Perbedaaan puasa umat islam dan ahli kitab

Apa itu ahli kitab! Pernahkah kalian mendengar sebutan ahli kitab!

Kalau kita pernah mengaji kitab jawo atau kitab kuning, tentunya kita tidak asing dengan sebutan ahli kitab. Ahli kitab adalah umat nabi terdahulu sebelum adanya Rasulullah SAW. Umat nabi yang menerima kitab-kitab Allah SWT, yang kitab tersebut tidak pernah diubah oleh manusia demi kepentingan pribadi dan kelompok. Bukan kafir yang kita jumpai sekarang yang kitabnya telah diubah oleh petinggi mereka.

Umat terdahulu juga pernah diwajibkan untuk melakukan ibadah puasa. Umat nasrani diwajibkan berpuasa pada bulan ramadhan namun mereka ditambah sepuluh hari lagi jadi semuanya menjadi empat puluh hari. Sedangkan umat yahudi di wajibkan puasa, mereka puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga tetapi mereka juga tidur diatas pasir sambil meratap sedih.

Walaupun kita dengan mereka sama-sama diwajibkan berpuasa, namun ada keistimewaan tersendiri puasa yang di wajibkan kepada umat islam yaitu kita disunatkan untuk makan sahur sebelum terbit fajar. Ini dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Amr bin Ash Rasulullah bersabda: perbedaan puasa kita dengan ahli kitab yaitu pada makan sahur...(HR. Muslim)

Puasa ramadhan diwajibkan pada tahun kedua hijriah setelah Nabi hijrah ke Madinah. Pada tahun itu nabi berpuasa dalam keadaan berperang yaitu perang Badr. Saat itu nabi berperang melawan dua hal yaitu perang melawan kafir dan berperang melawan haw nafsu. Namun semangat Rasulullah dan kaum muslimin tidak pernah luntur.

Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk meninggalkan puasa ramadhan, kecuali kita memang dalam keadaan sakit atau berhadast bagi kaum perempuan. Puasa mengajarkan kita banyak hal. Yang pertama mengajarkan kita untuk ikhlas, kedua mengajarkan kita bagaimana rasa lapar dan dahaga orang fakir, sehingga kita bisa belajar untuk bersyukur dan intropeksi diri.