Pemberi Harapan Palsu.
"Gedubraakkk..." seseorang jatuh tepat dihadapanku.
"mbak,, mbak,, tolong...!!" ucapku berharap ada yang membantu.
"kenapa Fik?" tanya Resi menghampiriku.
" ini res, mbak ini pinsan. Ayoo bantu aku bawa ke UKS." ajakku kepada Resi.
Beberapa jam kemudian.
Aku duduk sambil membaca sebuah buku disampingnya. Disamping wanita yang aku tolong tadi.
" ini dimana?..." tanya wanita itu yang telah sadar.
" ini UKS mbak, tadi mbak pinsan. Jadi saya bawa kesini". Jawabku sambil merangkulnya untuk duduk.
Singkat cerita kita ngobrol dan berkenalan.
Namanya Tiara.
Aku tidak memperhatikan apakah dia cantik atau manis. Karena aku termasuk cowok dengan tipe cuek bebek.
Dia meminta no hpku dan alamat social mediaku juga. Untuk memudahkan pertemanan katanya.
Keesokan harinya, aku masuk kuliah agak terlambat. Dosen killer yang aku takuti menunda jam masuknya.
"Ah... Lega. Bisa keliling kampus dulu buat cari post foto terbaik."
batinku.
Aku memang seorang yang suka foto. Tepatnya fotografer.
Sambil melotot sana melotot sini, aku menemukan tempat yang pas.
Langsung kuarahkan kamera kesayanganku kearah sasaran. Tapi tiba-tiba suatu bayangan putih berambut panjang muncul membelakangi kameraku.
Wuiih merinding bro, kirain setan padahal itu si mbak yang kemaren aku tolong. Yah, si Tiara.
Dia menyapaku dan akupun menghampirinya..
Setelah ngobrol panjang lebar, akhirnya aku ajak dia buat jadi model foto aku.
Ternyata dia mau.
Akhirnya kita janjian buat jalani pemotretan di salah satu taman.
Setelah kami sering bertemu. Timbulah rasa suka dihatiku.
Aku merasa senang di dekatnya.
Setiap malam kuperhatikan wajahnya lewat foto yang kuabadikan di taman itu.
Baru sadar, ternyata dia super cantik. Body nya bagus. Top markotop pokoknya.
Seiring berjalan waktu, hubunganku dengan dia semakin dekat.
Bisa dibilang kami sudah seperti sahabat.
Dia berani menceritakan masalah keluarganya padaku.
Itu tandanya aku sudah termasuk orang kepercayaannya.
Aku semakin berani menunjukkan perhatian dan cintaku.
Karena selama inipun dia memberikan sinyal bagus.
Tak ku siakan kesempatan itu karena aku tau banyak juga cowok lain yang suka dia selain aku.
Aku termasuk beruntung, bisa begitu dekat dengan dia.
Sedangkan banyak pria lain yang patah hati karenanya.
Saat aku menemukan waktu yang pas. Tepat di malam ulang tahunku.
Aku menyatakan cinta kepadanya. Berharap penerimaannya menjadi kado istemewa untukku.
Aku menyiapkan sebuah moment romantis yang akan meluluhkan hati wanita mana saja yang melihatnya.
Aku menunggunya 1 jam,, 2 jam, 3 jam. Dia tak kunjung datang.
Aku mulai bosan dan tak sabaran.
Ku hubungi, tapi dia tak menjawabnya.
Haruskah moment indah ini hancur?
Seharusnya kalau dia tak mau datang, katakan saja.
Jangan memberiku harapan. Seakan dia antusias menerima ajakanku.
Lelah aku menunggu, akhirnya dia menghubungiku juga.
Dia meminta maaf, tak bisa datang. Pacarnya baru pulang dari London, jadi dia akan menjemputnya di Bandara.
" apa, pacar?. Selama ini dia mengatakan dia itu jomblo.
Dan juga dia mengatakan suka aku.
Kenapa begini?
Dia pembohong?
Atau pemberi harapan palsu?".
batinku menyiksa diri.
Moment indah yang sudah aku rangkai, semuanya hancur. Harapan dan cinta yang telah aku pupuk semuanya sirna.
Dia pemberi harapan palsu.
Kebohongan akan cinta yang semu.
Pelakor ulung.
Aku yang sempat masa bodoh dengan cinta, akhirnya jatuh hati padanya. Kemudian dia buat aku benci kata cinta.
Semua karena kau pemberi harapan palsu.
Sekian cerpen dari kami. Semoga terhibur.
Terimakasih telah berkunjung.
sumber
(http://kimodup.blogspot.co.id/2018/02/pemberi-harapan-palsu.html?m=1)