Profesi Pekerjaan, Mentalitas PNS dan Sebaliknya

in esai •  6 years ago 

image

Indonesia beberapa hari terakhir dan beberapa hari ke depan sedang memasuki masa-masa sibuk. Bukan sebab gaduh jadi tidaknya kenaikan harga BBM, melainkan segala urusan menyangkut CPNS, terutama pemberkasan. Saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri, betapa tema-tema saya kalang kabut mempersiapkan berkas.

Dua malam terakhir, dua orang teman dekat saya bergadang hanya untuk memastikan data-data CPNS-nya lengkap. Selain berkas data diri, fix atau tidaknya pilihan kemana instansi dan daerah yang hendak dituju. Sering, layar laptop di-scrol berulang-ulang hanya untuk melihat berapa orang yang sudah melamar, dsb.

Timbul pertanyaan, mengapa ada banyak orang yang begitu serius mengikuti proses tersebut? Pertama, ada trauma di kalangan masyarakat terhadap hal-hal administrasi. Indonesia terkenal ribet untuk perkara adm. Kedua, PNS masih menjadi sektor andalan bagi mindset. Secara kultural, tatanan ketenagakerjaan Indonesia terbangun demikian. Ketiga, sudah tentu pengangguran di Indonesia masih tinggi.

image

Terhadap mindset ataupun mentalitas, masyarakat Indonesia terbagi dua bagian, secara umum. Mereka yang mendewakan PNS ialah mereka yang melihat PNS bukan sebatas pekerjaan, tetapi tentang prestise. Kalau sudah PNS, merasa diri di atas segala. Kemudian, yang sinis terhadap PNS, mereka ialah golongan yang memiliki keyakinan bahwa PNS itu tidak apa-apanya.

Beberapa model begini, kadang lucu pula, sudah diri hidupnya jelas tidak, malah menggugat PNS. Entah sadar atau tidak, beberapa sinisme akan PNS justru lahir karena ketidakberdayaan diri pribadi.

Tentu itu hanyalah klasifikasi yang amat mainstream, yang masih tersisa ruang untuk diditailkan lagi. Bagi saya, entah apapun profesi pekerjaan, selama ada alasan mengapa harus bekerja di sana dengan profesi tersebut, itu sudah cukup dan baik. Pekerjaan juga tidak selamanya hanya tentang passion. Sesuatu yang 'gue banget'. Tetapi juga tentang melebur dan kebesaran jiwa karena keadaan.

image

Bukankah ada banyak orang yang bekerja karena tuntutan? Kata tuntutan biasanya dengan mudah akan diceramahi; "duh harusnya kamu kerja yang sesuai diri kamu, yang kamu cintai". Maksud yang menasehati sesungguhnya baik, tapi barangkali ia lupa bahwa tidak semua yang kita mau dengan embel-embel gue banget itu mudah diraih. Ini bukan perkara optimis dan pesimis, ada hal-hal yang agaknya harus kita pahami atas nama keadaan. Bukankah hidup ini tak melulu perihal ideal?

Sebagai penutup, sesungguhnya PNS bukanlah hak idaman mertua semata. Melainkan hak segenap bangsa. Mantan, orang-orang frustasi maupun orang-orang yang terlampau serius lagi kaku hidupnya. Apapun itu, awali perkejaan anda dengan bismillah.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Banyak orang tua ingin anaknya menjadi PNS. Ketika saya lulus PNS pada 1997 dan saat yang bersamaan lulus menjadi wartawan Serambi, ummi saya meminta saya mengambil PNS. Tapi saya mencoba berdiskusi untuk memilih jadi jurnalis saja dan ummi setuju. Saya pikir, kita harus bekerja di bidang yang kita sukai.

Idealnya begitu bang. Dan Bg @ayijufridar sudah merasakan nikmatnya bekerja sesuai passion, menjadi sesuatu. Tentu, segalanya telah melewati segala duka maupun suka.