Upaya untuk mengembalikan peranan politik islam, baik dalam kerangka mengembalikan sistem khilafah maupun mencari subtitusinya, bukannya tidak pernah ada. Kekhilafahan, terlepas dari berbagai kelemahannya, mempunyai ikatan emosional dengan umat muslimin dan memberikan pijakan bagi negeri- negeri Muslim untuk berbicara dengan satu suara. Sejak tahun dua puluhan, beberapa saat sejenak jatuhnya khilafah, pencarian akan pijakan alternatif yang dapat menyatukan negeri Muslim dan memberikan pada mereka suara yang kuat dan terpadu telah mendorong diselengarakan banyak konfrensi dan pertemuan puncak antara lain:
- Kongres Muslim Dunia di Makkah, 1926
- Kongres Kekhalifahan Islam di Khairo, 1926
- Konfrensi Islam al- Aqsha di al- Quds, 1931
- Konfrensi Islam Internasional kedua di Karachi, 1949
- Konfrensi Islam Internasional ketiga di Karachi, 1951
- Pertemuan Puncak Islam di Makkah, 1954
- Konfrensi Muslim Dunia di Mogadishu, 1964