Tentang Kopi dan Ayah

in esteem •  6 years ago 

image

Dulu, ayah selalu mengajariku menikmati secangkir kopi pahit. Walaupun aku menolak, namun ayah tetap menyuruhku menelan, menikmati. Padahal ayah tahu, aku suka teh manis hangat buatan ibu.

"Kenapa harus kopi pahit, Yah?"

"Karena ada setetes kenikmatan di sana."

"Nikmat? Nikmat apaan? Pahit."

"Karena kamu harus belajar, tidak semua hari ada teh manis milik ibu. Akan ada hari di mana kamu harus merasakan sensasi hebat dari secangkir kopi pahit."

Itu kata-kata ayahku 10 tahun yang lalu dan dulu aku tidak mengerti.
Sekarang aku paham, jika tidak semua hari adalah manis, kebahagiaan. Akan ada hari di mana aku harus menelan kepahitan. Tapi tidak untuk aku hindari, tidak pula aku tinggalkan. Karena ayah mengajariku menikmati setiap tetes rasa pahit itu. Dan dia yang kucinta? Adalah secangkir kopi pahit, yang tak mungkin aku tinggalkan.
Kini, manisnya teh hangat milik ibu, telah tercampur rata dengan kopi pahit buatan ayah. Mendarah daging dalam tubuhku dan menjadikanku wanita kuat seperti ibu. Ya, kuat. Ibu selalu bilang, agar aku menjadi wanita hebat.

"Mengalah dan belajar menerima apa yang terjadi tidak harus menjadi murahan, Nak. Tapi mengalah demi kebaikan, saat kamu tersakiti? Saat kamu disakiti? Cukup diam dan berdoalah. Semoga sakit itu nanti menjadi berkah."

"Tapi, Bu. Kenapa orang mengalah selalu sakit disakiti?"

"Karena Allah sayang pada hamba-Nya yang selalu sabar dan mengalah. Pun jika kamu merasa sakit. Nikmatilah, dari sakit yang kamu rasa, kamu akan tumbuh menjadi wanita hebat suatu saat nanti. Bukankah pahitnya kopi telah kau rasakan dari kamu kecil? Sekarang tinggal kamu yang harus menggali rasa sakit itu menjadi bahagia. Ingat kata ibu, tidak ada yang sia-sia di dunia ini."

"Aku akan berusaha, Bu. Doa ibu yang kuminta."

"Dan ingat, tidak ada kata mustahil, selama napas, jiwa dan ragamu masih menyatu."

Aku menggangguk penuh pasti. Dan akan aku telusuri, aku jalani. Setiap jengkal jalan hidup ini. Entah akan seperti kopi pahit milik ayah atau segelas teh manis hangat milik ibu. Aku siap menelan dari segala rasa itu.

"Yah, kenapa aku sukar menjadi orang sabar?" Tanyaku pada ayah lagi.

"Karena sabarmu ada maunya."

"Mau? Maksud ayah apa?"

"Coba tanyakan pada hatimu, Nak. Untuk apa kamu sabar? Atau kenapa kamu sabar?" kata ayah lagi.

"Aku sabar, ya karena ibu dan ayah menyuruh, kan?" jawabku.

"Kamu salah, Nak. Sabar, adalah hal mutlak manusia yang benar-benar bersyukur atas karunia dari Nya. Jangan karena ayah atau ibu. Tapi sabarlah karena untukNya. Paham?"

"Bukankah ayah selalu bilang padamu, jika hidup kadang seperti secangkir kopi hitam dan pahit. Minumlah, nikmatilah dengan sabar dan pelan, insya Allah akan ada kenikmatan dan aroma kehidupan disana."

"Iya, Yah. Saya paham."

"Berjuanglah demi hidupmu sendiri, tidak peduli sepahit apapun kopi yang terhidang, nikmatilah, Nak. Jangan selalu menilai segala sesuatu dari bentuk dan rupa. Semoga kamu mengerti maksud ayah."

Aku pun mengangguk. Mencoba mencerna tiap nasihat dari ayah. Kopi kehidupan dari ayah, adalah kekuatan dalam hidupku. Menyatu dalam nalarku dan menjadikanku tumbuh menjadi wanita yang keras. Keras menjalani hidup yang memang telah mengeras, jatuh bangun terluka aku telan. Karena nasihat ayah, adalah cambuk terhebat di antara gemerlap dunia.

Ketika semua orang bermimpi jadi orang kaya? Ayahku lah yang cuma diam menjadi penikmat kopi kehidupan. Karena hidup? Tidak akan lepas dari suka duka. Kebahagiaan dan penderitaan. Dan kopi hitam dari ayah adalah sandaran dari jiwaku yang kadang kelam.

(Ayah, terima kasih untuk semua yang telah kau lakukan untukku. Semoga engkau bahagia di sisiNya)

Taiwan, 14 Agustus 2018
@jassy

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Mengalah tak berarti kalah.
Hanya memberikan ruang gerak pada hati dan otak agar sedikit lebih dewasa...

Iya mbak. Semoga saya juga bisa slalu mengalah😊😊😊😊😊

Posted using Partiko Android

Sebuah pengajaran yang hebat, setelah membaca ini jadi teringat akan almarhum ayah..😢..cerita yang menarik mba @jassy semoga kita tetap kuat menghadapi hidup ini

Saya juga pas kangen alm ayah Mbak @levinore😢😢. Semangat untuk kita ...!

Posted using Partiko Android

Mengalah bukan berarti kalah, semoga kita semua termasuk orang yang sabar, kuat, dan iklas , super bangat mey

Semoga ayahmu tenang di surga, dan bahagia, doaku selalu bersamamu

Aamiin. Makasih ce @airawati

Posted using Partiko Android

sya klopun maniak kopi, takut klo liat kopi hitam

Halo @jassy, postinganmu semakin bagus! Garuda telah memberi penghargaan dengan voting 100 %. Gunakan tag indonesia dan garudakita untuk memudahkan Garuda menemukan tulisanmu.Tetap menghadirkan konten kreatif ya, Steem On!

Terima kasih @the-garuda

Posted using Partiko Android