SEJARAH KEMEGAHAN MASJID BAITURRAHMAN ACEH

Assalamualaikum Wr.Wb.
Masjid Raya Baiturrahman Aceh kini tampil makin cantik dengan pesona dan wajah baru. Di balik tampilan nya yang anyar, sejarah panjang perjuangan keras orang Aceh ada di rumah allah ini.
Rumah ibadah kebanggaan masyarakat Tanah Rencong ini menyimpan banyak cerita. Di sana pula-lah jendral Belanda yang bernama Johan Harmen Rudolf Köhler meregang nyawa setelah di tembak oleh pejuang Aceh.

Mesjid yang bercat putih ini berdiri megah di jantung Kota Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh. Di sisi selatan dan utara, dibangun payung bergaya Masjid An Nabawi di Madinah Munawwarah Arab Saudi. Lantainya terbuat dari marmer yang dipesan khusus dari Italia. Pembangunan landscape dan infratruktur ini memakan waktu sekitar dua tahun.

Semenjak diresmikan oleh Wapres Jusuf Kalla pada pertengahan Mei 2017 lalu, Masjid Baiturrahman semakin dilirik wisatawan. Di sana, selain sebagai tempat ibadah juga menjadi destinasi wisata di Aceh.

Masjid yang menjadi ikon kebanggaan masyarakat Aceh ini dibangun pada tahun 1022 H/1612 M oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam, Masjid Baiturrahman sudah mengalami beberapa kali mengalami renovasi. Perluasan dan penambahan kubah dilakukan. Sebelum menjadi indah seperti sekarang, masjid ini punya sejarah panjang.

Disaat penjajah Belanda menyuratkan perang terhadap kerajaan Aceh pada 26 Maret 1873, Masjid ini lah yang menjadi sebagai markas dan benteng pertahanan bagi pejuang Tanah Rencong. Di sini pula, dijadikan markaz untuk mengatur strategi dan taktik perang. Para pahlawan Tanah Rencong seperti Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien Allahummagfir lahuma mengambil andil dalam mempertahkan keberadaan masjid Raya Baiturrahman.

Tentara Belanda yang dipimpin Jenderal Johan Harmen Rudolf Köhler Laknatullah Alaih mendarat di pantai Aceh pada 5 April 1873. Ia membawa 3.198 tentara dan sekitar 168 perwira. Peperangan pertama meletus. Pasukan belanda awalnya berhasil menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Pejuang Tanah Rencong tidak tinggal diam. Mereka melancarkan serangan balasan sehingga menyebabkan Jenderal Kohler LA tewas setelah tertembus peluru di dada.
Menurut sejarah, yang menembak musuh allah tersebut adalah mujahidin dari Lueng Bata yang berada di atas pohon geulampang yang ada di depan masjid tersebut.

Di saat pasukan belanda melakukan agresi kedua pada tgl 10 april 1873 yang di pimpin oleh Jendral van Swieten, masjid ini habis di bakar.
Pasukan dan masyarakat aceh saat itu marah besar, Sang pejuang aceh Cut Nyak Dhien yang memimpin pasukan, membakar semangat para pejuang untuk berjihad di jalan allah. Sehingga perang pun krmbali meletus.
Empat tahun kemudian, penjajah kembali membangun masjid ini. Pembangunan ini di lakukan oleh pemerintah belanda. Batu pertama di letak oleh Kadhi Malikul Adil pada 9 Oktober 1879. Saat itu, Jendral K. Van Der Heijden menjadi gubernur sipil dan militer.
Pembangunan kembali menjadi bukti tanda perdamaian atara Aceh dan Belanda.

Dua tahun kemudian pembangun masjid pun selesai, tepat pada tanggal 27 Desember 1881
Masa itu, mesjid hanya dibangun dengan satu kubsh saja dan ukuran nya tidak terlalu luas. Dan masyaramat Aceh kembali menggunakan tempat ini untuk beribadah.
Renovasi di lakukan beberapa tahun kemudian. Penambahan dua kubah di lakukan pada tahun 1936.
Atas usaha Gubernur A.Ph. Van Aken.
Beberapa tahun kemudian kubah tersebut di tambah menjadi 5 unit.
Pada tahun 1957 nama masjid ini pun di ubah. Dari sebelumnya Masjid Raya Banda Aceh menjadi Masjid Raya Baiturrahman (Rumah Kasih Sayang).

Sekian posting kali ini.
Wassalam.