It's never too late to succeed. It seems that the phrase is suitable for Salahuddin who is familiarly called Pak Haji. Men born in Idi Year 1960 this spertinya have a very high motivation to achieve success.

The man who is familiarly called Pak Haji in 1980 is the best football player and most feared by the opponent during the game. Because this guy has a great ability to play. Salahuddin is the hardest left winger, with his left foot, he is able to process the ball to break the opponent's goal.

But the greatness of himself playing football is now not as good as it once was. Because he is not young anymore and already a lot of young soccer players are better again. Now the man after hanging up his shoes, runs Idi Raya Football School (SSB). The soccer school he founded also aims to find the seeds of future players.

In addition to managing the Football School, Pak Haji is also busy doing rice business in downtown Idi, District of East Aceh Capital, Aceh Province, Indonesia. Steemians! When I visited Salahuddin who is familiarly called Mr. Hajj at his rice shop. At that time I asked for time to interview the rice business and the sale of rice that has been dilakoninya for 20 years.

In my interview with Pak Haji about rice sales, he said for the brand of rice sold including Balam brand, Intan Mulia, Cap Rantang, Kejora and Sinar Mas. In one sack of rice weighing 15 kilograms for Balam brand with price Rp 165.000, Intan Mulia with price Rp 160.000, Cap Rantang with price Rp 145.000 while for Kejora rice sold for Rp 150.000 and Sinar Mas brand with price Rp 140.000. Said Salahuddin.

Of the various brands of rice sold every day can sell about 50 bags of rice size 15 kilograms. Pak Haji in one month can benefit from rice business about tens of millions of rupiah. The man who is familiarly called Pak Haji has been a businessman of rice for 20 years.

Steemians, this is my posting on Saturday March 3rd, 2018 about former soccer player becoming a rice businessman. Hopefully interesting to read.

INDONESIA

Salahuddin, Dari Pemain Sepakbola Menjadi Pengusaha Beras

Tidak ada kata terlambat untuk sukses. Sepertinya ungkapan itu cocok untuk Salahuddin yang akrab disapa Pak Haji. Pria kelahiran Idi Tahun 1960 ini spertinya memiliki motivasi yang sangat tinggi untuk meraih kesuksesan.

Pria yang akrab disapa Pak Haji di tahun 1980 ini adalah pemain sepak bola terbaik dan paling ditakuti oleh lawan selama pertandingan berlangsung. Karena orang ini memiliki kemampuan hebat dalam bermain. Salahuddin adalah pemain sayap kiri tersulit, dengan kaki kirinya, dia mampu mengolah bola untuk mematahkan gawang lawan.

Tapi kebesaran dirinya bermain sepakbola sekarang tidak sebagus dulu. Karena dia sudah tidak muda lagi dan sudah banyak pemain sepak bola muda yang lebih baik lagi. Kini pria itu setelah menanggalkan sepatunya, menjalankan Idi Raya Football School (SSB). Sekolah sepak bola yang ia dirikan juga bertujuan untuk menemukan bibit pemain masa depan.

Selain mengelola Sekolah Sepakbola, Pak Haji juga sibuk melakukan bisnis beras di pusat kota Idi, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Indonesia. Steemians! Saat saya mengunjungi Salahuddin yang akrab disapa Pak Haji di toko berasnya. Saat itu saya meminta waktu untuk mewawancarai bisnis beras dan penjualan beras yang telah dilakoninya selama 20 tahun.

Dalam wawancara saya dengan Pak Haji tentang penjualan beras, dia mengatakan untuk merek beras yang dijual termasuk merek Balam, Intan Mulia, Cap Rantang, Kejora dan Sinar Mas. Dalam satu karung beras seberat 15 kilogram untuk merek Balam dengan harga Rp 165.000, Intan Mulia dengan harga Rp 160.000, Cap Rantang dengan harga Rp 145.000 sedangkan untuk beras Kejora dijual seharga Rp 150.000 dan merek Sinar Mas seharga Rp 140.000. kata Salahuddin.

Dari berbagai merek beras yang dijual setiap hari bisa menjual sekitar 50 kantong beras ukuran 15 kilogram. Pak Haji dalam satu bulan bisa mendapatkan keuntungan dari usaha beras sekitar puluhan juta rupiah. Pria yang akrab disapa Pak Haji ini telah menjadi pengusaha beras selama 20 tahun.