Kucing Saya Sakit, Apa Obatnya?

in distemper •  6 years ago  (edited)

Satu.jpg

Saya menyukai kucing, di rumah ada empat ekor, lebih kurang umurnya tujuh bulan sekarang. Dua jantan, dua betina. Induknya entah mengapa pergi meninggalkan anak-anaknya saat mereka berusia satu bulan, padahal kami membiarkan anaknya, tak pernah menyentuhnya. Induknya sudah bersama saya lebih kurang dua tahun, tapi kemudian di pergi begitu saja tanpa meninggalkan pesan, hingga akhirnya sayalah yang mengurusi si anak-anak kucing yang berempat itu.

Sayapun mulai browsing-browsing di internet mencari tahu cara merawat bayi kucing. Setelah membaca beberapa informasi, maka saya cukup yakin bahwa saya kira saya tahu cara merawat bayi kucing. Dan seperti yang disarankan oleh informasi yang saya dapatkan, maka sayapun membeli makanan yang tepat untuk bayi kucing, Dominannya susu dan beberapa makanan yang sangat lunak. Beberapa hari setelah saya beri makanan eh saya lihat si kucing faeces-nya seperti bentuk faeces diare. Tapi karena saya tidak yakin apakah itu jenis diare atau bukan, dan saya pikir itu alami, dan mungkin juga terjadi karena mereka belum terbiasa beralih dari susu induknya ke makanan instan, jadi saya lanjut aja memberi makanan yang sama hingga beberapa hari kemudian.Lebih kurang dua minggu, bayi-bayi kucing ini tidak menjadi bertambah lebih baik, badannya kurus dan berkurang lincahnya.

Akhirnya saya putuskan untuk menyudahi memberi mereka makanan instan. Sebagai gantinya, saya beri ikan cuek yang dikukus agar steril dicampur bubur nasi, semuanya digiling hingga benar-benar lunak dan hampir cair. Alhamdulillah faeces-nya tidak lagi seperti diare, tubuhnya semakin tumbuh dan lincah-lincah. Lha.., saya pikir, ini kucing Indonesia banget, musti makan nasi ya… Begitulah, himgga hari ini itu menjadi menu mereka, walaupun sudah tidak terlalu dibubur lagi nasinya, tapi tetap digiling hingga lunak bersama ikan kukus.

Pada saat mereka berusia lebih kurang dua bulan, salah satu dari mereka terserang penyakit. Suatu hari seperti biasa, pagi-pagi saya memberi makan, semuanya masih lincah lari kesana kemari, tapi siang harinya, salah satu dari mereka, jantan, saya temukan sedang bersembunyi di tempat gelap balik kulkas tergeletak lemas, kaki belakangnya lemah, seperti lumpuh, tidak mampu berdiri seperti biasa. Ada cairan putih agak kuning di dekatnya, mungkin muntahannya. Saya pikir dia terserang demam, saya ambil, lalu saya beri selimut, makanannya saya buat sangat cair dan kemudian saya suapi perlahan dengan sepetan dari bekas tempat suntikan tinta printer yang telah dibersihkan. Sayapun mulai browsing-browsing tentang indikator kesehatan kucing. Dari informasi itu saya tahu, berapa detak jantung dan frekuensi bernafas anak kucing sehat yang berusia dua bulan, bila lebih dari itu, maka berarti ia sedang mengalami sesak nafas sebagai dampak dari beberapa penyalit, atau kurang dari itu juga indikasi beberapa penyakit yang mungkin sedang menyerangnya. Dari informasi akhirnya saya juga tahu, bahwa kondisi seperti yang sedang dialami kucing saya merupakan salah satu indikasi dari penyakit distemper.

dua.jpg
Obeth Kecil

Esoknya, saya ke pet shop yang ada menjual obat-obatan untuk kucing. Kepada orang yang ada di pet shop, yang juga seorang dokter hewan, saya mengutarakan bahwa kucing saya lebih besar sedikit dari sekepalan tangan orang dewasa, sakitnya seperti ini dan seperti itu, kira-kira obatnya apa ya…? Si dokter menyarankan agar kucing yang sakit dibawa dan kemudian diperiksa darahnya, untuk mendiagnosa penyakitnya. Tapi lebih lanjut dia juga berkata, dengan prihatin, bahwa bayi kucing memang sangat rentan terpapar penyakit dan tingkat keberhasilan mereka untuk mampu bertahan juga kecil, dan untuk penyakit seperi itu obatnya tidak ada di pet shop yang saya datangi.

Akhirnya saya pulang, saya suapi tuh kucing yang sakit, sambil saya pandangi. Bulunya putih bersih, dan yang paling lucu dari semua, saya panggil dia dengan sebutan nama Obeth. Saya pikir, masak iya gak ada yang bisa saya lakukan?
Kebetulan, saya ini pengkonsumsi jamur ling zhi, bukan yang kapsul, tapi yang cacahan kering. Itu menjadi suplemen saya, yang diseduh seperti teh untuk diminum dua kali sehari. Alhamdulillah, walaupun sering kurang tidur dan melakoni pekerjaan yang berat, tubuh selalu fit dan belum kena penyakit orang di usia saya. Alhamdulillah. Jadi, saya mulailah eksperimen. Si Obeth pun mulai saya suapi cairan teh jamur ling zhi yang biasa saya minum dengan menggunakan tube bekas tinta printer – yang seperti jarum suntik – ke mulutnya, kira-kira di isi sepertiga dari volume tube tersebut. Seperti ajaib, empat jam setelah disuapi cairan teh, tuh kucing yang sudah lebih dari duapuluh empatjam lemas bisa berdiri lagi, walau gontai, ngeong-ngeong lemah, sepertinya lapar, karena bagi yang pernah mengkonsumsi jamur ling zhi memang merasakan salah satu efeknya adalah selera makan.

Begitulah, saya pikir kalau itu pernah bisa membuatnya segar, maka Insya Allah itu bisa membuatnya sehat. Jadi si Obeth mengkonsumsi teh jamur ling zhi sesering saya mengkonsumsinya, dua kali sehari. Yang masih tersisa dari penyakitnya adalah kejang-kejang, seperti epilepsy, biasaya satu jam atau dua jam sekali si Obeth ini kejang-kejang. Tapi saya tawakal aja, saya beri terus teh jamur ling zhi dua kali sehari. Alhamdulillah frekuensi kejang-kejangnya berkurang dan semakin berkurang. Setelah lebih dari satu bulan terus menerus mengkonsumsi teh jamur ling zhi, saya tak melihat lagi si Obeth mengalami kejang-kejang dan lumpuh.

Jadi ini sebenarnya pengalaman tentang merawat kucing. Tapi yang bisa berlaku pada kucing saya belum tentu bisa berlaku bagi kucing lain. Jadi jangan serta merta ditiru. Saran saya, kalau kucing anda sakit, agar dibawa saja ke dokter dan diberi perawatan dan pengobatan seperti yang disarankan. Apa yang saya saya lakukan ini karena, dari sisi finansial, saya belum mampu memberi perawatan seperti yang disarankan, tapi itu tak menghalangi saya untuk tidak merawat kucing seperti yang diharapkan oleh si kucing itu sendiri. Ada banyak jalan ke Roma, bukan?

tiga.jpg
Obeth Sekarang

Para bayi kucing, sekarang sudah besar, dan gendut-gendut. Kalau induknya suatu hari datang lagi, pasti dia akan terharu melihat anak-anaknya sekarang.. Empat ekor kucing ini sekarang manjanya luar biasa, mungkin dalam pikiran mereka, saya ini induknya. Dan si Obeth ini yang paling manja dari semuanya, kalau saya sudah di rumah, duduk menulis maka dia akan segera naik ke pangkuan, seolah – olah mau berkata kepada temannya yang lain: this is mine! Dulu waktu masih kecil-kecil, empat ekor kucing biasa tidur dipangkuan, sekarang tidak bisa lagi karena sudah semakin besar, jadi kalau si Obeth sudah ada disana, maka yang lain gak kebagian tempat. Biasanya dia akan lebih dahulu naik ke pundak, endus sana-endus sini, seolah – olah mau berkata, bro kita pren kan..? Dan saya pun mengelus-elusnya: ya, tentu Beth, kita pren, kemarin, hari ini dan esok, kita pren.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!