Saat Internet Mengulah Lagi

in esteem •  7 years ago 

image
Izinkan saya mengeluh. Mungkin, keluhan ini bisa jadi mewakili perasaan sebagian dari Anda. Jika tidak, nggak apa-apa, kita masih sama-sama steemian.

Hari ini ketika mencoba membuka beberapa tautan yang dikirimkan teman, browser kesayangan saya, chrome, berputar-putar di tempat. Saya reload lagi, begitu juga. Ketimbang menunggu, saya putuskan untuk menuntaskan pipis (baca: buang air seni bukan bukan air kecil). Setelah tuntas, saya buka lagi, chrome itu masih seperti gasing, berputar di tempatnya.

Saya putuskan cek paket data, ternyata isinya masih lumayan. Saya memakai kartu dari provider T. Mungkin juga, T ini provider kesayangan Anda semua. Saya cek, jangan-jangan ini bukan hape saya. Ternyata tidak, ini hape saya. Mereknya O.

Jadi, apa yang salah? Saya pergi ke belakang rumah mengecek tower. Di situ, provider T menancapkan parabolanya untuk membagi sinyal ke pelanggan. Saya curiga jangan-jangan tower itu sudah dicuri. Ternyata tidak, tower itu baik-baik saja, masih berdiri tegak melampaui kubah masjid. Dan ia adem ayem di sana meski diterpa terik matahari. Syukurlah.

Jika tak ada yang salah kenapa sinyal T ini bikin chrome menjerit-jerit? Ketimbang menunggu, saya buka laptop dan menggelar tethering. Lewat command prompt saya coba ping koneksi ke Google. Hasilnya tidak ajaib. Reply dari ping itu menemui request time out dengan lancar. Saya menyimpulkan, koneksi provider T sedang kepayahan. Mungkin ada kendala teknis yang tak pernah dijelaskan detil kepada pelanggan karena selalu disamarkan dengan kata-kata "gangguan jaringan".

Ketimbang melihat chrome berpusing ria, saya memutuskan ke warung kopi saja. Ajaibnya, koneksi internet yang dipancarkan dari WiFi milik provider T ternyata lancar-lancar saja. Saya lega sekaligus gundah melihat hape O. Dalam hati merutuki, katanya dirimu disebut pintar tapi, kok, hari ini mendadak bloon. Namun, urusan koneksi hape O saya kembalikan biar menjadi urusan teknis provider T saja.

Urusan soal internet yang lelet ini terpaksa melambungkan ingatan mundur ke beberapa tahun lalu. Saat itu, belum banyak ponsel pintar yang beredar. Pasar masih dibanjiri ponsel "dungu", sebagian besar dari Cina, dan 3315 di ambang ditinggalkan umat. Alhasil, kebanyakan orang menyedot koneksi internet bukan dari handphone tapi dekstop. Ketika itu, saya mengandalkan internet milik kantor yang koneksinya kembang kempis.

Internet lelet kala itu jadi urusan yang biasa. Bahkan, karena terlalu biasa ia menjadi makanan yang justru sehat. Ketika koneksi internet porak-poranda, kita mampu menjauh sesaat dari dekstop, me-leupie-kan mata.

Tak perlu heran jika koneksi internet lelet bahkan mati pada jam-jam tertentu. Pengaruhnya macam-macam. Bisa jadi karena hujan, angin, bahkan petir. Menelepon provider, mereset tombol router, jarang membantu. Kapasitas koneksi internet di kantor saya ukurannya, saya tidak ingat persis, di bawah 1 Mbps. Namun saya yakin angka ini tak mendekati satu, ya, sodara-sodara.

Bekal internet sekecil itu dibagi untuk empat komputer. Ibarat sebungkus bu prang dimakan berempat, kapan kenyangnya? Menyedihkan, tentu saja, karena kita masih berada dan hidup di negara ketiga. Karena kasta itu pula, kita mesti sadar untuk urusan internet, posisi kita tertinggal jauh dari Korea Selatan. Menyamai Korea Utara, mungkin bisa.

Berbilang tahun setelah itu, urusan internet lelet ternyata masih kita, tepatnya saya, temui. Internet masih lambat dan terganggu ketika banyak orang menggenggam telepon smart di tangan masing-masing. Bahkan ketika berada di dekat tower sekalipun. Jadi, ketika teman saya @bookrak bilang ia susah dapat koneksi karena sedang berada di kampungnya, saya tak perlu tanya adakah tower di sana atau apa merek hapenya. Kami sama-sama paham, ini bukan topik obrolan yang menarik. Sama seperti topik tarik ulur APBA yang kerap nangkring di halaman satu koran.

Inilah keluhan saya hari ini. Maafkan jika Anda ikut terbebani...🙏

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Ya ampun.... Meja ke mana saja.... Taplak mencari-cari....

Lagi nyari sinyal si meja di kampung, han hahaha

Banyak nama samaran, seperti kode rahasia para koruptor. Hahaha.

Supaya ga diciduk kpk bang hahaha

Bahaya that nyan bang.... Kop krak...

Bahaya pakon?

Gara-gara internet, mengeluh, jadi deh tulisan... Ehaaaak! Cit na saja ide bang!

Hehe melepaskan beban sagai hana tatupat mengadu soal jih

@meja droneuh golom abeh neuperiksa sebab akibat lelet provider T, wate neukalon u likot rumoh yang neusangkakan tower T di ceu ternyata mantong teudong teuglong lage teupula. Peuna neuci kueh? Kadang ukheu tower kabeh dipajoh le kamue maka walaupun mantong terdiri atau teudong. Maka hana arti le. Umpama bak bi that lagak udep, on ijoe. Tapi boh bi kabeh dipajoh le tikoh. Keupeu teuh lom bak bi? Meunyo ken tacok pucok ruboh culok ngen teurasi.

Nyan ngeri ide droe neuyue kueh tower. Progresif meunan hahaha. Pajan man ta tet boh bi sigoe?

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by themuray from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.