Aku selalu melihat tak ada kesedihan dalam dirinya. Sejak SMP ia tak pernah terlihat murung. Kedua ujung bibirnya selalu terangat keatas dan tertarik ke samping masing-masing pipinya. Alisnya selalu mengangkat ke atas sambil berkata "Oh ya?" saat mendengar sesuatu yang menyenangkan ditawarkan padanya. Tawanya menentramkan, seolah tak ada beban dalam hidupnya. Saat temannnya bersedih, dia ikut bersedih. Namun kesedihannya tak pernah lama. Iya selalu tahu kapan, dimana, dan bagaimana mengembalikan suasana menjadi ceria. Tawa dan senyumnya tidak pernah berlebihan, tapi ia selalu terlihat bahagia dan menebar kebahagiaan. Rika begitu sempurna.
Sifat-sifatnya lah yang membuat Rika dipercaya hampir separuh murid sekolah. Dari kelas 1 hingga 3 SMP mengenalnya dan mempercayainya menjadi ketua OSIS. Dia adalah gadis kelas dua yang pertama kali memimpin OSIS. Semua orang memanggilnya putri Rika. Semua berawal dari para guru. Mereka semua selalu memanggil Rika dengan sebutan "Nyai". Pak Rohim pernah bercerita padaku "Di daerah asal bapak, sebutan Nyai untuk seorang gadis itu tidak sembarangan. Kau tahu, Raka? Biasanya hanya ada satu "Nyai" setiap satu desa". Hampir seluruh murid tak suka para guru memanggil Rika dengan sebutan "Nyai". Jadul! Begitulah pendapat mereka. Akhirnya Arka si pangeran sekolah menyebutnya Putri.
Kabar Arka menyebut Rika dengan ucapan "Putri" menyebar cepat sehari itu juga. Paginya Arka berucap, dan sore sepulang sekolah Rika sudah disapa "Putri" oleh setiap orang, kecuali para guru tentunya. Tidak aneh kabar itu menyebar cepat. Semua orang tahu siapa Arka. Lelaki tampan putra tunggal juragan Kos di Kota ini. Arka kelas tiga, dan sangat terlihat bahwa ia menginginkan Rika. Rika tak pernah menanggapi perasaan Arka dengan serius. Pikirku Rika tak mau Arka melalaikan tugas utamanya, persiapan Ujian Nasional. Selain itu Rika juga masih kelas dua dan memegang jabatan OSIS. Seandainya mereka satu tingkatan mungkin mereka sudah berpacaran, pacaran cinta monyet tentunya. Hahaha...
Tak butuh waktu lama untuk menyadari bahwa terkaanku tentang berpacarannya mereka bila satu angkatan itu salah. Rika lebih dewasa dari dugaanku. Ada sebuah rumor menyebar perlahan dan senyap-senyap, tak diketahui oleh Arka. Rumor itu tentang isi buku harian Rika yang terbawa ke sekolah dan tak sengaja tertinggal di kelas sepulang sekolah. Eki si penggemar buku yang juga salah satu teman dekat Rika membaca buku itu. Tersebarlah apa yang ia baca. Begini isinya
Hari ini aku semakin yakin kalau Kak Arka menyukaiku. Aku senang pangeran sekolah menyukaiku, gadis biasa yang tinggal di pinggiran kota. Mungkin dia akan memintaku menjadi pacarnya, hehe? :) Boleh kan aku sedikit berandai-andai? Tapi sepertinya aku tidak akan menerimanya. Bukan karena kelakuannya yang buruk. Kamu tahu, diriku? Arka itu sangat baik, tampan, bahkan semuan gadis di sekolah memanggilnya pangeran. Ia dekat dengan siapapun. Tidak sedikit juga gadis sekolah lain yang tinggal satu komplek dengannya menunggu di depan gerbang sekolah, hanya agar mereka bisa pulang bersama. Ah, aku jadi ingin tertawa. Bukankah menyenangkan menjadi pasangan seorang idola? Ya, benar. Tapi aku tidak mau berpacaran. Aku masih gadis SMP. Aku percaya ucapan ibuku kalau cinta SMP itu konyol, para orang tua menyebutnya cinta monyet. Selain itu ada satu yang tak kusuka dari Arka, dia terlalu kekanak-kanakan. Maaf ya kak Arka. Lagi pula kakak harus fokus pada persiapan ujian kan?
Itu kurang lebih saja sih. Aku tak ingat persis. Waktu itu Eki menunjukkan salinannya padaku. Aku tak menyangka Rika mungkin menolak Arka karena sifat kekanak-kanakannya, bahkan semua murid sekolah yang tahu rumor ini tak menyangka kalau Rika tidak mau berpacaran. Bayangkan saja ia memutuskan dirinya tidak akan berpacaran, bahkan dengan seorang pangeran. Aneh, tapi suatu saat aku mungkin akan mengerti perasaan dan apa yang dipikirkannya itu. Rika memang luar biasa bagiku, ia sempurna.
ceritanya menarik
salam dari @amin-al-hadid moga menjadi sahabat steemit selamanya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Salam kembali @amin-al-hadid saya sudah baca post tentang teks steemit. Senang ada orang aceh yang mau menjadi sahabat saya di steemit. Semoga nanti bisa saling mengunjungi.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
oke saya akan berkunjung ke steemit @murtalabuwah selalu kalau ada kesempatan
salam menjadi temam di steemid
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Haidar, tulisannya bagus. Padat. Diksinya keren. Ceritanya juga bikin penasaran. Ditunggu kelanjutannya ya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Makasih banyak bu @cicisw. Mohon bimbingannya, hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sama2 belajar ya kita. Aku sepertinya harus belajar dari Haidar tentang perbendaharaan kata ini
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Siap bu @cicisw. Kita saling sharing :)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit