# Eid ul Fitr and Pattern of Our Friendship | Idul Fitri dan Pola Silaturahim Kita |

in eid-mubarrak •  6 years ago  (edited)



Sending and replying to Eid al-Fitr 1439 H is an activity for the last few days up to the next few days. Speech is generally uniform, can even be a result of copy paste from another sender, or a similar sentence that has been used many years ago, only the year that changed. Naturally, an Aceh writer mentioned Eid al-Fitr greeting is generally the result of plagiarism. If there was an @cheetah on other social media, it would have been invaded to all messages.

It is not possible to update everything like the words of forgiveness of birth and mind and short prayers in Arabic which has become standard sentence—of course. However, it is ridiculous when reading similar words as in previous years, as if there were no other words that were sweeter and meaningful. More ridiculous when someone forgets to replace the sender's name so as to send an apology on behalf of someone else.

A few years ago when Steemit had not yet slid, I wrote congratulations in the form of a funny pantun (traditional poetry) by flicking patterns of friendship during Idul Fitri, Eid al-Adha. I was surprised when two years later, the rhyme I received back at the moment of the holiday but had changed the name of the sender. Some even wrote it on Facebook status. If Steemit had been there then and the rhyme I post, I can prove the rhyme is purely my work.

Advances in informatics technology and the social media presence have changed the pattern of human friendship. Now friendship is no longer physically present, visit each other, shake hands, share stories, and can see expressions directly. Direct communication has been replaced by social media, either in the form of text, sound, photos, video, or some combination or all of them. Although very complete with beautiful visuals, still can not replace the form of friendship directly.

Finally, in social media, we find verbal abuse and in social media, we also find apologies, including on the Steemit platform. Everything appears in a pack that does not always reflect the content. Look at people smiling in social media, appearing in clothing that reflects obedience to religious teachings. Everything is just artificial that obscures sincerity, sincerity, and honesty. The corruptors who caught the money of the people congratulated Eid al-Fitr in the Muslim garb. Smiling with his wife and child with the background of the mosque, as if in this way all his sins are forgiven and he can corrupt again until death comes to him.

That is a fake artificial friendship. They only use every moment for imaging, to cover up lies and falsehoods. And we should never be lulled by the mask that wraps his face. Use the inner eye to uncover their falsehood.

Finally, I also have to say Happy Eid Fitri 1439 H for all Muslims in the world. We are sorry to be born and mentally in case any posts and comments are offensive. Do you see the sincerity in the cliches above? []






Idul Fitri dan Pola Silaturahim Kita

Mengirim dan membalas ucapan selamat Idul Fitri 1439 H menjadi kegiatan selama beberapa hari belakangan ini sampai beberapa hari ke depan. Ucapan umumnya seragam, bahkan bisa jadi hasil copy paste dari pengirim lain, atau kalimat serupa yang sudah digunakan bertahun-tahun silam, hanya tahunnya saja yang berganti. Wajar saja seorang penulis Aceh menyebutkan ucapan selamat Idul Fitri umumnya hasil plagiasi. Seandainya ada @cheetah di media sosial lain, dipastikan dia akan menyerbu ke semua pesan.

Tentu saja tidak mungkin semuanya diperbaharui seperti ucapan maaf lahir dan batin serta doa-doa pendek dalam bahasa Arab yang sudah menjadi kalimat standar. Namun, menggelikan ketika membaca kata-kata serupa seperti tahun-tahun lalu, seolah tidak ada kata-kata lain yang lebih manis dan bermakna. Lebih menggelikan lagi ketika ada yang lupa menggantikan nama pengirim sehingga mengirim permintaan maaf atas nama orang lain.

Beberapa tahun silam ketika Steemit belum meluncur, saya menulis ucapan selamat dalam bentuk pantun lucu dengan menyentil pola silaturahim ketika lebaran, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Saya terkejut ketika sampai dua tahun kemudian, pantun itu saya terima kembali pada momen hari raya tetapi sudah berganti nama pengirim. Bahkan ada yang menulisnya di status Facebook. Seandainya sudah ada Steemit waktu itu dan pantun tersebut saya posting, saya bisa membuktikan pantun tersebut murni karya saya.

Kemajuan teknologi informatika dan kehadiran sosial media telah mengubah pola silaturahim manusia. Sekarang silaturahim tidak lagi hadir secara fisik, saling berkunjung, bersalaman, saling berbagi cerita, dan bisa melihat ekspresi secara langsung. Komunikasi langsung sudah digantikan media sosial, baik berupa teks, suara, foto, video, maupun gabungan beberapa atau semuanya. Meski sangat lengkap dengan visual yang indah, tetap tidak bisa menggantikan bentuk silaturahim secara langsung.

Akhirnya, di media sosial kita menemukan caci-maki dan di media sosial pula kita menemukan permintaan maaf, termasuk di platform Steemit. Semuanya tampil dalam bungkus yang tidak selalu mencerminkan isi. Lihatlah orang-orang tersenyum di media sosial, tampil dalam pakaian yang mencerminkan ketaatan kepada ajaran agama. Semuanya hanyalah artifisial yang mengaburkan kesungguhan, keikhlasan, dan kejujuran. Para koruptor yang menilep uang rakyat mengucapkan selamat Idul Fitri dalam pakaian Muslim. Tersenyum bersama istri dan anak dengan latar belakang masjid, seolah dengan cara demikian seluruh dosa-dosanya terampuni dan dia bisa korupsi lagi sampai kematian mendatanginya.

Itulah silaturahim artifisial yang penuh kepalsuan. Mereka hanya menggunakan setiap momen untuk pencitraan, untuk menutupi kebohongan dan kepalsuan. Dan kita jangan pernah terlena dengan topeng yang membungkus wajahnya. Gunakanlah mata batin untuk menguak kepalsuan mereka.

Akhirnya, saya juga harus mengucapkan Selamat Idul Fitri 1439 H bagi seluruh umat Muslim di dunia. Mohon maaf lahir dan batin seandainya ada postingan dan komentar yang menyinggung perasaan. Apakah Anda melihat kesungguhan dalam kalimat klise di atas?[]





Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Happy Iedil Fitri bang..
Minal Aidin walfaidzin...
Mohon maaf lahir dan batin...
Hope you get a blessed iedil fitri...

Happy Eid Mubarak @adibiqbal. Mohon maaf lahir dan batin juga atas semua kesalahan. Saleum.

Hahahaha....
Jika sampai ada @cheetah di medsos lainnya seperti di steemit, maka ucapan yang di kirimkan kepada sesama akan lebih bervariasi.
Tapi memang akan terlihat lucu jika ada ucapan idul Fitri di datangi @cheetah, terlalu banyak plagiat.

Hehehehe. Hanya lelucon saja Andi. Saleum.

Selamat hari raya idul fitri bang Ayi. Minal Aidil Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Bathin bang ya.

Kewajiban kita untuk menjaga silaturrahmi, selamat hari raya idul fitri thanks bang telah berbagi @ayijufridar

Waaahhh gimana nih? Bisa jadi kedatangan @cheetah memberi insipari membuat ucapan selamat idul fitri dengan bahasa lain. Misalnya gaya matematika, atau eksak atau gaya biologi, puyeg deh pesertanya.

Itulah kemajuan teknoogi yang merasuk ke semua aspek kehidupan umat manusia, termasuk cara bersilaturahmi, meminta maaf, atau terima kasih yg on air, tidak tatap muka, tapi kalo di kampung-kampung masih byak bg @ayijufridar yang walopun uda ngucapin via medsos akhirnya bertemu dan bertatap muka serta berbagi cerita. Heheheeheh...