![](https://steemitimages.com/640x0/https://img.esteem.ws/es6ocwzw9v.jpg)
Sang Jenderal dan Ratu
Terlihat seorang seorang perwira dengan dua tanda bintang dipundaknya berjalan tergesa-gesa di sebuah lorong gedung yang disinari terang lampu-lampu led yang ada di atasnya. Matanya agak sipit, berambut hitam, berbadan tegap dan terlihat bekas luka yang berupa garis miring lurus dari dahi ke arah pipinya, seakan-akan membelah matanya secara miring.
Perwira tersebut bernama Mayor Jenderal Anton, ia seorang perwira tinggi yang menjadi andalan dalam bidang riset dan tekhnologi di Angkatan Darat negara Kuraro. Sebuah negara yang sedang dilanda peperangan sipil akibat perebutan suksesi tahta kerajaan dan melibatkan negara tetangga yang dikenal dengan nama Kokuwe yang mendukung Anlir anak dari selir Raja Babano, seorang penguasa Kuraro yang mangkat lima tahun yang lalu.
Sebagai perwira tinggi di jajaran angkatan perang negara Kuraro, ia bersumpah untuk mendukung anak dari permaisuri raja terdahulu, Cali seorang anak perempuan berusia dua puluhan tahun, yang berparas cantik, cerdas, kadang penuh intrik, rendah hati, humanis dan egaliter, rakyatnya sering menyebutnya sebagai Sang Merak.
Perahu
Pagi itu sang Jenderal mendapatkan pesan aplikasi Wassup Messenger penting dari anak buahnya agar segera datang ke gedung riset angkatan bersenjata Kuraro yang terletak di sebuah lokasi rahasia.
![](https://steemitimages.com/640x0/https://img.esteem.ws/fuguootdsu.jpg)
![](https://steemitimages.com/640x0/https://img.esteem.ws/v0ctlrl6bt.jpg)
Segera setelah membaca pesan dari Letnan Maya, ia segera memanggil ajudannya dari jendela ruang kerjanya, "Sersan Bronto, siapkan mobil! Lima menit lagi kita berangkat ke Mabes."
Sersan Bronto, yang duduk di pos penjagaan, terkejut dan hampir menjatuhkan cangkir kopi yang baru saja akan ia seruput, ketika mendengar suara lantang sang Jenderal.
"Siap Jenderal!", sahutnya dengan lantang dan segera berlari menyiapkan mobil dinas yang baru saja dibersihkan.
Tak lama kemudian, sang Jenderal pun keluar dari kediamannya sambil tergopoh-gopoh merapikan pakaian dinasnya dan segera menuju mobil. Perjalanan menuju gedung riset markas besar militer Kokuro hanya memerlukan waktu setengah jam.
Setelah melewati beberapa pos pemeriksaan dan pengamanan yang ada, terlihat Letnan Maya yang berdiri tegak di depan pintu masuk gedung riset dengan didampingi dua orang prajurit. Letnan Maya, banyak orang mengira dia seorang perempuan karena namanya padahal ia adalah seorang pria tulen yang memiliki segudang prestasi tapi jangan disangka prestasi yang dimaksud bukanlah prestasi dalam bidang persenjataan dan olah fisik, tetapi prestasi tulis menulis dan pandai menulis pidato. Ia pandai membuat laporan yang rapi, loyal dan teliti bahkan seringkali juara dalam bidang karya tulis ilmiah militer dan banyak perwira tinggi yang menginginkan dia sebagai bawahannya. Beruntung sekali Mayjend. Anton bisa merekrutnya menjadi staf dalam bidang penelitian.
"Selamat pagi Jenderal!" Letnan Maya mengangkat tangannya memberi hormat kepada sang Jenderal dan salah seorang pengawalnya membukakan pintu mobil baginya.
"Pagi Letnan!" Mayjend. Anton membalas hormat kepada Letnan Maya.
"Sebaiknya Jenderal menuju ke ruang karantina sekarang", kata Letnan Maya sambil mempersilahkan untuk segera masuk ke dalam gedung riset. Tanpa banyak bicara mereka pun berjalan masuk ke dalam gedung.
Dengan langkah cepat, mereka berdua segera menuju ke ruang karantina yang berada di bagian belakang gedung riset.
"Apakah tim peneliti sudah dipanggil untuk berkumpul disana?" Tanya sang Jenderal sambil menunjuk ruang karantina yang dimaksud.
"Sudah Jenderal!"
Didepan pintu ruang karantina ada tiga orang petugas yang menjaga pintu masuknya. Disebelahnya ada sebuah papan tombol-tombol angka yang sebagai kunci akses masuk kedalam ruangan tersebut. Sang Letnan pun segera menekan tombol-tombol tersebut sambil memasukkan kombinasi angka, dan pusssss.......! Terdengar suara mendesis ketika pintu membuka.
Didalam ruangan tersebut sudah terlihat beberapa orang ilmuwan yang bersliweran sibuk bekerja dan ditengah ruangan terdapat sebuah perahu berwarna putih. Sang Jenderal pun mendekat ke tengah ruangan dan memperhatikan perahu yang bertuliskan Angkatan Laut Kokuwe di bagian belakangnya dan diatasnya sebuah tiang kecil yang tersemat bendara nasional negara tersebut.
Ia naik ke anak tangga yang menopang perahu tersebut dan melongok sebuah tabung besar yang terbuat dari kaca, dan ia pun sedikit terkejut melihat isi tabung tersebut.Ternyata terlihat sesosok tubuh yang aneh dari segi bentuk dan proposionalnya.
Letnan Maya mendekat, sambil dan berbisik, "Jendral, apakah ini adalah mahkluk Alien?"
Sang Jenderal menggelengkan kepalanya, yang menandakan ia juga tidak tahu sesungguhnya mahluk apa yang ada di dalam tabung tersebut. Serta baru kali ini ia melihat mahluk alien dengan mata telanjangsecara langsung.
"Apa mungkin negara Kukowe akan melibatkan mahluk alien dalam perang ini?" kata sang Jenderal.
Sosok mahluk tersebut memiliki tinggi kira-kira seratus centimenter dengan kepala yang agak besar dan memiliki tiga mata bulat, bibirnya lebar, jari tangannya ada tiga, sedang kakinya tidak memiliki jari di telapaknya dan telinganya berada dekat bagian atas kepala.
"Letnan, panggil seorang teknisi dan buka tabung itu, lihat disebelah kanannya ada sebuah tombol," sang Jenderal menunjuk tombol tersebut yang ada ada disebelah kanan tabung kaca itu. Letnan Maya pun memanggil seorang teknisi yang kebetulan berada didekatnya.
Dengan memakai pakaian seperti seorang astronot dan disertai disampingnya seorang petugas keamanan yang mengacungkan pistolnya ke arah tabung kaca tersebut, tangan teknisi itu menekan tombol.
Bussssssss...! Bunyi mendesih dan tabung pun terbuka dan. Tiba-tiba terdengar suara melengking dari mulut mahluk yang telanjang tersebut dan terllihat cairan merah darah yang sedikit tersembur dari selang yang ada didalam tabung tersebu. Semua orang terkejut dan hampir saja petugas keamanan yang ada didekatnya menembakkan pistolnya. Untung sang Letnan memerintahkan agar tenang dan tidak menembak.
Sejenak kemudian suara lengkingan tersebut berhenti,dan segera beberapa orang ilmuwan yang tadi menjauh ketakutan, kini berani untuk mendekat. Mereka mencoba menyentuh mahluk itu dan berunding, akhirnya diputuskan agar memindahkan tubuh tersebut ke sebuah ranjang khusus agar bisa dilakukan pembedahan. Jenderal pun setuju dengan pendapat mereka. Segera beberapa orang ilmuwan mengangkat tubuh mahluk tersebut dari tabung kaca tersebut dengan menggunakan katrol khusus untuk itu. Tak lama kemudian mereka sudah meletakkannya di ranjang tersebut.
Dengan teliti mereka memperhatikan dan melihat setiap centimeter tubuh mahluk itu, dan tak lama kemudian mereka semua membuka masker, seragam dan sarung tangannya. Salah satu dari ilmuwan tersebut berjalan menuju kepada Mayjend. Anton, dengan mimik wajah yang dongkol penuh kekesalan dan memberikan laporannya.
"Jenderal, saya rasa kita tidak perlu kuatir dengan sosok mahluk ini," kata sang ilmuwan.
Dengan wajah heran dan sang Jenderal balik bertanya, "Kenapa?"
"Setelah kami teliti dengan seksama, dan telah ditemukan sesutu yang menarik di telapak kakinya," ilmuwan tersebut menunjuk ke arah ranjang itu.
"Apa maksud anda wahai ilmuwan?"
"Ditelapak kakinya telah kami temukan tulisan yang berbunyi made in China, serta sebuah pesan bertuliskan 'salam dari Anlir' dan tubuhnya sudah kami pastikan terbuat dari karet alami."
Jendral dan Letnan Maya mulutnya ternganga sambil saling bertatapan, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah dikibuli oleh lawannya.(hpx)
Catatan : Foto profil yang ada di gambar atas adalah berasal dari sampul buku berjudul Sex After Dugem, Catatan Seorang Copywriter
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
thank you
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hi @happyphoenix!
Your post was upvoted by @steem-ua, new Steem dApp, using UserAuthority for algorithmic post curation!
Your UA account score is currently 4.516 which ranks you at #1918 across all Steem accounts.
Your rank has dropped 3 places in the last three days (old rank 1915).
In our last Algorithmic Curation Round, consisting of 178 contributions, your post is ranked at #139.
Evaluation of your UA score:
Feel free to join our @steem-ua Discord server
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
thanks
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Lovely drawing.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit