pemikiran yang diolah oleh bahasa, baru kemudian diganti bahasa tersebut menggunakan bahasa matematika yang berupa angka dan simbol. Begitu juga dengan rumus-rumus fisika, kimia, dan lain sebagainya, yang sebenarnya hanyalah mengubah bahasa sehari-hari menjadi bahasa fisika, kimia yang berupa simbol-simbol. Sementara untuk IT, maka bahasa IT digunakan untuk mengubah bahasa sehari-hari yang kita gunakan dalam membuat kerangka dan alur, hingga terciptalah karya atau teknologi IT. Ibarat kita sedang membuat sebuah pakaian, maka desainerlah yang sebenarnya memikirkan apa yang akan dibuat. Lalu kemudian desainer ini mengungkapkan apa yang ada dalam benaknya, lalu dibantu oleh tukang potong, tukang jahit, dan sebagainya sehingga menghasilkan pakaian yang diinginkan. Nah, tidak semua orang IT ini memiliki kemampun menjadi seorang desainer, kebanyakan hanya sebagai tukang potong atau tukang jahit, itu pun belum tentu semua jahitannya bisa dilakukan. Hanya sedikit saja, kok, orang IT yang bisa menciptakan sebuah program IT yang bisa digunakan untuk bidang lainnya. Blockchain tanpa ada kemampuan ilmu keuangan, ekonomi, manajemen, dan akuntansi, tidak akan bisa tercipta.
Bila kita melihat tujuan dan cara berpikir dari awal adanya teknologi ini, maka sebenarnya kita bisa melihat bagaimana blockchain itu sendiri tercipta. Selama ini pergerakan keuangan di masyarakan ekonomi kelas menengah ke bawah sebenarnya adalah yang sangat menentukan kelangsungan hidup perekonomian sebuah negara dan bahkan dunia. Sektor-sektor riil didominasi oleh masyarakan eknomi menengah dan bawah, di mana perputaran uang secara nyata memang berada di sana. Sayangnya, justru perputaran pergerakan uang di sana justru dijadikan objek oleh para kapitalis dan pemerintah untuk memperkaya diri mereka sendiri, dengan berbagai kebijakan dan cara-cara yang jauh dari kata adil. Ada banyak yang ditutupi dan dselubungi, termasuk dengan cara pembodohan dan berbagai rekayasanya, sehingga orang memang sengaja dibuat tidak paham dan tidak mengerti, dibuat yakin dengan apa yang sesuai saja dengan kepentingan mereka. Bagaimana kemudian membuat agar masyarakat kelas menengah dan bawah ini tidak lagi menjadi “objek”, tetapi menjadi “subjek” yang setara, itulah yang kemudian membuat terciptanya teknologi blockchain ini termasuk sampai ada uang kriptonya. Ini adalah masalah perubahan dalam pola pikir, manajemen yang berarti juga struktur dalam berpikir, dan alur dalam berpikir yang juga termasuk proses berpikir di dalamnya. Oleh karena itulah, teknologi ini bisa diterapkan di bidang apapun, dan tidak terbatas hanya untuk bidang tertentu, karena yang diubah adalah pola dalam manajemen dan akuntansinya. Inilah dasar pembuatan algoritma dari blockchain yang kemudian diolah dan diubah menjadi bahasa "IT" sehingga menghasilkan teknologi blockchain.
Seperti contohnya di Steem blockchain, apalagi dengan SMTs yang akan diterapkan di tahun mendatang. Bisa dilihat bahwa sebenarnya steem blockchain ini membuat siapapun yang ada di dalam komunitas Steemit ini, untuk memiliki pola pikir sebagai seorang entrepreneur atau pengusaha. Sebagai seorang entrepreneur (bukan pedagang semata), maka harus mampu menciptakan sesuatu yang berbeda, kreatif, dan semakin original dan berkualitas maka akan semakin baik hasilnya. Memang tidak kemudian bisa semudah itu untuk bisa “laris” di pasaran, dibutuhkan relasi dan kerja sama dengan berbagai pihak (individu dan terutama komunitas) untuk bisa kemudian berhasil dan berkembang. Bisa saja kemudian cara-cara licik dan tidak etis itu dilakukan, tetapi sulit kemudian untuk berkembang, karena apapun yang negatif, di dunia nyata pun, tidak bisa bertahan lama, akan hancur dengan sendirinya. Sebenarnya semudah itu saja, kok, kalau kita mau berpikir tentang teknologi Steem Blokchain ini, tidak perlu jago IT untuk bisa paham. IT adalah penunjang, pemahaman blockchain dari sisi IT akan membantu mempermudah manajemen usaha yang sedang kita lakukan sebagai seorang entreprenuer di Steem blockchain. Sama seperti kita dalam usaha, mau pakai manual apa digital, tentunya akan berbeda pola pengaturan usaha yang akan kita lakukan. Itu saja, simpel kan?!
Jadi, hal-hal itu jugalah yang membuat saya “pilih-pilih” di dalam menggunakan teknologi blockchain, tidak hanya karena sedang ada airdrops, bounty, dan kemudahan dalam mining maka saya ikut-ikutan berburu. Saya lihat dulu teknologi blockchain yang digunakan agar tidak buang waktu dan rugi sendiri, saya lihat algoritma pola pikir dan manajemen "berpikir"-nya yang tercermin dalam whitepaper mereka, yang sering kali saya ubah menjadi pola dan rumus matematika sehingga bisa dengan mudah saya bayangkan bila menjadi bahasa IT-nya kemudian. Tidak semua bisa dikembangkan dan apalagi bila hanya “meniru’ teknologi blockchain lain ataupun hanya menggunakan “template” yang serupa. Pada waktunya, seiring dengan perkembangan, maka yang meniru dan hanya sekedar melakukan crowd funding, melakukan spekulasi untuk trading saja, akan segera mati. Bounty dan airdrops itu sendiri yang tujuannya untuk menyebarkan koin dan mendapatkan investasi untuk membangun, justru bisa hancur berantakan bila hanya dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Inilah yang bisa mempengaruhi kegagalan dari ICO, sehingga ICO itu sendiri saat ini sudah dianggap tidak lagi bisa efektif dan berhasil. Terlalu banyak yang mengambil kesempatan dan keuntungan untuk diri sendiri. Tidak seperti itulah blockchain technology ini tercipta dan digunakan. Tujuannya sudah jelas, kok, untuk mengubah sistemekonomi yang sentralisasi menjadi desentralisasi, dan ini berhubungan serta mencakup semua bidang, di mana blockchain ini sendiri merupakan sarana atau alat pendukung dan penunjangnnya yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Semoga saja, apa yang saya tulis ini bisa memudahkan semua untuk lebih paham dam mau belajar lebih mendalam lagi. Tidak perlu membatasi diri dengan merasa bahwa teknologi blockchain ini hanya mampu dimengerti oleh orang IT, tidak semua orang IT pun mengerti, kok. Teknologi ini butuh pemahaman yang lebih luas dan bisa dimengeri serta diterapkan dari berbagai bidang, tergantung dari bagaimana kita memahaminya saja, sehingga kita bisa bukan hanya menjadi seorang pengguna tetapi juga menjadi seorang pelaku yang berperan di dalam upaya menuju perubahan dunia yang menjadi lebih baik.
Semoga berguna dan bermanfaat.
Bandung, 29 September 2018
Salam hangat selalu,
Mariska Lubis
Hanya orang-orang yang malas membaca yang akan bilang sesuatu itu "sulit" atau "ini ribet banget" .. Kalau ada orang-orang malas bermental tempe macam itu saya ingin salto tujuh hari tujuh malam di sampingnya sambil bikin rusuh, Mbak @mariska.lubis.. 🤕
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
janganlah, nanti repot kalau dikirim ke RSJ... hehehe...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hahaha.. Kalau yang bawanya mbak sihh no problem wkwkwk.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Yahh..saya malas baca.. Jgn disalto-in lah..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Janganlah kakakku.. Hilaf pulaa nanti saya kan, wkwkwk.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Meskipun saya belum terlalu paham dengan blockchain, tapi dengan adanya tulisan seperti ini, paling tidak bisa menambah ilmu dan wawasan saya tentang blackhain.
Teruslah berbagi dengan kami mbak @mariska.lubis, postingan mbak selalu menarik untuk di ikuti😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Teknologi Blockchain tidak harus dimengerti oleh orang IT, siapapun bisa mempelajarinya asal ada kemauan. Memang kalau tak kenal maka tak sayang. Saya tahu Blockchain ini hanya setelah beberapa minggu menggunakan steemit, itupun belum 100% mengerti. Tapi, saya penasaran kalau engga tau ka @mariska.lubis. Jadi semangat saya baca artikel ini. Makasi ya ka,
Posted using Partiko Android
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ya memang sebaiknya terus dipelajari agar tidak salah kaprah dan kemudian menjadi ketinggalan.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Selamat malam kakak ku @mariska.lubis
Semiga dakam keadaan sehat.
Saya sepebdapat, bahwa teknologi tidak mesti untuk orang IT
Namun teknologi merupakan juga untuk orang-orang yang rasa pengen taunya tinggi, dengan belajar tentunya bukan sekedar duduk, diam, dengar ...iya kan kak ..
Terimakasih
Salam hangat dan sehat selalu..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Selamat malam kakak @mariska.lubis saya juga sependapat dengan kakak mengenai tehnologi.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Blockchain sepantasnya dipelajari, agar kita, termasuk saya lebih tahu mendalam tentang ini dan menerapkan ilmu nya untuk bidang usaha dan kemajuan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
terimakasih artikelnya teh
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mohon ijin reasteem kan terima kasih sangat bermanfaat sekali
Posted using Partiko Android
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit