Qurban Mengikat Tali Silaturrahmi Sanak Keluarga

in budaya •  5 years ago 

Aku beristrikan perempuan Aceh, kami berdua adalah dosen di Teknik Kimia Universitas Malikussaleh, dan anak kami berjumlah 5 orang, 2 perempuan dan 3 laki-laki. Ayah istriku adalah orang Peudada, Kab. Bireun, sedangkan ibunya adalah orang Lam Sinyeun Aceh Besar.

Kegiatan ini diawali pada hari raya Idul Adha, alm Bapak mertua ku, Bapak Nurdin Nafi, seorang pensiunan dosen di FKIP Unsyiah mengajak sanak saudaranya untuk melakukan Qurban Sapi di kampung di Peudada, dan itu masih berlangsung sampai lebaran Idul Adha lalu. Yang ikutan bisa anak-anaknya, keponakan, sepupu dan semua dari garis dia. Tapi diluar itupun tetap boleh bergabung untuk melaksanakan Qurban di Peudada.

Spesial untuk menyembelih, dan memasak daging Qurban adalah abang tertua istriku bang Didik, seorang karyawan Bank Bukopin, dari Banda Aceh. Beliau terkenal keahliannya untuk masak kuah belangong, karena keahliannya ini sering diundang untuk masak kueh belangong di berbagai kenduri perkawinan di Aceh. Kuah belangong ini isinya adalah daging sapi, nangka muda yang digulai dengan bumbu khas Aceh, pada kuali yang besar.

Berbeda tahun lalu, tahun ini, untuk menyembelih ditangani abang nomor 2 istriku, bang Lilik dari Jambi. Daging yang dimasak adalah daging yang telah dipisahkan dari daging yang akan dibagikan kepada yang berhak menerima.
Sebagai pendamping menu utama ini kuah belangong ini biasanya dibuat acar timun, rujak aceh, air timun yang dicampur dengan sirup merah cap patung pakai es, dan makanan kecil tambahan lain yang dibawa oleh sanak saudara dari rumah masing-masing.

Yang paling menarik dari kegiatan ini adalah silaturrahmi antar sanak famili yang jarang jumpa. Biasanya keluarga yang datang dari Banda Aceh, dan dari seputaran Aceh Utara. Untuk kelancaran proses pemotongan hewan qurban, biasanya juga dipanggil seorang ahli pemotongan hewan, agar kerja lebih cepat. Meski begitu para pria, biasanya akan ambil peran masing-masing, seperti ikut memotong-motong daging ke ukuran yang cocok untuk dibagi-bagi dalam tumpukan, ada yang membantu menjaga api gulai belangong, ada juga yang membakar ikan sumbangan dari keluarga yang lain.

Biasanya ikan yang dibawa ikan bandeng. Ikan ini setelah dibersihkan dan dipotong-potong lalu dipangggang. Kaum ibu dan para anak gadis juga ikut membantu menyiapkan hidangan, serta menyiapkan minuman pendamping. Anak-anak seru bermain dengan saudara yang baru kenal, atau ada yang sudah kenal bertahun-tahun. Lokasi dipilih disebuah tanah kosong yang dikelilingi oleh rumah keluarga yang kurang mampu. Sehingga manfaat dari pemotongan Qurban ini terasa buat keluarga yang kurang mampu ekonominya.

Macam-macam profesi dikeluarga Alm Nurdin Nafi, ada yang berprofesi Dokter Ahli penyakit dalam, ada yang Dokter Gigi, ada yang Dosen, ada juga pejabat di pemerintahan, ibu rumah tangga, petani dan macam-macam profesi dalam keluarga ini. Hewan qurban yang dipotong kali ini, cukup besar, dan menghasilkan 140 tumpuk daging yang siap dibagikan. Acara puncak adalah pembagian hewan qurban dan makan siang bersama, usai itu setiap keluarga kembali ke tempat masing-masing. Ada juga yang melanjutkan perjalanan wisata ke Takengon, ada yang langsung ke Medan, mengantar suami ke Bandara untuk balik ke Jambi, sebagian lagi kembali ke Banda Aceh sesuai waktu yang dipilih.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!