The Love That We Share

in fiction •  7 years ago 

kota-seoul_20180102_192725.jpg
cr. google

THE LOVE THAT WE SHARE

Cast : Putra Arya (Ayah), Yulista (Ibu), Haura Nadzifa (6 tahun), Mazaya (3 Bulan)
Genre : Family
Summary : Baca aja sendiri..ahahahahhahaahahaha.
Idenya dari cerita nyata ponakan saya ditambah sebuah film yg bagus. Kkkk~

Selamat membaca.

**

Seoul, Korea Selatan.

Musim semi merupakan musim paling indah didunia ini jika semua negara memiliki pepohonan ataupun bunga-bunga seperti yang ada di korea. Tentu saja dunia ini akan dipenuhi dengan warna-warni dan semerbak harum bunga yang bermekaran dengan indahnya.

Tapi sayang hanya negara-negara yang memiliki empat musim yang bisa menikmati indahnya musim penuh bunga itu. Salah satunya Seoul, korea selatan atau yang lebih dikenal dengan negeri Gingseng.

Di setiap sudut kota dan pegunungan negara itu dipenuhi dengan berbagai warna-warni bunga yang bermekaran. Bahkan disetiap bangunan, gedung juga rumah yang ada di pusat kota Seoul. Salah satunya rumah mewah bergaya eropa milik salah satu pengusaha yang ada di kota itu. Rumah dua lantai itu terlihat indah dengan berbagai bunga bermekaran di tamannya.

Tentu saja dengan rumah seindah itu pasti dimiliki oleh penghuninya yang indah pula. Lihatlah pada seorang anak kecil yang sedang bermain sepeda dihalaman besar itu.

“Mommy, kelualah~” Pinta bocah kecil berumur 6 tahun itu.

“Sebentar Sweetheart~” Jawab seseorang dibalik pintu depan.

Bocah kecil dengan rambut hitam sebahunya yang lembut dan kulit putih dan bibir mungilnya itu. Jika melihat keimutannya, yang bahkan sudah terlihat saat ini, pasti semua orang tua ingin memiliki dirinya sebagai putri mereka.
Tapi orang tua yang beruntung itu sudah memilikinya terlebih dulu, mereka adalah pasangan dari indonesia yang sudah menetap lama di Korea.

Salah satunya ialah Putri Yulista, seorang wanita dengan rambut coklat panjang sampai ke pinggangnya dan kulit seputih salju, pipi chubby dengan bibir peach-nya yang merona. Ia dikategorikan dalam golongan wanita tercantik di sekolahnya dulu ya, karena itu banyak orang yang memperebutkannya, namun hanya satu pria yang bisa mendapatkan dirinya. Dan lelaki itu adalah Putra Arya,

Lelaki tampan dengan rambut hitam, bibir tipis dan satu lesung pipinya yang memesona. Karena kesempurnaan yang mereka miliki bila dipadukan, keduanya seperti hidup dalam sebuah lukisan.

Putri Yulista menikah dengan Putra Arya 6 tahun yang lalu kemudian mereka dikarunia bayi perempuan kecil diberi nama Haura Nadzifa, yang berarti Bidadari yang bersih. Hingga 6 tahun usianya sekarang Haura Nadzifa diasuh dan dididik oleh ibunya sendiri yang selalu dipanggil dengan sebutan ‘mommy’.

“Mommyyyyyy!!!” Panggil bocah kecil itu sekali lagi dengan kesalnya.

“Aiih~ tidak sabaran.” Ucap Ista keluar dari rumah mereka dan mendekati putrinya. “Ada apa?” Tanyanya.

“Apa itu?” Tanya Haura melihat piring ditangan mommy-nya.

“Pancake, ahjumma (bibi) buat untuk Haura.”

“Mauuuu~” Seru bocah cantik itu dengan penuh semangat.
Ista hanya menggelengkan kepala lalu segera berjalan menuju gazebo yang ada ditaman rumahnya. Haura pun mengikutinya dari belakang dengan sepedanya perlahan.

Setelah tiba disana, bocah kecil itu langsung menyamankan dirinya dipangkuan mommy-nya tercinta. Dengan wajah riang Haura menikmati pancake yang disuapi Ista dengan penuh cinta. Mereka menikmati sore yang damai itu dengan wajah bahagia.

Dan saat itu sebuah BMW navy blue yang dikenal dengan BMW seri 8 memasuki halaman besar rumah itu. Langsung saja Haura turun dari pangkuan Ista dan berlari mendahului mobil itu menuju pintu depan.

Dengan wajah riang Haura menunggu seseorang turun dari mobil itu dan menyapanya. Begitu pemilik mobil keluar putri cantik itu langsung menghambur memeluk kakinya.

“Daddyyyy~” Panggil Haura dengan riangnya.

“Ahahaha, semangat sekali anak daddy~” Ucap Arya dengan senyum manisnya.

“Selamat datang daddy~”

“Daddy pulang, sayang~” Ucap pria tampan itu lalu mengambil putrinya dan menggendongnya. “Mommy dimana?”

“Itu…” Tunjuk Haura pada gazebo taman.

Arya langsung berjalan menghampiri belahan jiwanya itu dan memeluknya dengan sebelah tangan. Lelaki tampan itu memgecup kening Ista penuh sayang hingga wanita cantik itu memejamkan matanya.

“Selamat datang, Mas Arya~” Ucap Ista.

“Aku pulang, Sayang~”

“Sini sama mommy, biar daddy mandi dulu.” Ucap Ista memegang pipi si kecil Haura dengan lembutnya.

“Tapi, Haula mau daddy~” Jawab Haura dengan pout dibibirnya.

“Iya, nanti setelah wangi Haula (Panggilan sayangnya) digendong lagi, iya kan daddy?” Tanya Ista melihat suaminya.

“Tentu saja, sekarang daddy bau keringat.” Arya mengernyitkan hidungnya.

“Aniya(Tidak)!! Daddy wangi~ tapi cana mandi dulu.” Ucap Haura kemudian merentangkan tangannya pada Ista.

“Ahaha, baiklah.” Ucap Arya.

Bocah kecil itu langsung memeluk leher mommy-nya dan melihat Daddy tampannya berjalan memasuki istana mereka. Setelah itu Haura kembali bermain sepeda disana dengan pengawasan Ista.

Tidak berapa lama Arya kembali dengan pakaian simplenya yang hanya memakai t-shirt putih dan celana jeans hitam. Lelaki tampan itu langsung duduk disisi Ista dengan tangan yang merangkul bahu istri cantiknya itu.

“Daddy, jalan-jalan yuk~” Ajak Haura kemudian.

“Ayuk~” Jawab Arya cepat.

“Holeeee~” Seru Haura langsung membelokkan sepedanya menuju pintu gerbang.

Dan mereka pun segera berdiri lalu berjalan mengikuti buah hati kesayangan itu keluar dari halaman. Arya mengaitkan jemarinya pada jari Ista kemudian berjalan santai mengikuti putri mereka.

“Dia sangat senang…” Ucap Arya melihat Haura dari belakang.

“Walau seperti ini, sudah sangat membahagiakan.” Jawab Ista melihat tangan mereka.

Ya, selalu seperti itu, setiap sore Arya menyempatkan diri berjalan-jalan bersama keluarga kecilnya. Ia selalu mengisi waktu santainya bersama Haura, buah hati mereka.

Begitu juga dengan Ista yang selalu bisa membagi waktunya dengan pekerjaan dan buah hatinya. Dirinya yang seorang owner sebuah Coffee Shop terkenal di Seoul bisa selalu pulang ke rumah tepat waktunya, Hi Coffee.

Saat menjelang sore keluarga kecil itu pun kembali ke rumah dan bersiap-siap untuk makan malam di luar. Jadwal makan malam di luar selalu ada setiap minggu dan kamis malam atas permintaan Ista. Dan menjadi malam yang selalu dinanti bocah kecil Haura Nadzifa.

“Nanti Haula boleh makan ice cream?” Tanya Haura saat Ista memperbaiki gaun kecilnya.

“Ne (iya), tentu saja.” Jawab Ista.

“Ahjumma (Bibi), nanti makan saja.” Ucap Arya saat maid mereka mengantar sampai pintu depan.

“Ne, selamat jalan tuan, lekas kembali.” Ucap maid itu dengan wajah tenangnya.

Arya memamerkan dimple kebanggaannya sementara Ista hanya menganggukkan kepala lalu segera keluar dari rumah mereka. Haura melambaikan tangannya pada maid ahjumma yang selalu menunggu lambaian tangannya.

Selama dalam perjalanan, Putri kecil itu sibuk bernyanyi dijok belakang dengan Ista yang menyahuti setiap lagunya. Arya hanya tertawa kecil dan menikmati suara kesayangan dalam hidupnya itu.

Sampai akhirnya mereka tiba di sebuah restoran mewah dengan nuansa kuning keemasan yang berkilau. Dinding kaca tembus pandang itu membuat kita bisa melihat setiap lekuk di dalamnya. Karena itu juga Ista menyesuaikan pakaian mereka dengan memakai gaun dan rambut disanggul keatas yang membuatnya begitu anggun, bahkan untuk putri kecilnya Haura.

“Ayo masuk~” Ajak Arya setelah menyerahkan kunci mobilnya pada security disana.

Dan keluarga kecil itu masuk bersama dengan General Manager tempat itu sudah menungu di depan pintu.

“Selamat datang tuan Arya~ selamat malam.”

“Selamat malam, sudah siap?” Tanya Arya.

“Sudah, silahkan~” Ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya kesamping.

Arya langsung menganggukkan kepala dan berjalan dengan Ista menggandeng lengannya dan tangan Ista menggenggam tangan Haura. Benar-benar pemandangan sebuah keluarga yang membuat siapapun iri melihatnya.
Keluarga kecil itu terus berjalan melewati setiap pasang mata yang memandang. Sampai akhirnya mereka tiba dipintu balkon restoran yang menghubungkan area luar tempat itu.

Dihalaman yang biasanya dipenuhi dengan pengunjung itu hanya terlihat satu meja dengan 3 kursi. Dan disekeliling meja itu diletakkan beberapa tiang dengan balon-balon berwarna baby blue dan sapphire blue.
Melihat hal itu Haura langsung berlari menghambur menuju balon-balon kesukaannya. Arya berpaling melihat manager restoran itu dan berterima kasih padanya.

Setelah mengangukkan kepalanya dan tersenyum puas, Lelaki itu meninggalkan keluarga kecil Arya menikmati kebersamaan mereka.

“Memangnya siapa yang ulang tahun, Mas?” Tanya Ista sambil berjalan menuju meja mereka.

“Aku hanya ingin menyenangkan Princess kita.” Jawab Arya.

“Dan aku?” Sambung Ista.

Wanita cantik itu melihat dua lilin terpasang ditengah meja dan satu tangkai mawar biru ditempat piring untuknya berada. Tanpa perlu bertanya, tentu saja Ista tahu mawar itu ditujukan untuk siapa.

“Hmmm, aku tidak pernah melupakanmu~” Ucap Arya lalu mengecup pipi Ista sekilas.

Lelaki tampan itu menarik kursi untuk Ista lalu memamerkan dimplenya yang menawan. Ista hanya bisa mendecak kesal namun tersenyum senang dan segera duduk disana.

Kemudian Arya juga menarik kursi untuk putri kecilnya yang masih sibuk mengagumi balon-balon itu. Tanpa mengatakan apa-apa, Haura langsung kembali dan duduk dikursi itu dengan manisnya.

“Terima kasih daddy~”

“Sama-sama little girl~”

“Haula makan dulu, baru makan ice cream, mengerti?” Ucap Ista.

Haura langsung menganggukkan kepalanya dan segera mengambil tissue dimeja lalu meletakkannya dikerah bajunya. Bocah kecil yang sudah bisa segalanya itu langsung mengambil sendok dan garpunya dengan penuh semangat.

Walau Haura meminta makan sendiri, tapi Arya dan Ista sesekali tetap menyuapinya. Makan malam itu berjalan dengan suasana nyaman dan penuh kebahagiaan. Terutama bila dilihat dari wajah Haura yang selalu menatap kedua orang tuanya penuh cinta.

Bocah kecil itu sangat beruntung memiliki orang tua seperti mereka berdua. Dari keduanya Haura menerima semua cinta yang ada didunia ini. Setiap hari selama 6 tahun kehidupannya putri kecil itu menerima kasih sayang mereka yang begitu besar.

Semoga sampai ia besar nanti, mereka berdua masih tetap seperti ini, menyayanginya dengan sepenuh hati.
Do’a seorang anak kecil.

“Besok kita kemana, daddy?” Tanya Haura setelah menikmati ice creamnya.

“Haula mau kemana? Taman? Pantai? Zootopia?” Arya balik bertanya.

“Mommy mau kemana?” Haura malah bertanya pada Ista mommy-nya.

“Kemanapun Haula suka~” Jawab Ista santai.

“Heee~ pantai saja.”

“Baiklah~ kita ke pantai.” Jawab Arya.

“Yeee~ ayo pulaaang~”

“Lho? Udahan?”

“Yup!!” Jawab Haura langsung berdiri dengan cepat. “Cepat pulang tepat bobo terush cepat pagiii~ ayo mommy~” Ucapnya sambil menarik tangan Ista.

“Mas…” Panggil Ista.

“Baiklah, ayo~ bagaimana dengan balonnya?”

“Bawa pulang daddyyyy~” Seru Haura saat Ista berdiri dan tidak lupa memgambil mawar biru miliknya.

“Baiklah, baiklah~ ayo~”

Arya langsung mendekati keduanya dengan tangan dipinggang Ista dan ia berjalan disisi istri cantiknya itu. Mereka pun segera keluar darisana menuju mobil namun sebelumnya Arya sudah meminta balon-balon itu dibawa kedalam mobilnya.

Saat didalam mobil Haura malah tenggelam dalam balon itu dan tertidur dengan wajah bahagianya. Begitu sampai dirumah Arya langsung mengangkatnya menuju kamar tidur bersama Ista yang berjalan dalam diam disampingnya.
Beberapa maid mereka segera mengambil balon-balon itu dan meletakkannya sembarangan di kamar Haura. Putri kecil itu sudah terlelap dalam mimpinya dengan wajah bahagia.

“Selamat malam, tuan~” Ucap maid itu.

“Selamat istirahat, ahjumma~” Jawab Arya dengan senyum manisnya.

Kemudian pria tampan itu pun melihat Ista yang sedang merapikan selimut putri mereka. Lalu wanita cantik itu pun mengecup kening Haura dengan lembut sambil memejamkan matanya. Arya juga segera mendekat dan melakukan hal yang sama pada buah hati kesayangan mereka.

Setelahnya keduanya pun segera keluar darisana sambil Ista menghidupkan lampu tidur yang temaram diruangan itu. Pasangan yang bahagia itu berjalan perlahan menuju kamar mereka dengan wajah puas dan bahagia.

Lengan Arya melingkar erat dipinggang Ista dan wanita cantik itu menyandarkan sebelah badannya pada suaminya. Keduanya menuju kamar mereka dan berganti baju setelah membersihkan badan dari debu malam hari.

“Malam ini kita tidak perlu membaca cerita.” Ucap Arya.

Ista yang sedang memakai baju menganggukkan kepalanya lalu segera menyusul suaminya itu ditempat tidur mereka. Wanita cantik itu langsung menyamankan diri dalam pelukan hangat itu dan memejamkan matanya.

“Bagaimana pekerjaanmu Mas?” Tanya Ista setelah beberapa saat.

“Semuanya lancar, sampai hari ini tidak ada masalah.” Jawab Arya.

“Syukurlah~”

“Lalu bagaimana dengan Cafe?”

“Mmm, pengunjungnya semakin banyak, pemasukannya melambung~.” Jawab Ista dengan senyum garing.

“Kau sudah bekerja keras sayang, jika ada kesulitan katakan padaku.”

“Hooo~ katakan pada semua karyawanmu untuk selalu ke cafe kita.”

“Lho? Bukankah mereka memang disana?”

“Iya sih, bahkan para nyonya-nyonya mereka selalu bergosip disana.”

“Ahahahaha, apa kau juga ikutan?”

“Mwoo?? Mana mungkin?!” Mata Ista langsung melebar. “Hanya sesekali.” Ucapnya kemudian.

“Ahahahaha~ baiklah, nyonya Arya, ayo tidur~” Ucap Arya membuat Ista langsung memberinya death glare.

Namun kecupan lembut dikeningnya membuat Ista memejamkan mata dengan senyuman. “Selamat tidur Istaku~ I love you.” Ucap Arya.

“Selamat tidur suamiku~” Jawab Ista.

Kemudian wanita cantik itu pun menyamankan dirinya dalam pelukan Arya dan mereka berdua pun menuju mimpi yang sama indahnya dengan putri mereka.

Keesokan harinya.

“Ista…” Panggil Arya tiba-tiba.

Bahkan pria tampan itu baru saja membuka mata melihat matahari yang bahkan belum keluar dari persembunyiannya. Seperti teringat sesuatu Arya memanggil istrinya dengan kening berkerut.

“Ista…” Panggilnya lagi.

Namun yang dipanggil malah semakin menyusupkan diri dalam pelukannya. “Ista~ kau bangun?”

“Mmm~ ada apaaa??”

“Semalam itu jatahku, Ista~ kenapa kau tidur?” Tanya Arya membuat kening Ista semakin berkerut. “Ista!!”

“Aiishh!! Pagi-pagi begini mas~”

“Malam minggu, kau milikku, sayang~”

“Semalam siapa yang bilang selamat tidur?” Tanya Ista tanpa membuka matanya.

“Aku…”

“Terus?”

“Aiissh~ besok malam Haura sudah disini, aku tidak bisa memeluk dan mengambil jatmmm….”

“Shut up!!” Ucap Ista sambil menutup mulut Arya.

“Ista~”

“Mas Arya~ aku masih ngantuk.” Rajuk Ista dengan pout dibibirnya.

“Haura pasti sudah bangun, jangan tidur lagi.”

“Sebentar lagiii~” Jawab Ista semakin menyusupkan wajah kelehernya membuat Arya menyerah.

“Aigoo~ baiklah, Aku bangun dulu, Haula pasti sangat tidak sabar menunggu kita ke pantai.”

“Mmm~” Gumam Ista sambil berbalik kesisi yang lain.

Arya langsung beranjak dari tempat tidurnya lalu segera menuju ke kamar mandi kemudian berpakaian yang simple namun selalu rapi. T-shirt putih dengan celana selututnya dan rambut yang tertata rapi khas seorang direktur.
Setelahnya pria tampan itu langsung turun ke bawah dan bertemu Haura yang baru keluar dari ruang makan mereka.

“Haula?” Panggil Mas.

“Daddyyyyy~” Seru Haura langsung berlari menghambur pada daddynya itu.

Dan Arya pun dengan sigap menyambut lalu menggendong tubuh kecil putrinya dengan gampang. Lelaki tampan itu mengecup ujung hidung Haura dan mengucapkan selamat pagi membuat putri kecilnya tersenyum senang.

“Pagi daddy, ayo kita kepantai.”

“Mmm, ayo~ tapi mommy belum bangun.”

“Mwo (Apa)?? Kenapa? Kemarin mommy janji mau pergi.” Ucap Haura dengan pout dibibirnya.

“Mmm, mommy tidur sebentar lagi, kita tunggu disini saja?” Bujuk Arya.

“Baiklah~ ahjumma lagi buat sarapan.”

“Ohh, jinjjayo(sungguh? Kita makan dipantai?”

“Horeeeee!!!”

“Ahahaha, ayo kita lihat.”
Dan pria tampan itu membawa Haura ke dapur dan melihat maid mereka menyiapkan sarapan. Kemudian memasukkannya kedalam beberapa kotak bekal. Saat mereka selesai, barulah Ista terlihat turun dengan pakaian simplenya namun selalu mengagumkan.

T-shirt abu-abu dipadu jeans hitam dan wajah putih cerahnya terlihat begitu segar. Dengan rambut coklat ikalnya yang diikat ekor kuda ditambah kacamata hitam membuatnya terlihat memesona.

“Sudah siap?” Tanyanya.

“Tentu saja, nyonya Arya~” Jawab Arya dengan smirknya.

Lalu pria tampan itu segera menurunkan Haura dan mengambil kotak bekal mereka dari ahjumma maid. Sementara Haura langsung berlari menyusul mommy-nya setelah mengambil kacamata hitamnya.

Arya hanya menggelengkan kepala saat melihat kedua kesayangannya berjalan tanpa basa-basi menuju mobil mereka.
Selanjutnya, bmw mewah itu pun meninggalkan rumah itu menuju tempat rekreasi yang selalu dikunjungi banyak orang, apalagi bila hari libur tiba.

Arya yang sudah sering membawa keluarganya ke pantai, tidak kesulitan mencari tempat terbaik untuk menghabiskan waktu bersama. Pria tampan itu bahkan sudah memesan tempat yang sedikit sepi pengunjungnya.

Karena ia tidak ingin Ista atau Haura terganggu dengan kebisingan orang-orang disekitar mereka. Dan begitu tiba disana, Haura langsung keluar dan berlari menuju pinggir pantai dimana buih menghempaskan dirinya kepasir.

Sementara Ista dan Arya turun bersamaan dari mobil dengan kacamata hitam yang langsung bertengger diwajah mereka. Pasangan serasi dan memesona itu berjalan dengan santainya menuju tempat duduk mereka dan meletakkan bekalnya disana.

Haura yang selalu suka pantai sudah mulai bermain dengan riak-riak kecil yang menghempas kakinya. Ista yang selalu menjaganya dengan baik juga ikut mendekat kesana dan berdiri tidak jauh darinya.

“Selamat datang tuan Arya~” Ucap pemilik tempat itu.

“Selamat pagi, terima kasih sudah membatasi pengunjung disini.” Jawab Arya.

“Untuk anda semuanya beres, sajangnim.” Jawab lelaki tua itu.

“Ahh, paman jangan begitu.”

“Silahkan menikmati waktu anda, jika perlu sesuatu saya ada disini.”

“Trima kasih paman, Haura pasti ingin bermain dulu.”

“Baiklah, saya permisi.”

“Silahkan.” Angguk Arya.

Kemudian pria tampan itu pun segera berjalan menuju pinggir pantai dan melihat Ista masih berdiri dengan tangan dipinggang. Arya berjalan sedikit mendekat namun riak kecil itu tidak sampai menyentuhnya.

Lelaki tampan itu memilih duduk dipasir sambil menahan tubuhnya dengan kedua tangan sedikit kebelakang, ia menjulurkan kaki kedepan dan menyilangkannya. (Tau posisinya kan?)

Begitu melihatnya, Ista langsung berbalik dan menghampirinya, wanita cantik itu pun duduk dengan posisi yang sama menjulurkan kakinya, tapi dengan punggung yang bersandar dibahu dan lengan Arya yang terlentang dibelakang.

Ista mengadahkan kepala membiarkan sinar matahari menyinari wajahnya yang cantik. Arya hanya menggelengkan kepala lalu berpaling mengawasi Haura yang masih asyik bermain sendirian.

“Ista…” Panggilnya tiba-tiba.

“Hmm?” Jawab Ista tanpa melihatnya.

“Haura selalu bermain sendiri, akan lebih baik jika dia punya teman.”

“Aku temannya.”

“Maksudku, teman sepermainan, teman yang sepadan dengannya.”

“Dia punya saat di sekolah.”

“Itu memang benar, tapi saat dirumah, lebih baik jika dia bermain bersama temannya, atau…mmm~ adiknya.” Ucap Arya.

Ista terdiam sesaat namun detik selanjutynya ia pun berpaling melihat wajah tampan suaminya itu. “Maksudnya adik?”

“Mmm, yaa~ adik, untuk Haura.”

“Mmm, kau ingin punya anak lagi?” Tanya Ista memperjelas perkataan suaminya

“Kau tidak?” Arya balik bertanya.

“A-aku belum memikirkannya, karna aku tidak bisa memberikannya lagi untukmu, ta-tapi jika kau ingin…”

Arya yang kehilangan kata-kata hanya bisa menatap istrinya itu dengan mata melebar dan mulut terbuka. Selama enam tahun ini ia tidak pernah mengungkit tentang anak kedua karena istrinya memang sudah tidak bisa mengandung lagi setelah Mino dilahirkan.

“Aku pernah berpikir untuk adopsi agar kita punya 1 anak lagi dan keluarga kita akan sempurna, tapi yang paling penting Haura akan punya teman bermain.” Jelas Ista dengan kesungguhan dimatanya.

“I-itu...”

“Kenapa mas? Kau tidak suka?”

“Apa? Suka?”Akhirnya Arya mengeluarkan suaranya. “Aku mencintaimu!!!” Ucap Arya memeluk istrinya itu dengan cepat.

“Mas!!”

“Sejak kapan kau berpikir seperti itu? Kenapa kau diam saja?” Tanya Arya kemudian.

“Aku masih tidak yakin, mas.”

“Aku akan menyiapkan segalanya.”

“Masih terlalu cepat, mas.” Ista menenangkan.

“Lebih cepat lebih baik.” Ucap Arya penuh semangat.

“Kurasa itu ide yang bagus.” Ista mengalah akhirnya.

Kedua mata Arya langsung melebar menatapnya. “Aku benar, kan?”

“Mmh~ keluarga kita akan lengkap.”

“Kita harus membicarakannya pada Haura.” Ucap Arya cepat.

“Secepat itu?”

“Mm, tidak boleh?” Tanya Arya dengan wajah memelas.

“Ahahahahaahahaha, tentu boleh sayang, boleh.”

Arya langsung memeluk Ista sekali lagi hingga istri cantik itu terbenam dalam pelukannya dan Ista tertawa dengan riangnya.

Haura yang melihat mereka berdua membuatnya berjalan mendekat hingga berada diujung kaki keduanya. Arya langsung melepas pelukannya dan menatap putri cantiknya penuh arti.

“Haula mau punya adik?” Tanyanya tiba-tiba.

“Mmm, apa itu daddy?” Haura balik bertanya.

“Seorang adik, biar Haula punya teman bermain.” Jelas Ista.

Haura menatap orangtuanya tanpa kata-kata sembari memikirkan apa yang dimaksud dengan Adik dan teman bermain itu, setelah beberapa saat.

“Jangan!! Ndak mau ndak boleh!!” Jawabnya tegas.

“A-apa??” Ista menatapnya tidak percaya.

“Ndak usah, Haula tidak mau adik!!”

“Ke-kenapa? Nanti Haul bisa bermain bersama.”

“Ndak usah!!”

“Haula…”

“Haula mau sendiri saja, tidak usah adik!!”

“Aaa..ooo…” Ista dan Arya saling bertatapan.

Tapi kemudian keduanya tersenyum geli mendengar penolakan dengan bahasa aneh itu. Siapapun yang mendengarnya pasti akan tertawa. Sekeras dan setegas apapun Haura menolak, tapi dengan bahasanya semua akan terdengar begitu menggemaskan.

“Ya sudah, ayo sarapan dulu.” Ucap Ista akhirnya.

Dan mereka pun segera kembali ketempat duduk mereka dan sarapan bersama. Haura yang menolak untuk tidak bermain pasir akhirnya disuapi oleh kedua orang tuanya itu.

Keluarga kecil itu menghabiskan waktu bersama dalam kenyamanan dan kebahagiaan. Khususnya bagi Haura yang bisa menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya seharian penuh.

Sampai malam menjelang Haura tidak menanyakan lagi pembahasan mengenai adik untuknya itu. Ia hanya sangat menikmati waktunya bersama mommy dan daddy-nya, tidak ada yang lebih penting dari itu.

Dan keesokan harinya.

Arya pergi ke kantor dengan penuh semangat karena setelah siang nanti ia akan menuju sebuah panti asuhan. Pria tampan itu berencana untuk segera mengadopsi bayi demi kelengkapan keluarga kecilnya.

Menurut prosedur ia boleh mengadopsi karena Haura anak pertamanya sudah besar, juga ia memiliki keuangan yang cukup untuk membiayai kehidupan anaknya nanti. Bahkan pemilik panti tidak keberatan jika pria tampan itu mengadopsi lebih dari satu bayi.

Tiga bulan masa percobaan, mereka akan dinyatakan lulus tes sebagai orang tua, dan diberikan kepercayaan untuk menjadi orang tua bayi yang tidak pernah tahu siapa orang tua kandungnya.

Dan Arya sungguh ingin memberikan kasih sayang dan tempat berteduh yang nyaman untuk seorang bayi. Agar mereka bisa merasakan kasih sayang orang tua dan bagaimana rasanya mempunyai sebuah keluarga.

“Apa Mrs. Ista setuju?” Tanya pemilik panti setelah Arya mengatakan maksudnya.

“Tentu saja, kami sudah membicarakannya.” Jawab Arya memasang senyum terbaiknya.

“Baiklah, kalau begitu silahkan isi formulirnya seperti biasa tuan Arya, setelah itu kita akan melihat bayinya.”

“Mm, secepat itu?” Arya sangat bersemangat.

“Kami percaya pada anda.”

“Ah, terima kasih.”

Arya langsung mengambil beberapa berkas yang harus diisinya sebelum mengadopsi. Sementara pemilik panti itu hanya tersenyum melihat semangat pria itu yang begitu terlihat.

“Apa anda ingin melihat sekarang?”

“Iya, jika boleh saya juga ingin membawanya pulang.”

“Kalau begitu, hubungi istri anda, lebih baik Mrs.Ista yang membawanya.”

“Ahh, baiklah.”

Tanpa menunggu lagi, Arya langsung menghubungi Ista yang memang ada di toko mereka. Setelahnya pria itu segera mengikuti pemilik panti asuhan itu menuju kamar bayi yang ada disana.

Saat melewati beberapa ruangan, begitu banyaknya anak yang tidak memiliki orang tua. Entah itu karena mereka sudah meninggal atau karena bayi dan anak-anak itu sengaja dibuang ibunya.

Kenapa ada yang tega meninggalkan malaikat-malaikat kecil itu disaat begitu banyak orang lain yang menginginkan mereka.

“Jika seandainya bisa…”

“Anda ingin merawat mereka semua.” Jawab pemilik panti itu mendengar gumaman Arya. “Anda sudah melakukan itu tuan Arya.”

“Apa?”

“Sumbangan anda yang tidak pernah berhenti untuk kami, itu salah satu cara anda merawat mereka.”

“Ahh, aku mengerti. selalu berikan yang terbaik untuk mereka Mrs. Park.”

“Tentu saja, silahkan~” Wanita paruh baya itu membuka pintu kamar yang berisi beberapa box bayi.

Arya langsung masuk kesana dengan wajah sumringah membuat Mrs. Park kembali tersenyum.

“Karena anda ingin bayi berumur tiga bulan, hanya dia yang tersisa.”

“Kami akan merawatnya.” Jawab Arya langsung saat melihat bayi kecil yang sedang tertidur itu.

“Saya percaya, tuan Arya.”

“Mrs. Park ada yang ingin bertemu.” Ucap asisten Mrs. Park dibelakang mereka.

“Ahh, bawa kesini, pasti Mrs. Ista.”

“Benar.”

Tidak berapa lama suara langkah Ista pun terdengar dan memasuki ruangan itu. Arya langsung tersenyum penuh cinta pada istrinya itu.

“Sayang, sini…” Panggil Arya membuat Ista memberinya death glare karena panggilan kecil itu.

“Tuan Arya sepertinya sangat tidak sabar.” Ucap Mrs. Park.

Ista tersenyum simpul kemudian berdiri disamping suami tampannya itu. Ia beralih menatap bayi cantik dalam balutan selimut Baby pink itu tertidur dengan lelapnya.

“Dia tidak punya orang tua?” Tanya Ista.

“Sebulan yang lalu kami menemukannya didepan pintu.”

“Ahh, begitu…baiklah, kami boleh membawanya?”

“Silahkan…”

Ista langsung mengulurkan tangannya dan mengambil bayi yang masih terlelap itu dengan lembut. Dengan sangat hati-hati Ista mengangkat bayi kecil dalam pelukannya yang hangat.

“Kita pulang kerumah little love.” Bisik Ista pelan.

Mrs. Park tersenyum kecil melihat wajah lembut Ista saat menatap bayi dalam pelukannya itu. Dia tidak pernah salah dalam memilih orang tua untuk anak asuhannya disana.

Putra Arya dan Yulista, salah satu pasangan paling sempurna untuk menjadi orang tua. Walau mereka tidak sempurna dalam hal lain, tapi dalam cinta dan kasih sayang mereka bisa jadi pemenangnya.

“Semua dokumen sudah selesai, kalian boleh membawanya.”

“Terima kasih, senang bertemu anda Mrs. Park.” Ucap Ista.

“Dengan anda juga Mrs. Ista, selamat menimang bayi anda.”

“Terima kasih.” Jawab Arya mengulurkan tangannya dan langsung disambut Mrs. Park.

Dan mereka pun segera meninggalkan panti asuhan itu menuju rumah mereka. Dimana Haura sedang menunggu kedatangan mommy-nya tercinta.

“Apa Haura tahu?” Tanya Arya.

“Tidak, aku dari toko baju, Haura sudah pulang bersama bibi.”

“Ohh, dia ke Cafe?”

“Ne, pulang sekolah bibi membawanya karena Haura merajuk.”

“Aigooo~”

“Kau sudah punya nama Mas?” Tanya Ista kemudian.

“Ahh, sudah…karna dia perempuan namanya Mazaya.”

“Mazaya…”

“Bagaimana? Kau suka?”

“Mmm, bagus juga, Haura Nadzifa dan Mazaya.”

“Nee…”

“Mmm, Aya sayang~ ini mommy~” Ucap Ista melihat bayi kecilnya.

“Ayanie? Panggilan yang lucu.”

“Ahahhaha, Aya chan~”

“Dia bukan dari jepang.” Jawab Arya.

“Ck~ Aya-ya~”

“Dia masih kecil, Ista.”

“Terus apa?” Tanya Ista dengan bibir mengerucut.

“Tadi dipanti, kau memanggilnya apa?” Arya balik bertanya.

“Ahh, little love~”

“Manis sekali~” Jawab Arya melihat wajah Ista yang bersemu merah.

“Shut up, Arya~”

“Ahahahaha~”

“Sssst~” Ista menempel telunjuknya dibibir membuat Arya langsung terdiam.

Selanjutnya mereka pun sama-sama terdiam dengan Arya yang fokus pada menyetir namun sesekali tetap melihat Ista. Sementara Ista tidak pernah berpaling dari wajah manis bayi dalam dekapannya itu.

Sampai akhirnya mereka tiba didepan pintu pagar rumah mereka danArya memasukkan mobilnya perlahan sampai didepan pintu. Setelah mobil berhenti dengan cepat pria tampan itu turun dan membuka pintu untuk Ista.

Wanita cantik istrinya itu tersenyum manis sebagai ucapan terima kasih lalu turun darisana dengan perlahan. Kemudian keduanya segera masuk ke dalam namun dengan Arya yang berjalan didepan.

“Kak Haulaaa~” Panggil Arya dengan suara playfullnya.

Ista tersenyum kecil dan berdiri dibelakang suaminya itu karena mengerti maksud Arya. Keduanya tiba-tiba ingin memberikan kejutan pada putri pertama kesayangan mereka.

“Daddyyyy~” Suara Haura terdengar dari taman belakang.

Bocah kecil itu berlari dengan penuh semangat mendengar suara daddy-nya, namun langsung berhenti tidak jauh dari mereka. Saat melihat Ista mommy-nya juga ada disana, bersembunyi dibelakang.

“Daddy? Waeyo (ada apa?)”

“Kami punya kejutan untuk Haula.” Ucap Arya.

“Kejutan?” Tanyanya dengan kepala dimiringkan.

“Nee~ apa Haula siap?”

“Siaaap!!! Haula liaaat!!” Seru Haura penuh semangat.

Arya dan Ista saling berpandangan lalu pria tampan itu pun sedikit bergeser kesamping dan berdiri disisi istrinya. Haura yang tidak mengerti semakin bingung melihat kedua orang tuanya.

Namun saat selimut pink didalam dekapan Ista sedikit bergerak, barulah Haura tahu maksud dari kejutannya.

“Apa itu?” Tanyanya.

“Inilah kejutannya, babygirl~” Ucap Ista.

“Mendekatlah~” Pinta Arya.

Sedikit ragu Haura pun mendekati mommy-nya dengan perlahan. Ista pun menurunkan bayi kecil yang diberi nama Aya itu agar Haura bisa melihatnya.

“Beri salam pada adiknya Kak Haula, namanya Aya.” Ucap Ista.

“Adik? Aya?” Tanya Haura.

“Dia adiknya Haula, kalau sudah besar Haula bisa bermain dengannya.”

“Jinjja? Dia tinggal disini? Sama mommy?”

“Iya, dia tinggal disini bersama kita.”

“Sama kita?”

“Iyaaa~ Haula suka?” Tanya Ista membuat Haura melihatnya.

Wajah keduanya terlihat begitu bahagia dengan senyum manis yang terkembang. Entah apa yang dipikirkan Haura, tapi bocah kecil itu pun menganggukkan kepalanya. Karena itu juga senyum dibibir kedua orang tuanya semakin merekah.

“Selamat datang daddy, mommy, S-Aya~” Ucap Haura kemudian.

Arya langsung mengambil putrinya itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi hingga Haura tertawa dengan riangnya. Lalu mereka segera masuk ke dalam bersama baby Aya yang baru datang ke istana itu.

Ista membawa Aya ke kamarnya dan menidurkan bayi kecil itu ditengah tempat tidur mereka. Setelahnya ia turun ke bawah dan meminta maidnyaa untuk mengambil kantong belanjaan dijok belakang mobil.

Maid-maid itu menemukan beberapa kantong belanjaan berisi perlengkapan bayi, seperti baju, celana sampai kaos kaki kecil-nya. Sepertinya Ista sudah menyiapkan hal itu sebelum Arya menghubunginya tadi.

“Ahjumma (bibi), apa masih kurang?” Tanya Ista.

“Susunya tidak ada, nyonya…” Jawab ahjumma maid setelah melihat semua isinya.

“Ahh, aku lupa.”

“Biar ahjumma yang belikan.”

“Ahjumma pergi bersama mas Arya, beli semua yang tidak ada.”

“Baiklah, ahjumma siap-siap dulu.”

“Iya…” Jawab Ista lalu berpaling mencari suaminya.

Lelaki tampan itu berada diruang makan sedang membuat susu untuk putri pertama mereka. Setelah selesai Arya kembali menggendong Haura dan membawanya pada Ista.

“Kak Haula sudah tidur siang?” Tanya Ista.

“Belum…”

“Mwoo?? Sudah jam berapa ini?”

“Nona kecil tidak mau tidur karna nyonya belum pulang.” Jawab maid yang lain.

“Ahh, aku mengerti. Mas~ pergi belanja bersama ahjumma, Aya tidak punya susu.”

“Ahh, baiklah~ ayo~”

“Ahjumma ambil semua keperluan Aya, ayo Kak Haula tidur sama mommy.” Ucap Ista melihat Haura.

“Haula mau ikut daddy…”

“Tapi Kak Haula belum tidur siang, ayo~ nanti sore Kakak boleh jalan-jalan.”

“Aa, benarkah~ jalan-jalan sama daddy.”

“Iyaaa~”

“Ayo bobo mommy yuk~” Ajak Haura dengan wajah cerah.

Ista hanya menggelengkan kepalanya lalu segera membawa putri cantiknya itu ke kamarnya sendiri. Wanita cantik itu menidurkan Haura lalu memberikannya susu yang sudah dibuat suaminya tadi.

Setelahnya, Ista juga merebahkan dirinya setengah badan hingga kepala Haura tepat dibawah lengannya. Dan wanita cantik itu pun meninabobokan putrinya dengan nyanyian lembut dari suara emasnya.

Sampai susunya habis, Haura sudah terlelap menuju alam mimpinya. Ista pun bangkit dari sana dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 3 sore. Bisa dipastikan Haura akan tidur selama dua jam dan akan bangun dengan cepat untuk meminta jalan-jalan, jika saat bangun putri cantik itu tidak merajuk.

“Sweet dream~ little love.” Bisik Ista mengecup keningnya.

Kemudian wanita cantik itu pun segera keluar darisana menuju kamarnya sendiri dan melihat Arya sudah ada dipintu masuk rumah mereka.

“Lho? Mas?” Tanya Ista bingung.

“Aku membawa susu lebih dulu, siapa tahu Aya bangun dan haus.” Jawab Arya sambil membawa kantong plastik.

Ista tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya melihat wajah tampan suaminya itu. “Mas Arya is the best!!”

“Apaaa??” Wajah playfull Arya terlihat membuat Ista langsung berlari menghambur dalam pelukannya. “Kenapa???”

“Kau sangat mengerti suamiku.” Jawab Ista melingkarkan lengannya dileher Arya.

“Hoo~ tentu saja aku sudah pengalaman, Ista~ ini anak kedua kita.” Jawab Arya membalas pelukan itu dan mengecup bahu Ista.

Jika dikatakan mengecup, tapi pria tampan itu membenamkan wajahnya dibahu Ista yang sedikit terlihat. Arya menghirup aroma wangi dan segar yang selalu melingkari tubuh istri cantiknya itu.

Seolah ia mendapat kekuatan dan semangat lagi setelah memeluk dan diselimuti wangi Ista.

“Aku mencintaimu, Ista~”

“Ouwh~? Benarkah?” Tanya Ista dengan smirknya.

“Dengan seluruh hidupku, aku mencintaimu.” Jawab Arya dengan nada serius membuat Ista tersenyum manis dan membenamkan wajah dibahunya. “Midodawo?” (Percayalah)

“Aku percaya, Aku juga sungguh mencintaimu suamiku~”

“Mmm~ nyonya…” Panggil seseorang tiba-tiba.

“Ya?” Arya yang menjawab tanpa melepas pelukannya.

“Mm, itu…Baby Aya menangis.” Jawab maid itu sambil menunjuk keatas.

“Ohh…” Arya juga ikut melihat keatas. “Aiih!!”

Dan barulah terdengar suara tangisan bayi yang menggema membuat mata Arya melebar. Dan Ista langsung melepas pelukannya lalu berlari menuju tangga.

“Ista susu!!” Seru Arya.

“Ahh, iya!! Berikan!!” Seru Ista kembali pada Arya dan mengambil susu itu.

Setelahnya Ista kembali berlari namun baru sampai setengah tangga suara maid itu kembali menghentikannya.

“Nyonya Ista~”

“Iya?”

“Biar saya buatkan.” Ucapnya.

“Ahh, iya!! Ini…” Ucap Ista meletakkan susu itu ditangga lalu segera berlari menuju kamar secepatnya.

Arya hanya bisa menggelengkan kepala melihat istri cantiknya itu lalu segera keluar dari rumahnya menuju supermarket. Dimana ia meninggalkan ahjumma maid berbelanja sendirian.

Sementara itu Ista yang tiba dikamarnya langsung mendekati Aya dan mengambil bayi itu dalam dekapannya. Wanita cantik itu bergerak kesana kemari untuk mendiamkan tangis Aya sambil bertanya apa yang terjadi.

“Kenapa, hm? Haus ya? Maafkan, mommy dibawah bersama daddy, jangan nangis, maafkan mommy~” Ucap Ista dengan wajah seriusnya.

Entah Aya mengerti atau tidak yang jelas tangisannya berhenti dan mata bulat hitam itu menatap Ista lekat. Seolah mencari tahu siapa yang sudah mengendongnya, suara yang baru pertama kali didengarnya.

“Little love, ini mommy~” Ucap Ista lagi.

Saat itu seorang maid masuk keruangannya dan membawa botol susu kecil ditangannya. Ista langsung mengambilnya dan mengucapkan terima kasih pada wanita itu.

“Ayo minum susunya~” Ucapnya kemudian.

Aya kecil hanya bisa membuka mulutnya dan meminum susu itu dengan penuh semangat. Tatapan matanya tidak pernah beralih dari mata Ista yang menatapnya dengan berbinar.

“Mazaya~” Panggil Ista. “Namamu Mazaya.”

“Hee~” Jawab Aya cepat.

“Ahh!! Kau tertawa! Cantiknya anak mommy!!”

“Heehee~” Jawab Aya lagi.

“Mas Aryaaa!!!” Panggil Ista dengan penuh semangat. Aya langsung melihatnya dengan kening berkerut membuat Ista tersentak kaget. “Ahh, maaf~”

“Mmm~”

“Mommy panggil daddy, daddy namanya Arya, daddy Ar-ya…”

“Hee~”

“Aya juga punya kakak, Haura Nadzifa~ kak Hau-la.”

“Heeaaaam~” Jawab Aya sambil menguap.

“Mwo?? Tidur lagi? Kan baru bangun.”

“Mungkin dia kelelahan, nyonya.”

“Ahh, mungkin saja, ayo bobo lagi~” Ajak Ista lalu mengembalikan Aya ke tempat tidur.

Dan wanita cantik itu juga berbaring seperti ia menidurkan Haura sebelumnya. Maid yang melihatnya hanya bisa tersenyum manis lalu segera keluar darisana.

“Tolong, sesekali lihat Haula.”

“Baik, nyonya.”

“Terima kasih.”

“Sama-sama~”

Selanjutnya Ista pun kembali menidurkan putri keduanya itu entah sampai kapan hingga tanpa sadar akhirnya ia tertidur disana. Bahkan saat Arya kembali istri cantiknya masih tertidur dengan pulas.

Namun tiba-tiba suara tangisan Haura pun terdengar dipintu kamar mereka membuat Arya langsung keluar darisana. Lelaki tampan itu melihat putri pertamanya sedang menangis sambil menutup matanya.

“Aigoo, Kenapa?” Tanya Arya.

“Mommyyyyy~” Panggil Haura dengan tangisnya.

“Mommy didalam, bersama Aya, ayo lihat~” Ajak Arya masuk kedalam kamar.

Haura berjalan perlahan dan melihat mommy-nya masih tertidur dengan nyaman dan bayi kecil itu dalam pelukannya. Langsung saja tangisan Haura kembali terdengar malah semakin keras, bahkan Ista pun terusik dalam tidurnya.

“Ke-kenapa?” Tanya Ista terlihat bingung.

“Ista…” Panggil Arya sambil membawa Haura mendekat.

“Ahh!! Haula sudah bangun, maaf sayang~” Ista langsung bangun dari tidurnya. “Ini mommy.”

“Huaaaaaaa~” Tangis Haura sekali lagi.

**
Tbc...

Saya hanya menyalurkan hoby..ehehehe.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

your story in bahasa . so you have to put Indonesia tag then. good job ..