Di Indonesia Bahkan di Dunia, Lincah Busu adalah Satu-satunya Rujak yang ada di Busu (Bilingual)

Pernah dengar Lincah Busu (Rujak Busu)? Ini adalah kuliner yang sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat Pidie, bahkan juga masyarakat dari luar Kabupaten Pidie. Jika belum pernah merasakan enaknya rujak ini, silahkan steemian berkunjung ke Pidie, Aceh, untuk menikmati sepiring Lincah Busu, rujak khas Aceh yang ada di Desa Bale Busu, Kecamatan Mutiara, Beureunuen.

Lincah adalah bahasa Aceh yang artinya rujak. Lincah yang ada di Busu ini memang sangat berbeda, rasanya nikmat membuat para tamu ketagihan. Yang unik dengan rujak ini adalah periuknya yang besar, beda dengan yang ada pada daerah atau tempat penjual rujak lainnya. Periuk besar tersebut dibuat dari Batang Pohon pegunungan yang sangat kuat, yang didatangkan langsung dari wilayah Tangse, Aceh. Ukurannya bervariasi dan biasanya periuk ini setahun sekali akan diganti. Rasa rujaknya yang enak ditambah dengan suasana pemandangan sawah-sawah dan aliran air sungai yang berada di samping tempat dijualnya Lincah Busu ini.

Aku bangga menjadi warga Busu, bangga dengan adanya rujak atau lincah Busu, yang bisa membangkitkan nama desaku. Ya, tubuhku lahir di Busu, besar di Busu, hidup di Busu, tidur kadang-kadang di kasur, kadang-kadang di lantai yang beralas tikar anyaman ibuku. Semenjak aku kecil, lincah Busu sudah ada, dan bertahan serta terus berkembang sampai sekarang. Sehingga Busu sudah terdengar seperti nama Kota yang ada di Negara-negara hebat.

Rujak Busu ini sama halnya seperti rujak Aceh pada umumnya. Dipenuhi dengan buah-buahan yang umumnya masih belum begitu masak sempurna, seperti bengkuang, pisang, ubi jalar, nenas, timun, pepaya, dan mangga. Potongan buah-buahan ini kemudian diulek sedemikian rupa dengan campuran gula jawa, sedikit kacang tanah yang telah digonseng, ditambah garam dan sedikit gula pasir, serta cabe rawit. Lalu diulek hingga merata di atas periuk besar yang terbuat dari kayu.

Rasa rujak Busu ini dapat disesuaikan, apakah kita ingin rasa yang pedas atau sedang-sedang saja. Namun, kebanyakan pengunjung ingin merasakan khasnya yang sedikit lebih pedas. Lincah Busu juga terasa lebih kelat, karena adanya potongan pisang muda yang dicampur dengan beberapa buah lokal dari Aceh, seperti buah rumbia (boh meuria). Rasa buah ini sedikit kelat dan beraroma khas. Dulunya buah ini mudah dijumpai yang mana banyak pedagang menjualnya bebas di pasaran, namun sekarang sudah sangat sulit kita temui. Kehadiran buah inilah yang memberikan sentuhan berbeda pada rujak Busu, Aceh, jika dibandingkan dengan rujak dari daerah lain. Segala kenikmatan dan lezatnya lincah Busu ini kita tidak perlu menghabiskan banyak uang, harga seporsinya hanya Rp. 5.000. Harga yang sangat murah bukan? Jika 1 SBD Harganya Rp. 50.000, maka akan kita dapatkan 10 porsi Lincah Busu.

Bagi kalian yang berkunjung ke Aceh sudah sepantasnya memasukkan rujak Lincah Busu yang sangat khas ini sebagai kuliner yang patut kalian coba. Di wilayah Kabupaten Pidie, rujak ini terdapat di tiga tempat. Lincah Busu yang terletak di Desa Bale Busu, Kecamatan Mutiara, Beureunuen, Kabupaten Pidie, Aceh, adalah tempat yang pertama dibuka oleh pemiliknya Mustafa (kami memanggilnya Apa Tafa). Ini adalah tempat yang sudah ada dari jaman aku kecil hingga sekarang.

Ramadhani, anaknya Apa Tafa pemilik lincah atau rujak Busu.

Ramadhani anaknya Apa Tafa (Apa dalam bahasa Aceh adalah Paman), juga menjual Rujak dengan nama Lincah Busu, yang berada tepat di samping pagar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Negeri 2 Sigli. Patokan tempatnya bisa kalian lihat di samping Lapangan yang ada tepat di depan Perguruan Tinggi Alhilal, Keuniree, Sigli. Selain di dua tempat itu, Lincah Busu di Wilayah Kabupaten Pidie juga terdapat di daerah Bambi, yang berada di pinggir jalan lintas Banda Aceh-Medan. Pemiliknya adalah adik kandung dari Apa Tafa yang bernama Basma, biasanya kami panggil Apa Ma. Nah, bagi kalian yang belum pernah mencoba kenikmatan rujak ini, kalian bisa menghubungi aku nanti saat kalian berkunjung ke Pidie. Kalian semua harus mencoba satu-satunya rujak di dunia yang memiliki nama Lincah Busu. Uyeee!!!

---

ENGLISH

---

Ever heard Lincah Busu or Rujak Busu? (Rujak are fruits that are cut into small pieces, and mixed with sweets). This is a very famous culinary among Pidie people, even people from outside Pidie district. If you have never felt good with this rujak, please visit Pidie, Aceh, to enjoy the dish Lincah Busu, typical Rujak Aceh in Bale Busu Village, Mutiara Sub-district, Beureunuen.

Lincah is the language of Aceh which means rujak (fruits that are cut into small pieces, and mixed with sweets) The rujak at Busu is so different, it's good to make the guests hooked. What is unique with this salad is a large pot, different from the one in the area or place seller other rujak. The large pots are made from very strong Trunks Mountain, imported directly from the Tangse mountains of Aceh. The size varies and usually this pot once a year will be replaced. His rujak feels delicious plus the atmosphere of rice fields and river water flow located next to where the bamboo sale of this life.

I am proud to be a citizen of Busu, proud of the presence of Rujak or Lincah Busu, which can raise the name of my village. Yes, my body was born in Busu, big in Busu, living in Busu, sleeping occasionally on the mattress, sometimes on the floor with my mother's woven mat. Ever since I was small, Lincah Busu has been around, and persisted and continues to grow until now. So Busu already sounds like the name of the City in the great countries.

Rujak Busu is the same as rujak Aceh in general. Filled with fruits that are generally still not very perfect, such as sweet potatoes, bananas, pineapple, cucumber, papaya, and mango. These pieces of fruit are then mashed in such a way with a mixture of Java sugar, some nuts that have been on the roaster, plus salt and a little sugar, sand and chili. Then peeled flat on a large wooden jug.

The taste of this rujak can be adjusted, whether we want to taste spicy or mediocre. However, most visitors want to feel a bit more spicy. The rujak Busu also feels more peeled, because the pieces of young bananas are mixed with some local fruit from Aceh, such as rumbia (boh meuria). The taste of this fruit is slightly brown and flavorful. It used to be easy to find where many traders sell in the market, but now it is very difficult to meet. The presence of this fruit that gives a different touch on rujak Busu, Aceh, when compared with rujak from other regions. All the fun and delish Rujak Busu we do not need to spend a lot of money, the price of one portion only Rp. 5,000. Very cheap price is not it? If 1 SBD The price is Rp. 50.000, then we will get 10 portion of Rujak Busu .

For those of you who visit to Aceh it is proper including this very distinctive rujak Busu as a culinary you try. In Pidie District, this rujak has three places. Lincah Busu located in Bale Busu Village, Mutiara Sub-district, Beureunuen, Pidie District, Aceh, is the first place opened by its owner Mustafa (we call him Apa Tafa). This is a place that has existed from my childhood until now.

Ramadhani, his son Apa Tafa the owner is Lincah or rujak Busu.

Ramadhani his son Apa Tafa (Apa is in Aceh is a Uncle), also sells Rujak with the name Lincah Busu, which is just behind the fence SMK (Secondary School) Negeri 2 Sigli. Benchmarks can be done in the right place in front of Alhilal College, Keuniree, Sigli. In addition, Lincah Busu in Pidie District is also located in the Bambi area, located at the crossroads of Banda Aceh-Medan. The owner is the real sister of Apa Tafa named Basma, we usually call Apa Ma. Well, for those of you who have never tried this Rujak, you can change me after visiting Pidie. You can all try the only rujak in the world that has the name Lincah Busu. Uyeee!!!

Thank you for reading, best regards @rastaufik10!