Kongres Demokrat Amerika Serikat baru saja mengambil langkah pertama menuju proses pemakzulan Presiden Donald Trump. Pada hari Senin (4/3), Ketua Dewan Peradilan Jerry Nadler mengumumkan bahwa ia memulai penyelidikan besar-besaran terhadap kehidupan bisnis dan politik Trump. Namun Nadler juga menekankan, bahwa agar proses ini bisa berhasil dan tidak menjadi bumerang, dibutuhkan dukungan kuat dari publik AS.
Baca Juga: Trump Salahkan Kesaksian Cohen sebagai Pemicu Kegagalan KTT Vietnam
Oleh: Chris Cillizza (CNN)
Pada hari Senin (4/3), Ketua Dewan Peradilan Jerry Nadler mengumumkan bahwa ia memulai penyelidikan besar-besaran terhadap kehidupan bisnis dan politik Donald Trump, langkah pertama dalam upaya yang lambat tapi memiliki tujuan pasti oleh Kongres Demokrat untuk membangun kasus pemakzulan terhadap Presiden.
Nadler, dalam sebuah wawancara di acara “This Week” ABC, terbuka tentang strategi itu. “Kami sekarang belum memilah semua bukti untuk melakukan pemakzulan,” katanya. “Sebelum Anda memakzulkan seseorang, Anda harus meyakinkan publik Amerika bahwa itu harus terjadi.”
Kampanye persuasi itu dimulai dengan sungguh-sungguh hari Senin (4/3), dengan Nadler mengeluarkan lebih dari enam lusin surat kepada berbagai pejabat pemerintahan Trump, mitra bisnis, dan pejabat kampanye, mencari jawaban untuk berbagai pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu berkaitan dengan: kemungkinan terhalangnya keadilan, pembayaran uang diam-diam kepada dua wanita yang mengklaim berselingkuh dengan Trump, potensi kolusi dengan Rusia selama kampanye tahun 2016 dan pelanggaran-pelanggaran terhadap pasal-pasal Konstitusi tentang honorarium.
Seperti yang ditulis Mike Allen dari Axios dalam buletin hari Seninnya:
“Dalam penyelidikan yang dikoordinasikan antara enam hingga delapan komite DPR, Trump pada dasarnya akan diadili di depan umum selama berbulan-bulan mendatang, dengan topik yang mencakup penyalahgunaan kekuasaan, penghalang keadilan, konflik kepentingan (termasuk keuntungan dari Trump International Hotel di Pennsylvania Avenue) dan pencucian uang. ”
Kenyataan bahwa “persidangan umum” itu dipimpin oleh Nadler―dan Komite Kehakiman―bukanlah suatu kebetulan. Proses pemakzulan―jika itu terjadi―akan dijalankan melalui Komite Kehakiman yang sama dan diawasi oleh Nadler.
Ini adalah arena uji coba.
Demokrat juga mengatakan bahwa pemakzulan adalah proses yang murni politis―bukan hukum―yang membutuhkan persuasi. Ini bukan tentang meyakinkan juri atau hakim. Ini tentang meyakinkan rakyat Amerika, yang kemudian, secara teoritis, menekan perwakilan mereka di Kongres. (Terakhir kali Kongres memakzulkan seorang presiden tanpa dukungan publik―pada tahun 1998―pemakzulan tersebut menjadi bumerang terhadap para anggota Partai Republik yang telah melakukan pemakzulan itu.)
Satu orang yang telah lama memahami bahwa a) pemakzulan, bukan dakwaan, adalah ancaman nyata bagi Presiden dan b) pemakzulan hanya terjadi jika pengadilan opini publik menginginkannya terjadi, salah satunya adalah Donald John Trump.
Baca Juga: Donald Trump Tidak Memenangkan Apa pun dan di Mana pun
Dalam 18 bulan terakhir, Trump telah mencerca Departemen Kehakimannya sendiri, menggambarkan penyelidikan penasihat khusus yang sedang berlangsung terhadap campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 sebagai perburuan penyihir dan tipuan. Dia telah menjadikan Robert Mueller dan tim penasihat istimewanya sebagai aksi “marah” Demokrat yang mencoba untuk mengubah hasil pemilihan. (Mueller adalah seorang Republikan terdaftar yang bertugas di FBI selama satu dekade di bawah satu presiden Demokrat dan satu presiden Republik.)
“Gangguan Presidensial oleh Demokrat yang ‘gila’ di tingkat tertinggi dalam sejarah negara kita,” kata Trump lewat akun Twitter-nya Minggu malam (3/3) saat investigasi Nadler berlangsung. “Demikian juga, media arus utama yang paling ganas dan korup yang harus ditanggung oleh presiden mana pun―namun dua tahun pertama yang paling sukses bagi Presiden mana pun. Kita MENANG besar, DUNIA iri, tetapi coba pikirkan seperti apa jadinya?”
Kampanye Trump untuk melawan Mueller telah berhasil―sampai batas tertentu. Peringkat persetujuan Mueller telah sedikit menurun (meskipun demikian, peringkat persetujuan Trump juga turun) dalam pemungutan suara CNN. Dalam survei pada bulan Desember, 43 persen menyetujui pekerjaan yang sedang dilakukan Mueller sementara 40 persen tidak menyetujui―selisih yang jauh lebih tipis dari persetujuan 48 persen/ketidaksetujuan 36 persen untuk Mueller dari jajak pendapat CNN sebelumnya, pada musim gugur 2018.
Jajak pendapat yang sama menunjukkan beberapa keinginan publik yang berkurang untuk pemakzulan Trump. Sebanyak 50 persen mengatakan mereka tidak berpikir Trump harus dimakzulkan dan ditendang keluar dari kursi presiden, sementara 43 persen mendukung langkah itu. Angka itu turun dari jajak pendapat September 2018, ketika 47 persen orang mendukung pemakzulan Trump.
Namun seperti yang diungkapkan oleh Jennifer Agiesta dari CNN, jajak pendapat menunjukkan bahwa 43 persen angka dalam jajak pendapat bulan Desember itu adalah angka yang lebih tinggi daripada tiga pendahulu Trump yang diterima ketika jajak pendapat bertanya apakah mereka harus dimakzulkan.)
Nadler, Ketua DPR Nancy Pelosi dan setiap pemimpin Demokrat lainnya akan bersikeras bahwa penyelidikan yang diluncurkan Senin (3/3) adalah tentang membawa akuntabilitas dan pengawasan ke cabang eksekutif―peran cabang legislatif yang tercantum dalam Konstitusi.
Tapi jangan salah: Ini adalah langkah besar pertama Demokrat menuju kemungkinan pemakzulan terhadap Presiden. Pemakzulan adalah sebuah proses―di Kongres, ya, tetapi lebih dari itu, meyakinkan publik (dan bahkan para pejabat Republik terpilih) bahwa ini bukan latihan partisan melainkan pertahanan yang diperlukan untuk cita-cita demokrasi kita.
Upaya itu dimulai hari ini. Tidak ada yang tahu kapan itu berakhir―dan tidak ada yang tahu apakah upaya itu akan berhasil.