Balada Minyak Kutus-kutus (Bagian Pertama)

Kedatangan

Sudah tiga bulan suamiku mendapatkan tugas dinas di luar negeri untuk memandu para peserta tour rohani dan diberi kepercayaan untuk mendirikan cabang perusahaan perjalanan wisata rohani di sana . Alhasil komunikasi pun hanya melalui video call di aplikasi Whatsapp, walaupun bisa melihat wajah dan mendengarkan suara suami terkasih dari smartphone-ku, bagaimanapun rasa rinduku tetap masih bergelora untuk ingin bertemu secara langsung dengannya.

Hari ini aku menunggu kedatangannya di bandara internasional. Di malam yang dingin, jam di tanganku menunjukkan tepat pukul delapan. Aku lihat papan pemberitahuan kedatangan pesawat, ternyata si burung besi yang membawa suamiku pulang telah mendarat. Hatiku berbunga-bunga, ingin rasanya aku melompat pagar pembatas untuk menyusulnya.

Tak terasa sudah lima belas menit aku menunggu di depan ruang tunggu kedatangan, ku lihat seorang pria berbaju warna biru, berkacamata, kulit sawo matang dan berbadan agak tambun, dengan langkah mantap sambil menenteng tas travelling-nya keluar dari ruang pengambilan bagasi.

Aku melambaikan tanganku ke arahnya dan memanggilnya dengan suara nyaring.

"Mas Eko...., mas...., ini aku, Yangti. Sini dong!"

Mas Eko, sang suamiku, memperlihatkan senyumannya yang khas untuk menunjukkan bahwa ia melihatku. Langkahnya dipercepat dan dengan segera di menghampiriku dan mendekap lengan kananku dengan mesra.

"Aduh sayang, aih...aih! Kok, repot-repot jemput aku di bandara. Aku kan bisa pulang naik Taxi online sayang. Katanya dengan nada sedikit manja.

"Aaah! Nggak apa-apa kok mas. Hitung-hitung cari udara segar."

"Mas, pasti capek dan lapar deh! Gimana... kita mampir makan dulu yuk di warung nasi rawon langganan kita?" tanyaku padanya dengan lirikan mata yang agak nakal.

Bersambung......