If You Feel So Bad, Saat Kau Merasa Buruk

in esteem •  7 years ago  (edited)

Kembali kepada perenungan dan instropeksi diri, ada saatnya kita merasa diri kita buruk. Bahkan kita merasa kalau diri kita adalah terburuk di dunia (agak lebay mungkin). Merasa diri buruk dan penuh kekurangan itu wajar saja karena tidak ada manusia yang sempurna. Kekurangan fisik adalah pemberian Allah, sementara kekurangan akal dan ilmu adalah kesalahan kita manusia. Saat kita merasa kekurangan akal dan ilmu mungkin saja kita kurang berpikir dan belajar.

Tapi saat engkau merasa buruk dengan berbabagai kesalahan yang telah kau lakukan, maka itu saatnya untuk memperbaiki dirimu agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bukankah setiap manusia memiliki dosa? Sebagai manusia biasa sangat banyak dosa yang kita lakukan. Mungkin sebanyak butiran pasir di pantai atau sebanyak buih di lautan, sehingga kita malu untuk meminta jannah-Nya. Namun dengan dosa yang kita miliki bahkan kita tidak sanggup menahan siksaan neraka-Nya. Ah, manusia sangat rumit bukan?

Berlawanan dengan hal di atas, bagaimana jika kita merasa buruk atas pandangan orang lain? Manusia merasa buruk atas pandangan manusia lain? Bukankah kita sesama manusia? Siapa yang berhak menilai seorang manusia itu buruk atau baik? Adakah manusia lainnya? Sementara kita sebagai manusia bahkan tidak tau benar bagaimana diri kita sendiri, lalu bagaimana kita bisa memutuskan orang lain itu lebih baik atau lebih buruk dari pada kita. Jika kita terlalu ambil pusing dengan pandangan orang lain terhadap kita maka kita akan terus merasa tertekan dan terpuruk.

Maka tetaplah menjadi pribadi yang baik menurutmu, tanpa memikirkan pendapat orang lain. Pandangan Allah itu yang utama, Allah lebih atau apa yang terlihat dan apa yang tersembunyi, apa yang dikerjakan/diucapkan dan apa yang disembunyikan di dalam hati.

Teruslah memperbaiki dirimu dan lingkungan sekitarmu, mulailah dengan berteman dengan orang yang mengajakmu pada hal kebaikan, bukan teman yang mengajakmu pada hal keburukan. Karena teman yang mengajakmu pada hal keburukan itu sebenarnya adalah musuhmu kelak. Dan sesungguhnya kita dinilai berdasarkan siapa teman kita. Jika kau berteman dengan orang baik maka kau termasuk orang-orang yang baik, demikian sebaliknya jika temanmu adalah orang-orang yang buruk maka kau juga termasuk seperti itu.



Jadi jika orang lain mengatakan kau buruk, so what ever..anggap saja bau kentut yang hanya sementara, begitu angin datang baunya pun akan hilang. Belajar dari bau kentut, siapa yang kentut maka dia lah yang pertama akan mencium baunya. Bagitu juga orang yang mengatakan keburukan orang lain maka sebenarnya dia jauh lebih buruk dari pada orang yang dikatakannya.

Tetap semangat dalam menjalani hidup dan jadilah dirimu sendiri, Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Assalamu’alaikum
@enidahlia
IMG-20180330-WA0007.jpg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

setuju ma kak eni

Makasi mister

Bijak sekali.

Aku suka analogi tentang kentut..inspiratif.

Terinspirasi dari kentut haha

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by enidahlia from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.