Telepatikah?

in ceritamisteri •  6 years ago 

Bulan Désémber 2015, Bogor sedang basah basahnya, seminggu terakhir hujan turun tanpa ampun, dan sore itu aku terpaksa pulang menerobos hujan, karena payung yang biasa ku gunakan tertinggal di kosan.

Tak jauh memang, hanya sepuluh menit aku sudah sampai di kosan, Wisma Putri Widya. Sebuah kos dua tingkat yang berada diujung gang sempit dan pengap. Saat kau lewat kau akan mencium bau rokok yang menyengat, maklumlah depan kosanku memang kosan khusus laki laki.

Sesampainya di kos, aku langsung mandi dan menunaikan sholat magrib, hari ini memang ada praktek mikrobiologi dan jadwalku masuk siang, sehingga baru selesai saat petang.

Hujan turun semakin lebat, padahal perutku sudah teriak, aku pikir warung nasi depan kosan berjualan seperti biasa tapi hari itu dia tutup entah kenapa.

Sambil menunggu hujan reda, aku masuk kamar di lantai dua. Kupikir ada sedikit cemilan sebagai pengganjal, apalah daya tak ada apapun yang bisa kumakan, selain air di galon yang tinggal setengahnya. Maklum uang kiriman dari orang tua belum sampai juga, mereka bilang akan telat mengirim uang, karena mengutamakan uang bayaran kakaku yang sedang ujian, aku pun seminggu lagi ujian dan belum bayar SPP selama tiga bulan.

Entah bagaimana ternyata aku ketiduran, dan terbangun pukul dua. Semakin terasa perutku yang lapar. Meskipun hujan sudah reda, tak mungkin aku keluar jam dua malam, sehingga kuputuskan untuk meminum air saja.

Saat hendak keluar dari selimut, tiba tiba saja tubuhku membeku, aku mendengar suara tangisan.

Glek! Laparku hilang berganti rasa takut.
Kucoba berdzikir namun suara itu tak juga hilang, malah semakin jelas. Bukan hanya tangisan tapi juga ada percakapan.

"Pa, gimana ini Evi mau ujian kita belum ada uang." suara seorang ibu disela sela tangisnya, dan itu suara ibuku! Tapi tidak mungkin, mana bisa terdengar sedang ibu jauh di kota lain.
"sabar mah, insyaallah nanti ada, kita pinjam ke koperasi dulu," sebuah suara berat menyahut, menguatkan. Itu suara bapak! Lagi lagi tak mungkin.

Semakin kutajamkan pendengaranku, aku takut tapi sungguh penasaran, ini benar benar diluar nalar.

"Tapi kita juga belum kirim uang, jangan jangan Evi belum makan," suara ibu lagi.
"hmmm…,"ayah hanya berdehem, tak mampu lagi menjawab ,dan ibu semakin menangis tersedu.

Tiba tiba hening, hanya kudengar isak tangisku sendiri. Kulihat jam di meja, pukul 02.20 untuk memastikan aku tak bermimpi sebelum aku tertidur lagi.

Hari berganti, kejadian itu tak pernah hilang dari memori.

Sampai ujian selesai, aku baru bisa pulang dan segera kuceritakan kejadian yang kualami. Ibu hanya mengernyitkan dahi, beliau bilang percakapan dengan bapa persis seperti yang aku ceritakan. Kami sama sama heran tapi misteri tak pernah terpecahkan sampai sekarang.

Semenjak itu beberapa kali pernah mengalami kejadian seperti ikatan batin dengan ibu. Kapan kapan ya aku cerita lagi.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Hello @revikans! This is a friendly reminder that you have 3000 Partiko Points unclaimed in your Partiko account!

Partiko is a fast and beautiful mobile app for Steem, and it’s the most popular Steem mobile app out there! Download Partiko using the link below and login using SteemConnect to claim your 3000 Partiko points! You can easily convert them into Steem token!

https://partiko.app/referral/partiko