Perang sipil Suriah bermula dari protes rakyat atas kembali terpilihnya Dr Bashar Hafez al Assad sebagai presiden. Assad memperoleh 88,7% suara mengalahkan dua orang rivalnya Hassan al-Nouri 4,3% dan Maher Hajjar dengan 3,2% suara pada pemilihan presiden pada 3 Juni 2014 dan dihadiri 73,47% pemilih. Pemilu yang digelar ditengah aksi pemberontakan di timur dan utara negeri tersebut hanya digelar di wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah. Protes meletus dan semakin meluas atas terpilihnya Assad sebagai presiden ketiga kalinya.
Persoalan bermula pada tahun 2011 ketika Assad menolak proposal Turki atas pembangunan pipa gas dari Qatar menuju Turki untuk pasar Eropa. Russia dengan perusahaan Gazprom selama ini memasok gas ke Eropa, jika Suriah menerima proposal Turki, Russia sebagai sekutu utama Assad akan sangat dirugikan. Turki bersama Qatar sangat kehilangan muka atas penolakan Assad, dengan menggalang sekutu bersama Arab Saudi, Amerika Serikat, Inggris dan Perancis mulai memperuncing dari isu gas ke isu sekte keagamaan. Pada tahun 2012 Turki, Qatar, Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan terutama Arab Saudi yang ketakutan atas kekuasaan Syiah di Suriah mulai membentuk, melatih, mempersenjatai dan membiayai Pasukan Pembebasan Suriah (FSA).
Ada beberapa faksi militer yang bertikai di Suriah bukan hanya antara pasukan pemerintah dengan FSA. Free Syrian Army (FSA) yang mengaku sebagai kelompok moderat menuntut pemerintah menggelar pemilu yang demokratis. Kelompok ini buah dari kemarahan Turki dan Qatar bersama sekutunya. Kemudian ditengah kekacauan negeri Suriah dimanfaatkan oleh kelompok Iraq - Suriah Islamic State (ISIS) yang kian terjepit di Iraq, persenjataan ISIS didapat dari pabrik-pabrik senjata Bulgaria, Rumania, Hungaria, Jerman Rusia dan Cina.
Tahrir al-Sham merupakan kelompok yang terlibat pertikaian di Surian, awalnya bernama Al-Nusra bagian dari Al-Qaida. Al-Nusra kelompok jihad yang memerangi tentara pemberontak dan juga pasukan FSA. Banyaknya para grup jihadis yang bergabung ke Al-Nusra maka pada Januari 2017 merubah nama menjadi Tahrir al-Salam. Tahun 2015 pasukan darat Russia diterjunkan ke Suriah untuk membantu tentara pemerintah. NATO juga terlibat mulai dari 2014 membantu pasukan FSA dengan dukungan serangan udara. Ahli strategi militer Iran juga berada di Suriah membantu tentara pemerintah menghadapi aksi-aksi pemberontakan dan mengarah ke agresi barat dan sekutunya.
Perang Suriah telah berlangsung selama 7 tahun dengan pengungsi lebih dari 5 juta jiwa dan korban.tewas lebih dari 500 ribu orang termasuk orang tua, wanita dan anak-anak. Turki, Libanon, Yordania, Irak dan Mesir adalah negara tujuan para pengungsi. Turki menampung lebih dari 2 juta jiwa dikarenakan pengungsi-pengungsi yang timbul akibat dari provokasi negaranya. Belum lagi dihitung kerugian harta benda yang mencapai miliran Dollar Amerika.
Krisis Douma membuka pintu masuk Amerika, Inggris dan Perancis untuk terlibat perang terbuka dengan Suriah. Amerika dan sekutu dari dahulu ingin memporak-poranda Timur-Tengah dengan mendirikan pemerintahan boneka dan menguasai minyak dan gas. Amerika berada di gugus depan menuduh Presiden Assad menggunakan senjata kimia memborbardir Douma yang dikuasai pasukan FSA. Hasil investigasi pasukan Russia tidak ditemukan jejak senjata kimia di Douma dan pemerintah Suriah juga telah membantah tentang penggunaan senjata kimia. Berbeda dengan pernyataan Assad, media-media pro oposisi bersama dengan lembaga Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) dan didukung Komite Koordinasi Lokal (LCC) bahwa tentara pemerintah bersama pasukan Rusaia telah menjatuhkan bom berbahan kimia jenis sarin. Lebih dari 100 orang dilaporkan tewas.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengutuk keras serangan tersebut dengan pernyataan "serangan kimia di Suriah terhadap warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, adalah tindakan tercela". Russia memperingatkan Amerika jangan sampai konflik Suriah menjadikan konfrontasi kedua negara. Donald Trump menanggapi dengan mengumpulkan Dewan Keamanan Nasional dan membahas tindakan negaranya terhadap serangan kimia tentara Suriah ke daerah Douma dan mengatakan suatu keputusan akan segera diambil.
Keputusan Donald Trump memerintahkan pasukan Amerika menembakkan roket ke Damaskus dengan sasaran pabrik senjata kimia. Terhitung 13 roket telah ditembakkan. Russia bereaksi keras melalui duta besar untuk Amerika Anatoly Antonov, memberikan tanggapan seputar penyerangan udara di Damaskus dan Homs. Ia mengatakan pendapat Moskow tak lagi didengarkan dan Rusia justru diancam. Russia diperingatkan dengan tindakan yang akan ada konsekuensinya, mempermalukan Presiden Rusia tidak akan bisa diterima dan AS, sebagai pemegang senjata massal itu sendiri, tak punya hak untuk menyalahkan negara lain. Donald Trump memuji tentaranya seraya menyatakan ada tiga sasaran yang berhasil dicapai melalui serangan roket serta berterimakasih kepada Inggris dan Perancis atas kearifan dan kekuatan militer yang baik.
very good your post @taslem...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you very much.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
👏👏👏
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit