Disebuah desa yang penuh kedamaian. Midah, wanita tuna asmara yang tak pernah peduli kisah asmara tiba-tiba saja hatinya membara. Mengapa tidak, dihadapannya lewat seorang lelaki berambut panjang membawa ransel.
Midah melongo melihat pria itu. Mulutnya sedikit terbuka. Matanya tak berkedip selama dua menit. Si pria yang kemudian diketahuinya bernama Midun itu pergi begitu saja. Hanya Midah yang melihatnya. Sementara Midun tak pernah mengenal Midah.
Sejak saat itu hari-hari Midah dipenuhi rasa penasaran. Saban hari ia menunggu Midun ditempat ia pertama bertemu. Empat purnama berlalu Midun tak pernah lewat. Disinyalir, Midun sudah pindah tempat.
Punah sudah harapan Midah. Ia hanya bisa melihat Midun lewat akun sosmed. Usut punya usut, ternyata Midah dan Midun mempunyai hobby yang sama. Mereka sama-sama suka Cematok. Midah yang kini menghabiskan hari-hari nya dengan cematok suatu hari dipertemukan kembali dengan Midun. Cangkul di tanah bang Dolah mempertemukan mereka.
foto tidak diketahui credit title nya karena aku mencurinya di mesin pencari
Midah kembali berbunga-bunga. Sangking berbunga-bunga nya, Malika, kembang pete yang dirawatnya sepenuh hati tak sengaja dicangkul sampai ke akar-akarnya. Kekhilafan nya tersebut membuat ia menyesal. Ia kembali menanam Malika. Namun sayang Malika tak bisa hidup normal. Menurut ahli perkebunan ia terjangkit penyakit yang mematikan.
Tidak begitu sial nasib Midah. Biarpun tanaman kesayangan nya mati setidaknya hari itu Midah dipertemukan kembali dengan Midun.
Midun, si pria cuek, tak pernah menghiraukan Midah. Berkali-kali Midah mencoba cari perhatian. Tapi yang ada hanya penantian. Bertahun-tahun Midah menanti Midun. Midun bukannya tidak peka tapi memang tidak suka. Kalimat putus asa itu yang kemudian meruntuhkan semangat Midah. Dirinya kembali menjadi Tuna Asmara sejati.
Tiga tahun berlalu, Midah belum juga bisa melupakan Midun. Tapi ada perkembangan, kali ini fikiran nya tak hanya dikuasai oleh Midun. Sudah ada bang Dolah dalam hati nya. Bang Dolah, si pemilik kebun setidaknya lebih memperhatikannya ketimbang Midun. Tapi sedikit cintanya masih buat Midun.
Hingga pada suatu ketika. Midah tak mau lagi memikirkan kedua laki-laki yang selalu membuatnya deg-degan. Tak lagi cematok, hari-harinya ia habiskan di kasur.
Sekiranya pukul 12.00 siang dini hari, setelah menyantap makan siang. Midah kembali ke aktivitas termalasnya. Ia melanjutkan tidur paginya. Kerjanya hanya makan tidur saja.
Sepuluh menit memejamkan mata, Midah pun tertidur. Kali ini, kuli alam mimpi bekerja baik sekali. Dirakitnya otak Midah kearah delusi yang selama ini memandu hidupnya. Kedua pria yang ku ceritakan tadi hadir dalam mimpinya. Bang dolah mengajak Midah bertemu. Tiba-tiba Midun juga ada ditempat. Bang Dolah yang sepertinya mengetahui jika Midah menyukai Midun berkata Midah dan Midun sedang PDKT. Muka Midun masam. Sudah dikatakan jika Midun tak suka dengan Midah. Midah tak tau harus berbuat apa. Kedua pria yang ia sukai ada dihadapannya. Namun tiba-tiba dalam mimpinya, Ibu bang Dolah datang melamar Midah untuk Bang Dolah. Lagi-lagi ia terkejut. Belum usai mimpinya, Midah dibangunkan dengan telepon bang Dolah yang asli. Dengan samar-samar suara bang Dolah didengarnya. "Midah sudah cematok hari ini?". Midah pun terjaga. Dikiranya bang Dolah akan menyambung harapan dalam mimpinya. Tapi nasib berkata lain. Midah tetaplah seorang tuna asmara yang suatu ketika akan sembuh.
portrait Midah yang kutelusuri dari mesin pencari. Jangan salahkan aku jika tak sesuai harapan.
tulisan ini kubuat ketika aku tak sanggup lagi menahan muntah
Tiba tiba midah wasap hamidah. Dan menceritakan. Dengan terbahak-bahak. Hamidah sakit perut. Dengar cerita mimpi midah
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Itu lah yg namanya jumat barokah. Setiap jumat selalu muncul hal-hal yang tidak penting untuk ditulis.😂 sementara yang penting belum sempat kutulis. Ah aku hanya lagi lelah saja
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit