Rasanya seperti ada pedang yang mencabut di dadaku, perih, percayalah ini sangat tidaklah mudah. Bahkan untuk membayangkan perpisahan saja sudah sangat membuatku bermimpi buruk selama berbulan-bupan. Bagaimana jika harus menjalani?
Apabila sekarang kamu harus bertanya apakah ada drama bandara yang bisa kami buat bersama, seperti adegan romantis di film cinta? kamu pasti mengira aku dan dia saling berlari untuk menuju suatu arah yang sama dan berpelukan layaknya muda-muda yang ingin berpisah di boarding room,
Lalu kemudian aku bilang sesuatu kepadanya lalu dia memberiku seatu buah tangan? Ironis, untuk kali ini aku tak bisa menghadirkannya untukmu.
Saat kami pertama bertemu di meja sekolah . Saat itu masih duduk di kelas 10 yang tak lama setelah itu menjalani Ujian Nasional. Saat itu murid kelas 10 sedang mengadakan acara foto bersama untuk buku tahunan dan ia salah satu fotografer kami. Tampak sangat profesional. Sangat lihai memainkan lensa dengan putaran yang akurat.
“Nomor 13 silahkan maju.”
Tibalah giliranku, aku duduk dengan rapi dan berpose gaya dua jariku. Tak lama kemudian ia memperlihatkan hasil sasarannya, dan benar saja aku dibuatnya takjub.
Sejak itulah, kami mulai berkenalan di media sosial. Beberapa kali tidak sengaja bertemu di sebuah café langgananku. Pembicaraanku sering berputar-putar pada teknik penning, teknik winddow light, sepertinya ia tak begitu peduli kesulitanku.
Pada suatu pagi aku terbangun hanya karena pesan pendeknya. Ia hanya menanyakan apa aku butuh bantuan untuk tugas fotografi. Tentu tak akan kubiarkan kesempatan emas ini sia-sia. Tanpa berpikir lama-lama, aku berdandan seadanya dan bergegas menuju café yang sudah disepakati
“Hai, apa sudah siap untuk memotret siang ini?”
sapanya .
“kenapa kamu mau repot-repot untuk membantu memotret tugasku?”
“Aku tidak bilang akan memotret untukmu . Aku pikir tidak ada salahnya aku mengajakmu hunting foto, lagi pula aku juga sedang mengikuti untuk event lomba fotografi.”
Aku mengerutkan alis
Tak lama kemudian ia menyambar laptopnya dan sibuk menatap layar . Sepertinya ia sedang dalam kesulitan.
“Ada yang perlu aku bantu?"
“Hunting foto hari ini di batal aja ya. Ganti besok aja. Karna aku ada presentasi mendadak”
