Geger Kardus

in fiction •  6 years ago 

Tadi sore saya mampir di sebuah market dekat Simpang Buloh untuk belanja odol, pembersih muka, dan beberapa keperluan lain. Setelah selesai bayar di meja kasir, saya pungut duah buah kardus bekas di luar untuk untuk saya bawa pulang.

image
Ilustrasi (sumber: facebook Abdurrahman)

Saya membutuhkan kardus itu untuk keperluan packing-packing buku. Tapi alangkah kagetnya saya ketika minta izin ke karyawan toko.

"Bang, amanah dari bos, han geubri le couk kardus." (Bang, amanah dari bos, gak boleh lagi ambil kardus) Cegah si Karyawan.
"Pakoun?" (Kenapa?)
"Njan bak drou geuh neutanjoung!" (Itu sama Bos ditanya!)

Dengan perasaan sedih campur malu, saya taruh kembali kardusnya di tempat semula. Saya tidak habis pikir kenapa tidak boleh ambil, hanya satu, dua kardus tidak sampai pun sekilo kalau ditimbang.

Padahal selama ini hampir setiap belanja di situ saya selalu diizinkan, baik oleh karyawan toko atau sama bosnya lansung, ambil kardus satu atau dua biji.

Apakah ini ada hubungannya dengan geger kardus KPU? Wallahu'alam, hanya Tuhan, bos market, dan kardus yang tau.

(Penggalan cerita ini hanya fiksi belaka, adapun tentang kesamaan tempat itu hanya pemanis cerita)

By. @akukamaruzzaman

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!