By hardiati ningsih
Hari itu sinar bulan sangat terang, aku berjalan mengelilingi sudut kota, saat itu aku dengan gaya cupu ku sambil memakai kacamata tebal ku
Di sepanjang jalan hanya keheningan ya ada, aku meratap dan melihati tubuh ku sambil membandingkan diri dengan foto artis muda yang tengah ku genggan, ya artis itu merupakan artis yang aku idolakan, artis yang memiliki mata yang indah dengan warna yang agak kecoklatan, gayanya yang kekinian membuat semua selaki memperebutkannya, ohh tuhan aku sanggat iri, andai aku jadi dia..
Saat itu aku menghayal dengan penuh peharapan sambil memeluk poster gambar wanita itu, betapa bagaiannya bila aku jadi dirinnya, tak lama setelah itu bintangpun tiba tiba jatuh.
Akupun langsung meminta satu permohonan, aku hanya meminta agar tuhan memberiku mata indah seperti wanita cantik itu..
Serekk... Srekk....
Tiba-tiba aku tak sengaja mendengar suara yang anehh...
Aku langsung melihat di sekeliling ku..
Siapa itu..
Sambil berterik agak takut.. Dengan suara yang agak bergetar...
Siapa...
Aku terik ni, kalau kamu gak keluar...
Aku berusaha mendekat, dengan keadaan yang gelap., sebenarnya aku takut, tapi aku lebih takut jika aku tidak melihatnya..
Aku berusaha lebih dekat lagi, suara nya makin kedengaran,
Srekk... Serek..
Aku lebih mendekat dan makuk kesalam semak...
Ngeongggg...
Akkkkkkkkkkkk......
Aku teriak dengan kencangg.....
Akhhh.... Ternyata hanya kucing saja...
Heh.......
Aku menghela nafas panjang.....
Dan tiba-tiba aku merasa ada yang emegang bahu ku..
Akkkkkkkkkk.....
Aku berteriak dengan kencang..
Eh. Ehh jangan takut, kamu kenapa?
Aku mendengar suara itu dan aku terdiam sambil menoleh kebelakang,
Kamu siapa, kebapa berani menyentuh ku,
Aku rico, tadi aku dengar kamu teriak makanya nya aku kemari..
Ohhhh itu, aku tadi cuma...
Ehmmm...
Tiba-tiba aku terfokus kepada pandangan itu, pandangan dengan mata yang indah, berwarna coklahhh...
Ohh aku terlena dengan tatapan itu..
Cuma apa, tanyanya sambil membuat ku tersadar dari lamunan bodoh ini,
Ehhh.. Maksudnya aku tadi cuma ngilangin stress aja makanya teriak,
Saat itu aku mulai mebuat satu kebohongan untuk hal yang konyol, yaitu hanya agar dia iba pada ku dan kami bisa saling dekat, entah apa yang ada dalam fiiran ku, aku hanya tertuju pada bola mata indah itu....
Bersambung...