SENYUMAN

in contes •  7 years ago  (edited)

image
image
Pagi ini cuaca sangat cerah,tidak seperti hari-hari biasanya,saya mulai memanaskan kereta saya, sambil menunggu adik saya memakai sepatu, lalu datang ibu saya sambil membawa kan segelas minuman dan roti sedudah adik saya memakai sepatu, kami pun berangkat menunju ke sekelolah,setiap pagi saya selalu mengantar kan adik saya ke sekolah,aktivitas yang dipinggir jalan yang kemacetan dan para polisi yang sudah menjadi pandangan ku setiap pagi nya
Letak sekolah adik ku tidaj jauh dari sekolah ku hanya beberapa kilo saja sudah sampai ke sekolah ku

Adikku bernama ZUHRA,dia seorang gadis kecil yang berusia 9 tahun, dia anak yang sangat patuh,ramah,dan mudah bergaul dengan orang lain

Saya disekolah mempunyai seorang sahabat nama febri
"Daniel" panggil febri, ya namaku daniel maulizar dan febri itu sahabat ku
Sejak pertama masuk smk kami sudah mulai akrab sampai saat ini.kami saat ini sudah kelas 3 smk, sudah 3 tahun lamanya kami bersama,dalam keadaan susah, senang kami selalu bersama

Bel berbunyi tanda nya sudah pulang semua siswa pun berseru, ini lah yang dari tadi mereka tunggu-tunggu, maklum lah seorang pelajar

'Hay febri' sapaku pada febri
Dia selalu menunggu ku di gerbang sekolah, orang nya baik,ganteng,kulitnya berwarna sawo matang dan badan nya sangat ideal, untuk para wanita pasti sangat menyukai nya

"kenapa lama sekali" ucapnya dengan senyuman
"tadi aku ke ruang guru untuk mengumpulkan tugas yang baru saja selesai"ucapku pada febri
"ayolah kita pulang cuaca pun sangat panas"ucap febri kepadaku
Lalu kami pulang barengan pas sedang di tengah perjalanan,tiba-tiba febri bertanya kepada ku

"daniel aku kerumah mu ya? Ucap febri
"Ngpain? Ucapku
"hanya mau main-main saja"ucap febri
"yaudah ayolah kita kerumah ku"pinta ku

Setelah berjalan sekitar sekitar 10 menit akhirnya kami sampai di rumah ku, seperti biasanya febri langsung duduk di ruangan tamu rumah ku
Mau minun? Tanyaku, febri hanya mengangguk saja
Ini minum nya maaf cuma air putih saja" ucapku memberikan segelas air putih yang ku ambil tadi

Kamu mau kemana? Tanyaku
Gakada dia langsung keluar rumah dan duduk dibawah pohon besar yang ada di depan rumah ku, dia membuka tas nya dan lalu mengeluarkan sebuah pisau kecil, aku pun melihat nya dia menggambar sesuatu
Kamu mau gambar apa sih febri? Tanyaku penasaran
Liat aja nanti pas sudah selesai"katanya dia masih konsentrasi dengan gambaran nya

Setelah setengah jam lamanya berlalu, febri menyelesaikan gambarannya

Wow"seruku setelah melihat gambarnya febri
Cantik kah? Tanyanya
Aku mengangguk
Dia menggambar 2 pria yang bergandengan tangan,dengan menggunakan seragam sekolah,disana juga febri mengukir nama kami berdua, lalu aku mengambil pisau kecil yang dipegang febri
"mau ngapain? Tanyanya
Aku kemudian mengukir sebuah tulisan di atas gambar febri BEST FOREVER
setelah membaca tulisan yang aku tulis dia hanya tersenyum saja

Hari menjelang sore, supir pribadi febri pun tiba. Tidak, aku salah. Ternyata yang datang adalah ibu bapak febri.
“sore om” sapaku pada bapak febri, aku berniat menyalaminya, tapi dia menghiraukan uluran tanganku.
“bapak” ucap febri, dia merasa tak enak hati dengan sikap bapaknya.
“sore” jawabnya ketus. “ayo pulang, kenapa sih kamu ke tempat kayak gini”
“iya iya” jawab febri sebal
“semenjak kamu temenan sama anak ini, kamu suka membangkang sama bapak” akupun hanya terdiam mendengar ucapan bapak febri .
“apaan sih pa, udah pulang yuk” ajaknya. “maaf ya daniel, aku pulang dulu” ucapnya padaku, sambil tersenyum, akupun membalas senyumannya.

Mobil mewah febri pun menghilang, aku masih duduk di bawah pohon. Entah mengapa aku mulai menyukai tempat ini, kupandangi gambaran febri, hari mulai Larut. Aku masih duduk di bawah pohon menantikan ayah dan ibuku pulang. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, akupun beranjak dari bawah pohon itu dan berlari menuju rumah, aku berhenti sejenak dan memalingakan wajahku menatap gambaran febri Hujan bertambah deras, akupun berlari masuk rumah. Jam 10.05 malam, ayah dan ibuku belum pulang. Pikiranku kacau, tak biasanya selarut ini mereka belum pulang.
Akupun tertidur di kursi ruang tamu, malam ini dingin sekali.
“ayah… ibu…” aku terus memanggil nama mereka
“ayah… ibu…” sebuah tangan menepuk bahuku, perlahan ku buka mataku.
“budhe, kok disini” tanyaku pada budheku yang tinggal jauh dari keluargaku, mengapa dia ada disini. Ternyata aku ketiduran sampai pagi. Budhe masih tak menjawab pertanyaanku. Akupun melihat sekeliling, seingatku aku tertidur di ruang tamu, kenapa sekarang aku dikamarku.
“daniel…” suara budhe terdengar menyedihkan. Ku dengar suara banyak orang di luar, suara orang menangis. Akupun beranjak dari ranjangku, aku berjalan keluar. Ku tatap budheku, wajahnya pucat seperti habis menangis, ku baka pintu kamarku. DEG… jantungku berdegup kencang, tubuhku lemas. Seperti dunia ini hancur. Ku lihat sepasang jazad tertidur dengan lelap.
“ayah… ibu…!” akupun berteriak setelah melihat jazad kedua orang tuaku. Orang-orang disitupun mencoba menguatkanku. Akupun menangis.
“ayah… ibu… kenapa kalian ninggalin aku” ucapku di depan jazad mereka. “ajak aku ayah, ibu” pikiranku kacau.
“daniel” panggil seseorang, ya febri, dia datang kerumahku. Dia juga kaget melihat semua itu. Dia memelukku, akupun menangis dalam pelukannya.
“ayah… ibu…” aku masih memanggil mereka. Kenapa tuhan lakukan ini semua padaku. Febri melepaskan pelukannya.
“daniel, yang sabar ya” ucapnya. Aku masih tak percaya dengan semua ini. Kupukul-pukul dadaku, karena aku mulai sesak dengan semua ini. Febri menahan tanganku. Dia menangis. Tuhan… teriakku dalam hati.

Sebulan setelah kepergian Orang tuaku, aku mulai tak semangat menhadapi hari-hariku. Yang kulakukan hanya duduk terdiam di bawah pohon. Ku lihat gambaran Febri mulai rusak. Tangan yang bergandengan menjadi hilang. Entah tandanya apa. Wajah kami yang dulu terlihat bahagia, sekarang pudar.
Aku sudah tak sanggup dengan ini semua.
“daniel” panggil febri, hari ini dia datang ke rumahku. Karena bapak’nya febri yang tak suka denganku, febri mulai tak diizinkan untuk kerumahku.
Aku masih terdiam. “daniel” panggilnya lagi. “daniel” dia mendekatiku, aku masih tak bergerak dari posisiku. Dia memelukku. Aku menangis.
“febri, kenapa hidupku kayak gini, tuhan tak adil padaku?” tanyaku pada febti
“daniel, kamu gak boleh ngomong kayak gitu” ucapnya
“tapi emang kenyataanya kan?” akupun terisak
“nil, Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk hambanya, semua telah tertulis, hidup mati kita tuhan telah mengaturnya, kebahgiaan, kesedihan. Semua telah dalam rencana tuhan. Tanpa adanya kesedihan kita tak akan tau rasanya kebahagiaan. kita terlahir di dunia ini tanpa apa-apa dan kita akan kembali pada-Nya lagi” jelas febri. Aku terdiam, memang apa yang febri bilang.
“daniel, tak ada yang salah dengan rencana tuhan” febri tersenyum, aku menatap senyuman itu. Ah senyuman seorang sahabat yang akan selalu terkenang.
“Terimakasih febri” ucapku. Febri mengangguk.
Terimakasih buat sevenfinger yang telah membuat kontes ini
Sukses terus

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Terima kasih telah berpartisipasi!

Terima kasih juga telah membantu saya untuk mengikuti kontes ini @saini88

Jangan tunggu kebahagian baru tersenyum, tapi tersenyumlah agar kita bahagia