Hancurkan Mitos Negatif

Orang-orang zaman dahulu begitu percaya dengan yang namanya mitos, dan sampai saat ini mitos-mitos yang mereka warisi selalu melanda pikiran manusia. Sayangnya mitos-mitos yang biasa dibicarakan oleh banyak orang bukanlah sesuatu yang positif, malah justru membuat orang yang mendengarnya menjadi khawatir, kecil hati, atau bahkan hilang semangat.

Begitulah beberapa mitos yang berkembang. Misalnya, ada yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki dahi sempit akan mengalami kesulitan hidup. Ada yang mengatakan orang yang bukan sarjana tidak akan pernah bisa sukses. Bahkan ada pula yang berpikiran bahwa kalau kita berasal dari garis keturunan keluarga yang selalu hidup susah, kita –bahkan anak cucu kita – juga akan hidup susah.

Sebenarnya itu adalah omong kosong. Banyak bukti yang bisa kita pakai untuk meyakinkan diri bahwa mitos negatif seperti itu hanya pantas kita abaikan. Apapun latar belakang kita, yang lebih penting adalah reaksi kita terhadapnya.

Ada orang yang menanggapi mitos-mitos seperti itu dengan sangat serius sampai akhirnya menjadi khawatir mengenai masa depannya. Tapi, tidak sedikit pula yang melihat semua mitos negatif itu hanyalah sebagai sebuah omong kosong yang harus dihancurkan sehingga pola pikir semacam ini tidak diteruskan kepada generasi berikutnya.

Ada ucapan yang sangat inspiratif, mengatakan, kita semua adalah hasil dari apa yang telah kita pikirkan. Karena itu, Anda punya pilihan untuk mau menghancurkan mitos negatif yang sudah ada atau mau memelihara mitos tersebut dalam kehidupan.

Orang yang luar biasa akan membentuk mitos baru yang positif. Non sarjana pun punya kesempatan yang sama untuk sukses. Orang dengan kekurangan fisik pun punya potensi untuk memaksimalkan dirinya. Orang yang berasal dari garis keturunan nenek moyang yang selalu mengalami kesulitan tidak harus dan tidak selalu hidup dalam kesulitan.

Bukan faktor fisik seseorang, bukan dari keturunan mana seseorang berasal, juga bukan berapa banyak gelar yang dimiliki seseorang yang menentukan masa depannya, melainkan individu itu sendiri yang menentukan. Keyakinan, pola pikir, semangat, kerja keraslah yang akan membawa seseorang pada masa depannya yang positif.