Demonstran dan Mie Instan

Dulu waktu masih sering genggam Toa (2000-2009), kami tak kenal nasi bungkus. Mie Instan adalah kemewahan bagi kami. Saat itu tak pernah ada yang mengolok kami dengan "pasukan mie instan" seperti sekarang kalau ada yang demo sering di olok dengan "Pasukan Nasi Bungkus (PaNas Bung). Saat itu kami sangat paham akan akibat dari seringnya mengkonsumsi mie instan seperti jabaran para pakar kesehatan, namun apa daya, kalau mau makan nasi pakai lauk ikan tambah sayur itu punya jadwal tertentu, antara tanggal 3-10, setelah itu kami kembali lagi ke Mie Instan, walau tidak tiap waktu makan, karena ada waktu makan yang sengaja kami lupakan, biasanya pagi dan malam kami sering pura-pura lupa ingatan akan makan.

Sekarang, mereka yang dulu Demonstran dan penyuka (karena terpaksa) makan mie Instan pasti ada yang sudah tertata hidupnya. Punya penghasilan, mungkin jabatan yang lumanyan atau apalah, pasti merindukan saat itu. Jangan katakan tidak, jangan pura-pura lupa seperti saat lupa jadwal makan dulu. Jangan karena sudah bisa beli spaghetti udah gak kenal ama mie instan. Jangan karena udah bisa makan di restoran, tidak mau order mie instan. Kawan! Mie instan itu sangat berjasa. Dengan mie instan kalian bisa jadi sarjana. Mie instan membuat kalian mampu berpikir kritis, mie instan menjadikan anda terkenal, jangan lupakan itu kawan! Sesekali, jenguklah dia(mie instan) di warung, supermarket, swalayan atau apalah. Cicipi dia, lupakan sejenak peringatan dokter untuk tidak mengkonsumsi mie instan, anggaplah melepas rindu, menyusuri masa lalu.
Hari ini sudah dua kali saya mengkonsumsi mie Instan, semoga dokter tidak marah.