Sang Penghisap Fatamorgana

in fatamorgana •  7 years ago 

image

Ada kebiasaan aneh yang menjadi aktivitas hari-hari bagi penikmat rokok. Sang penghisap mencoba merasakan kenikmatan lewat asap pembakarannya. Mereka berusaha sekeras mungkin untuk mencari kenikmatan semu yang sebenar hanya kenikmatan bayangan fatamorgana semata. Pun demikian jangan coba-coba untuk melarang sang penghisap untuk menghentikan hisapannya. "Duluan saya kenal rokok dengan kamu" kata-kata itu dengan mudah keluar bila ada yang mencoba untuk menghentikannya.

Sepintas perokok seperti orang yang sedang mencari kenikmatan yang belum pernah didapatkannya. Sang penghisap berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan kenikmatan lewat aktifitas asap melalui hisapannya. Dampak negatif akibat rokok seakan-akan suatu pengharapan pasti yang sedang mereka tunggu. Sang penghisap biasanya akan didampingi oleh secangkir kopi. Perpaduan kopi dengan hisapan rokok memberikan kenikmatan tersendiri bagi mereka. Seakan-akan itu merupakan kenikmatan terakhir yang sedang dicari oleh sang penghisap.

Lagi-lagi, peringatan; impoten, gangguan kehamilan, merusak paru-paru, jantung dan lain-lain seakan-akan hanya pesan isapan jempol belaka. Bagi penghisap yang sudah "overload" kecanduannya terhadap hisapan. Tidak usah di larang lagi, hanya tinggal menunggu saja konsekuensi yang akan diterimanya. Yang perlu dijaga tingkah dan perbuatan saat Ia menghisapnya. Harapannya adalah saat sang penghisap melakuan action-nya tidak menggangu orang-orang yang ada sekelilingnya. Silahkan merokok karena itu hak anda, namun otak anda juga perlu digunakan untuk memperhatikan hak orang lain.

image


There are strange habits that become a daily activity for cigarette lovers. The sucker tries to feel pleasure through the burning smoke. They try as hard as possible to find the real pleasure of pseudo only the pleasure of mirage imagination alone. Even so do not try to ban the exploiters to stop suction. "First I know cigarettes with you" the words easily come out when someone tries to stop it.

At first glance smokers like people who are looking for pleasure that has never been obtained. The exploiters make every effort to get pleasure through the smoke activity through hisapan. The negative impact of cigarettes is as if a certain expectation is waiting for them. The sucker will usually be accompanied by a cup of coffee. The combination of coffee with suction cigarettes provide their own pleasure for them. It was as if it was the last enjoyment the sucker was searching for.

Again, warning; Impotence, impaired pregnancy, damaging the lungs, heart and others as if it were just a thumbs-up message. For exploiters who have "overloaded" their addiction to suction. Do not banned anymore, just wait for the consequences that will be received. That needs to be taken care of and act as He sucks it. The hope is when the exploiter does not disrupt the people around him. Please smoke because of your rights, but your brain also needs to be used to pay attention to the rights of others.

image

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Teringat sebuah puisi karya bapakTaufik Ismail tentang rokok yang berjudul "Tuhan Sembilan Centi".
Dalam puisi tersebut diceritakan bahwa rokok bagaikan "tuhan" yang didewakan oleh para penikmat di Indonesia. Diberbagai tempat kita dengan mudah para penikmat rokok, mulai dari kalangan atas yang merokok di ruang ber AC seperti anggota Dewan hingga kalangan bawah seperti di sawah.

Seolah-olah tanpa tempat dan hari tiada rokok. Di Aceh para penikmat rokok di warung kopi juga bisa kita temukan dengan mudah. Indonesia menjadi syurga empuk bagi produsen rokok di dunia; dengan jumlah penduduk yang banyak membuat industri rokok dengan mudah berkembang di tanah air.

Perokok di Indonesia bukan cuma para laki-laki, perempuan bahkan anak-anak tidak luput dari "tuhan sembilan centi" ini. Pernah seorang kawan mengatakan bahwa ada korelasi antara rokok dan kemiskinan di Indonesia. Mungkin saja kolerasi ini butuh kajian mendalam supaya memiliki kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan.

Salam
@usmanosama