Salam potensi,
Meskipun fenomena hipnotis merupakan hal yang alami dan ilmiah, serta dianggap tidak dapat digunakan untuk kepentingan yang bertentangan dengan nilai dasar, namun pada kenyataannya tidak sedikit pelaku kejahatan yang memanfaatkan fenomena ini dalam menjalankan aksi kejahatannya untuk memperdaya korban.
Selain faktor pelaku, ketidak pahaman masyarakat umum pada fenomena hipnosis (tis) justru menjadi penyebab terbesar jatuhnya korban. Maksudnya faktor dari korban itu sendiri, misalnya mudah terpengaruh atau tergiur dengan iming-iming, mudah kagum, terlena, polos hingga terlalu mudah membuka diri. Itu sebabnya korban biasanya adalah kaum perempuan.
Agar sahabat steemians terhindar dari penjahat 'hipnotis', maka anda harus mengenali beberapa cara yang biasanya digunakan untuk mengelabui mangsanya, diantaranya yaitu: menggunakan pendekatan visual (penglihatan) dengan cara memanfaatkan kelelahan otot mata sambil membawa korban ke kondisi trance hipnosis.
Selain pendekatan visual, pelaku juga menjerat korbannya dengan pendekatan auditori (tele-phone) maupun kinestetik tergantung dari karakteristik dominan calon korban, seperti menepuk pundak, sok akrab, memanfaatkan emosi sedih, rasa tidak berdaya sehingga memunculkan rasa iba, emosi gembira atau dengan memberikan harapan-harapan.
Nah, untuk menangkal kejahatan seperti itu, segera lakukan beberapa cara berikut:
Pertama, tetap berusaha tenang, 'bek panik', dan berpikir rasional. Kedua, ucapkan kalimat-kalimat kebaikan (zikir) dalam hati terus menerus; ketiga, bayangkan seolah-olah ada benteng, cahaya atau kekuatan pelindung (Allah SWT) yang selalu melindungi anda; keempat, latih terus rasa syukur, sehingga menjadi bijaksana saat menyikapi iming-iming murahan, terutama dari orang asing.
Bagaimana, sudah siap menghalau pemberi harapan palsu?
Salam potensi
@lailanfsaidina