Bastian

in fiction •  7 years ago  (edited)

IMG_20180204_194712.jpg

Sejujurnya aku tidak bisa mengingat kejadian itu. Tapi Nana bersikeras bahwa ia telah mengenalkan Wempy. Dulu, waktu pertama kali bertemu.

Aku bisa mengingat Nana. Tapi bagian ia memperkenalkan Wempy, menguap tanpa jejak.

"Kamu menceritakan mengenai Bastian. Karakter imajiner yang kamu hidupkan dalam pikiranmu. Untuk membantumu menyusun dialog saat menulis." Nana mengucapkan tanpa ragu.

Waktu itu yang dimaksudkan Nana adalah salah satu dari lima hari bertahun lalu. Aku pemateri pada pelatihan lima hari di Jakarta. Dan Nana adalah salah satu pesertanya.

Aku memutuskan untuk tidak menyanggah. Lalu membiarkan Nana terus bercerita. Terus terang sebelum pertemuan hari ini, terakhir aku melihat Nana adalah di pelatihan itu. Rasanya berbeda dengan yang ku ingat. Jilbab lebar yang dikenakannya tidak bisa menutupi cekung gelap di bawah matanya, juga betapa tirusnya bentuk wajah Nana. Pergelangan tangannya pun terlihat sangat kurus.

Hari itu, aku merasa ada yang berbeda. Kelak setelah Nana tiada, seorang teman membuatku menyadari apa yang berbeda.

Hari itu Nana pulang dengan ceria. Lalu setelah beberapa waktu menuliskan berbagai catatan di blognya, mendadak kabar kematiannya hadir.

Aku menuliskan catatan perpisahan untuk gadis yang mimpi-mimpinya menyentuh banyak orang. Juga mengucapkan perpisahan pada Wempy.

Selesai? Ya, bagian cerita itu selesai. Tapi tidak dengan Bastian.

Kehadiran Nana dan Wempy, serta narasi kuat yang dituliskan gadis itu mengusik Bastian. Dia tak pernah benar-benar hilang dari duniaku. Tapi Wempy seolah memberikan keping kesadaran baru.

IMG_20180204_105511.jpg

Pindah ke kota kecil di pegunungan bukan hanya memutuskan aku dengan bagian kehidupan yang selama ini kujalani dengan tidak nyaman. Tapi juga memberikan kesempatan bagi sisi 'aku' yang selama ini ditekan untuk muncul.

Masa kecilku bukan masa yang terlalu buruk. Menyenangkan malah. Di sayang orang tua dan kerabat, nilai yang bagus di sekolah. Tapi aku tidak seberuntung itu dalam pergaulan.

Anak paling kaya di lorong kami tanpa alasan jelas menjadikan aku sebagai musuh. Dan akibatnya, anak-anak lain harus memilih. Antara film gaban, megaloman, shogun geta, mainan yang beragam, atau berteman dengan si musuh. Tidak sulit untuk menduga apa yang mereka pilih.

Cukup lama aku menghabiskan waktu bermain sendirian, membangun markas di bawah semak-semak, dan tentu saja teman khayalan.

"Saat itu namaku belum menjadi Bastian, kan?"

Aku melirik, tapi Bastian tak menoleh. Kami berdiri di halaman rumah. Aku berdiri, dia bersila di udara.

"Bukan, namamu ku ubah menjadi Bastian saat aku mulai menulis cerpen. Sewaktu aku SMA."

Bastian diam. Lalu duduk di sampingku. "Mengapa Bastian, mengapa bukan Samsul Bahri, Kamarudin, Steve, atau Panini."

"Karena aku merasa konyol pernah menamaimu, Takeshi."

Bastian terbahak-bahak. Dia tentu sudah tahu asal nama itu. Ku ambil dari nama tokoh utama Megaloman. Serial super heroes Jepang yang jelas dipengaruhi oleh genre Kyoday Hero dan Sentai Series

Aku memejamkan mata. Wempy terlalu memengaruhi benakku. Bastian mulai bersikap dan bertindak diluar karakternya.

"Bisakah kamu pergi dulu. Aku butuh sendiri."

Bastian tertawa pelan, lalu berbisik di telingaku. "Jangan bercanda, sejak kapan aku bisa pergi. Aku tak pernah benar-benar ada. Aku hanya ada dalam kepalamu."

Perlahan-lahan ku buka mataku. Bulan bersinar dengan selaput kabut di depannya. Cahaya pucatnya yang samar menerangi halaman. Dingin angin pegunungan berhembus pelan. Mendesirkan helai daun dan ranting pinus.
Tak ada orang lain selain aku di beranda rumah.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Nana oh Nana. Semoga engkau bahagia di sana

Aamiin

Kok serem ya, lagi sendirian pula di flat nih :D

Segera ruqyah. Ngak baek punya kawan setan bang..

Jadi kita ga bisa berkawan lagi. Gitu?

Buahahahaha...bang ariel=setan. Ya Allaaah kleeen ngeri2 kali sebutannya. Aini cuma mengurai...memperjelas apa yang dibilang Bang Sai ke Bang Ariel...

Wait, terlepas dari setan apa bukan, aku suka kisah ini! Lanjutkan, juragan!