Pekan Kebudayaan Aceh yang ke-7 tengah berlangsung, pada saat tulisan ini ditayangkan, yakni pada tanggal 12 agustus 2018, Pekan Kebudayaan Aceh sudah memasuki malam ke dua belas. Ini menandakan Pekan Kebudayaan Aceh sebentar lagi akan segera selesai. Tepatnya pada tanggal 15 agustus 2018 mendatang.

Selama perjalanannya, Pekan Kebudayaan Aceh sealu dipadati orang-orang, baik itu perlombaan dan pameran yang diadakan di Blang Padang, Taman Ratu Safiatuddin maupun tempat-tempat lainnya. Terlihat dari antusias masyarakat yang setiap hari dan setiap malam berbondong-bondong memeriahkan Pekan Kebudayaan Aceh yang ke-7 ini.

Ada begitu banyak hal yang menarik perhatian setiap pengunjungnya, mulai dari anjungan dari daerah masing-masing, seperti khang Singkil misalnya yang memiliki anjungan yang sangat elok sekali. Jika kita lihat lagi pada saat memasuki anjungan tersebut terlihat pula arahan selamat datang dalam bahasa Singkil Khoh Kene Khatana Kaum Beak Nami yang artinya Selamat Datang Semuanya Saudara-saudari Kami. Sehingga Kabupaten Aceh Singkil memiliki keunikan anjungan tersendiri. Hal ini pula akan kita lihat dari anjungan-anjungan lainnya, yang tentu memiliki keunikan yang khas.

Ada hal unik lainnya yang dapat kita lihat bersama, yaitu pada poto ini terlihat akun instagram resmi PKA Ke-7 sengaja membuat keterangan atau caption yang berbeda dari akun PKA yang sebelumnya. Yaitu menyertakan seluruh bahasa yang ada di Aceh dalam setiap postingan.

Seperti yang kita lihat pada gambar pertama, akun PKA ke-7 membuat caption dalam bahasa Singkil, begitu juga dengan gambar kedua membuat caption kedalam bahasa Gayo, atau pada gambar yang terakhir membuat caption kedalam bahasa Aneuk Jame.

Menurut saya pribadi ini adalah sesuatu hal yang sangat luar biasa, hal ini pula mengajarkan kita bahwa di Aceh ini terdiri dari berbagai macam suku bangsa, yang kesemuanya menjadi satu dan disebut Aceh. Baik itu Suku Singkil, Suku Gayo, Suku Alas, Suku Aneuk Jamee dan lain sebagainya adalah satu kebangsaan yaitu bangsa Aceh.

Kita begitu kaya dengan adat dan budaya, meski memiliki perbedaan bahasa dan lain sebagainya, namun kita dipersatukan dengan satu nama, yaitu Aceh. Semoga dengan adanya PKA yang diadakan setiap 5 tahun sekali ini dapat meningkatkan kecintaan kita terhadap adat dan budaya. Dan juga tentunya dapat menjadi pemersatu kita selalu orang Aceh.