Destinasi Lae Cinendang & Lae Soukhaya Yang Mempesona

Dari Pemuka ke hulu arah kanan atau dikenal dengan Lae Cinendang merupakan wilayah Kecamatan Simpang Kanan beribukota di Lipatkajang. Dari Pemuka ke hulu arah kiri yang dinamakan Lae Souraya masuk ke wilayah Kecamatan Simpang Kiri yang beribukota di Rundeng. Pemuka sendiri masuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Singkil. Yang disebut dengan Sungai Singkil sendiri adalah dari Pemuka ke arah hilir menuju muara samudera Hindia.

Photo oleh Junaidi Hanafiah

Hulu Lae Cinendang yaitu di daerah Kabupaten Pakpak Bharat dan Humbang Hasundutan, Propinsi Sumatera Utara. Sungai-sungai kedua daerah ini bertemu di Lae Cinendang. Untuk Kabupaten Pakpak Bharat sendiri semua sungainya bermuara di Singkil. Sedangkan untuk Kabupaten Humbang Hasundutan hanya sebagian kecil saja yang bermuara di Singkil, selebihnya bermuara di Tapanuli Tengah.

Lae Cinendang mempunyai banyak anak sungai baik besar maupun kecil, air terjun juga ada seperti air terjun Lae Muntu. Untuk anak sungai yang tergolong besar yaitu Lae Sulampi, yang hulunya di Kabupaten Pakpak Bharat, bermuara di Lae Cinendang tepatnya di Desa Tanjung Mas. Lae Sulampi mempunyai anak sungai seperti Lae Petal lengkap dengan air terjunnya.

Photo oleh Komunitas Pencinta Alam Subulussalam

Besarnya Lae Cinendang, jauh lebih besar lagi Lae Souraya. Sungai ini selain lebar juga sangat panjang, maka tak heran sungai ini merupakan sungai terbesar di Propinsi Aceh, bahkan di kawasan Barat Pulau Sumatera. Adapun hulu sungai ini adalah di Kabupaten Aceh Tenggara, sebagian kecil Kabupaten Gayo Lues, Propinsi Aceh. Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Dairi dan sebagian kecil Kabupaten Karo yaitu di daerah Kecamatan Mardinding Lau Baleng, Propinsi Sumatera Utara. Lawe (sungai) Alas merupakan poros utama hulu Lae Souraya. Lawe Gerger, Lawe Mamas, Lawe Bulan dan lain-lain semuanya bertemu di Lawe Alas.

Dari kaki Gunung Leuser Kabupaten Aceh Tenggara dan Gayo Lues juga mengalir ke Lawe Alas. Sedangkan sungai-sungai yang ada di Kabupaten Dairi itu mengalir ke Lae Renun, atau sering juga disebut dengan Lau (sungai) Renun. Air terjun Lae Pandaroh jatuh ke Lae Renun, dan banyak lagi sungai-sungai deras lainnya bertemu di Lae Renun. Lae Renun melewati daerah Sumbul, Sidikalang, Siempatnempu, Tigalingga, Gunung Sitember dan bermuara di Lae Souraya di daerah Bengkung, batas Kabupaten Aceh Tenggara dan Kota Subulussalam.

Selain sungai-sungai dan anak sungai di atas, anak sungai Lae Souraya kawasan Aceh Singkil dan Subulussalam juga sangat banyak, Lae Rikit, Lae Cepu, Lae Longkip, Lae Batu-batu, Lae Singgersing, Lae Langge dan puluhan anak sungai lainnya. Ada air terjun Lae Penuntungan, air deras Alam Indah lengkap dengan irigasinya.

Jadi semua sungai-sungai di Kecamatan Simpang Kiri, Penanggalan, Sultan Daulat, Rundeng, Longkip, Singkohor dan Kota Baharu seluruhnya bertemu di Lae Souraya. Untuk yang tergolong besar adalah Lae Kombih yang hulunya juga di Kabupaten Pakpak Bharat, ada Lae Merempat, Lae Ordi, air terjun Lae Simbelulu, dan banyak lagi anak sungai lainnya yang bertemu di Lae Kombih, dan Lae Kombih sendiri bermuara di Lae Souraya tepatnya di Muara Kombih, sebelah Barat Kota Rundeng.

Jadi, semua sungai yang ada di Kabupaten Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Pakpak Bharat, Dairi, Aceh Tenggara, dan sebagian kecil Gayo Lues, Karo dan Humbang Hasundutan, kesemuanya bermuara di Singkil, Samudera Hindia.

Negeri ini (Singkil), begitu kaya dengan destinasi-destinasi wisatanya yang mempesona. Sehingga tidak heran kalau banyak wisatawan luar negeri yang berwisata ke Singkil ini. Selain daripada Lautnya yang luas juga dengan Sungai-sungainya yang kaya alam. Selain itu ada juga rawanya seluas 81.200 hektare lebih dengan berbagai satwa-satwa yang hidup didalamnya.

SEKILAS TENTANG KERAJAAN SINGKIL

Konon, Masyarakat Singkil dahulunya bermukim di daerah aliaran sungai (DAS) ini. Yang dipimpin oleh kerajaan-kerajaan yang dikenal dengan RAJA SIENAMBELAS (Raja 16) yakni:

Simpang Kanan (Cinendang)
(1). Raja Tanjung Mas, (2). Raja Surau, (3). Raja Selatong, (4). Raja Ujung Limus, (5). Penghulu Pakiraman, (6). Penghulu Sim-sim, (7). Penghulu Rantau Panjang, (8). Penghulu Tanah Merah, (9). Kejeruan Serasah, (10). O.K. Balai Punaga, dan (11). Saping.

Simpang Kiri (Souraya)
(1). Raja Tualang, (2). Raja Kota Baru, (3). Raja Pasir Belo, (4). Raja Binanga, (5). Penghulu Belegen, (6). Penghulu Kumbi, (7). Penghulu Batu-batu, (8). Penghulu Lengkip, (9). Penghulu Samar Dua.

Kala itu daerah Singkil di aneksasikan oleh Kompeni Belanda dan dijadikan Onderafdeeling Singkel pada tahun 1840. Maka ke-20 raja itu tadi disatukan Belanda didalam satu Dewan Rapat. Raja Tualang dan Raja Tanjong Mas adalah raja yang pertama sekali diangkat oleh Sultan Aceh, kedua raja ini dimuliakan derajatnya dengan diberi tongkat dan jambul emas. Sementara raja lainya diberikan tongkat juga namun dengan jambul perak saja. Setiap raja dibantu oleh Pengapit kalau istilah sekarang Menteri-menteri.

Keterangan
Yang dumaksud dengan Lae (Bahasa Singkil) adalah Air yang bermaksud air tawar yakni Sungai.
Selanjutnya Photo yang dimuat sebagai pelengkap.

Semoga bermanfaat

Logo KSI Chapter Barsela

Salam hangat penuh cinta,
@djamidjalal