Judul : Terlupakan
Ukuran :45x20x50 Cm
Bahan Utama : seng plat, kayu, kabel, cok piting dan bola lampu
Teknik : scroll, kenteng dan patri lunak
Pengkarya : Sabda
Tahun pembuatan : 2014
Judul karya terlupakan tersebut di atas merupakan karya yang berbentuk tiga dimensional, secara keseluruhan berbentuk menyerupai huruf u atau seperti tanda conteng dan bahkan agak berbentuk huruf hijaiyah Ba. Bagian luk atau lengkungan di atas terdapat lima buah rongga yang berbentuk persegi, seolah menempel langsung di punggung karya. Karya ini juga memiliki ruang atau volume berbentuk petak agak cembung, di dalam ruang tersebut dijadikan sebagai dudukan bola lampu. Pada bagian permukaan atau badan karya ini terdapat beberapa pentilasi atau lubang yang berjumlah enam di kedua buah sisinya.
Sementara di bagian ujung pangkal agak lebih mengecil atau mengerucut semakin mengecil terdapat juga sebuah lingkaran di ujungnya. Di bagian paling bawah terdapat kayu bentuk persegi yang dijadikan sebagai alas atau dudukan karya. Secara menyeluruh karya ini memiliki bentuk tekstur terkesan kasar, dengan dominasi warna tembaga kehitaman.
B. Analisi Formal
Karya yang berjudul “terlupakan” di atas berbentuk menyerupai huruf u, tanda conteng dan mirip huruf hijaiyah “Ba”. Kesan pertama melihat karya ini adalah mengarah kepada sebuah alat music tiup. Hal ini dikarenakan adanya aksen dan kesan bentuk pada pangkal yang mengerucut dan berlubang kecil dan semakin ke ujung semakin membesar ruang atau volumenya. Selanjutnya ada lima buah rongga berbentuk persegi di bagian dalam lengkungan lebih terlihat hanya sebgai aksen atau pelengkap, aksesosris pemanis semata, tanpa fungsi yang lebih kuat dari itu.
Mengenai tekstur dan tampilan karya tersebut karya ini dibuat dan dibentuk dari bahan plat yang jelas tampak dari tekstur dan warna karya tersebut. Tekstur yang dihasilkan adalah dibuat dengan menggunakan skrol dan bermain dengan warna sehingga terlihat tekstur sedemikian rupa. Tekstur merupakan nilai raba kualitas permukaan suatu benda (Susanto, 2002:20).
Permukaan karya yang dilubangi adalah dengan menggunakan scroll tangan manual, yang bertujuan untuk tempat keluarnya cahaya lampu, karena karya ini berfungsi sebagai lampu duduk. Selanjut di setiap pertemuan plat digunakan teknik sambungan, yaitu teknik patri lunak. Daryanto dalam bukunya keterampilan praktis mengelas dan mematri logam menyebutkan bahwa mematri adalah pekerjaan menyambungkan dua buah plat tipis dengan alat patri berupa solder yang dipanaskan untuk mencairkan timah yang nantinya dibubuhkan pada sambungan plat (2001:91).
Teknik pewarnaan karya ini dilakukan dengan menggunkan warna tembaga yang dikombinasikan dengan warna hitam, sehingga kesan yang ditimbulkan lebih kusam dan nilai keterlupakannya lebih dirasakan.
bersambung.....
ditunggu sambungannya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit